Minggu, 01 Desember 2019

TONGGERET, SERANGGA PEMILIK SUARA TERKERAS DIANTARA PARA SERANGGA


Secara umum banyak yang belum mengenal tonggeret, walaupun hampir semua orang pernah berjumpa dengan jenis ini.  Serangga dengan suara khas dan keras ini sering dijumpai dikehidupan manusia, biasanya sering muncul dengan suaranya menjelang magrib.  Suara tonggeret seringkali membentuk semacam paduan suara dan bersahut-sahutan dengan keras.
Banyak yang beranggapan suara nyanyian tonggeret hanya dihasilkan oleh individu jantan.  Tetapi, pada dasarnya tonggeret betina juga dapat bernyanyi, namun suara yang dihasilkan oleh betina terdengar lirih atau lembut dan hanya dapat didengar oleh tonggeret jantan.

Tonggeret adalah serangga yang memiliki suara paling keras di antara jenis-jenis serangga lainnya.  Suara senandung yang khas bersautan dilakukan oleh tonggeret jantan dengan tujuan untuk memanggil betina yang akan dikawininya, sebagai sinyal tanda bahaya, dan untuk menakut-nakuti burung yang akan memangsanya. Tonggeret betina hanya memiliki sedikit kantung udara, sehingga hanya menghasilkan nyanyian yang lirih. Sebagian besar abdomen tonggeret betina dipenuhi oleh organ reproduksi dan organ pencernaan sehingga tidak memiliki resonansi suara dan suara yang dihasilkan sangat lemah. Namun, tonggeret betina memiliki kemampuan pendengaran yang lebih sensitive dibandingkan dengan jantannya.
Suara tonggeret dihasilkan oleh sepasang timbal yang terdapat di segmen I dan II abdomen. Timbal ini terdiri dari beberapa selaput yang permukaanya kasar dan mempunyai otot-otot yang dapat meregang dan mengendurkan dinding-dindingnya. Setiap satu kali tarikan otot pada permukaan dinding timbal dapat menghasilkan satu getaran suara. Makin cepat otot-otot tersebut menarik-kendurkan dinding-dindingnya, maka makin cepat getarannya sehingga semakin keras suara yang dihasilkan. Tonggeret jantan dan betina memilki organ pendengaran yang disebut dengan timpanum, yaitu sepasang membran transparan yang terletak di bagian sisi tempat munculnya tungkai belakang yang digunakan untuk menerima suara.
Beberapa spesies tonggeret bernyanyi pada siang hari saat udara panas karena pada saat udara ini dinding timbal dan kantung udara di abdomen ikut meregang sehingga suara yang dihasilkan semakin keras.
Berbeda halnya dengan serangga lain, tonggeret tidak mengunyah makanannya, melainkan dengan cara menancapkan mulutnya yang tajam seperti jarum dan menghisap sari makanan nya dari dalam batang atau akar pohon.
Tonggeret dewasa hidup di pepohonan hanya selama 2 – 4 pekan. Beberapa hari setelah kawin mereka mati. Bahkan beberapa spesies cuma bertahan 3 – 4 hari. Saat bertelur tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan. Namun setelah menetas, nimfa yang dihasilkan jatuh ke tanah.  Mereka lalu menggali lubang, sedalam 30 – 50 cm, dan hidup dalam tanah.  Mereka  menyantap cairan yang ada dalam akar-akar pohon sebagai makanan.
Nimfa akan membuat lubang-lubang kecil dalam tanah dan mengubur dirinya hingga bertahun-tahun lamanya, bahkan, beberapa spesies tonggeret di Amerika Serikat bisa hidup dalam tanah sampai 17 tahun, untuk kemudian merayap keluar menjadi tonggeret muda yang masih berwarna putih pucat dengan ukuran sayap yang relatif kecil.
Tonggeret menyukai hidup di daerah yang memiliki banyak pohon dan bertanah lembap.  Ketika pepohonan banyak ditebangi dan kondisi tanah kering-kerontang populasi tonggeret pun anjlok karena sulit bertahan hidup (Mohamad Ihsan Mallo).

Sumber Acuan:
Anggradewi A. 2008.  Identifikasi Tonggeret (Hemiptera: Cicadidae) di Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas Berdasarkan rekaman suara.  Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
https://jatinangor.itb.ac.id/tonggeret/
https://www.trubus-online.co.id/senandung-tonggeret/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar