Sabtu, 23 Februari 2013

INVENTARISASI HUTAN: Defenisi, Peranan dan Ruang Lingkup


A. Pengertian
Ilmu Inventarisasi hutan adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang membahas tentang metode penaksiran potensi hutan.
Metode penaksiran adalah cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen dari suatu obyek yang menjadi sasaran pengamatan untuk mengetahui sifat- sifat dari obyek yang bersangkutan.
Potensi hutan adalah nilai kekayaan yang terkandung dalam suatu lahan hutan, baik yang secara nyata ada pada saat pengamatan maupun prakiraan pengembangan / pertumbuhannya pada masa mendatang. Potensi hutan meliputi potensi fisik dan potensi hayati (biologis). Potensi fisik terkait dengan kondisi tanah, kondisi iklim dan kondisi topografi lahan hutan. Sedang potensi hayati meliputi stuktur dan komposisi  vegetasi (khususnya  pohon), serta diversitas dan jumlah satwa dalam lahan hutan yang bersangkutan.
Sebagai cabang ilmu, inventarisasi hutan dapat didefenisikan sebagai suatu cabang ilmu kehutanan yang membahas tentang cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen-elemen dari suatu lahan hutan untuk mengetahui sifat-sifat dan / atau nilai kekayaan yang ada di atas lahan hutan yang bersangkutan. Istilah lain yang sama pengertiannya dengan inventarisasi hutan antara lain adalah:

Kamis, 14 Februari 2013

SAMPLING


Sensus dan Sampling
Inventarisasi hutan merupakan salah satu cabang ilmu kehutanan yang membahas tentang metode penaksiran potensi hutan.  Untuk mengetahui sifat-sifat  dari suatu populasi  umumnya tidak dilakukan terhadap semua anggota populasi secara penuh (sensus), tetapi hanya dilakukan terhadap sebagian anggota populasi yang terpilih sebagai pewakil (sampling).  Demikian pula halnya dengan pengamatan potensi hutan, umumnya dilakukan pada sejumlah satuan pewakil atau contoh, dimana satuan tersebut dapat berupa pohon, satuan luas, maupun satuan-satuan lainnya.
Walaupun metode sensus jarang  digunakan dalam menaksir potensi hutan.  Namun, perlu juga diketahui perbedaan antara sensus dan sampling.  Sensus adalah cara pengumpulan data dengan mencatat seluruh objek yang akan diamati.  Misalnya untuk menghitung populasi ikan di kolam, yaitu dengan cara menguras air kolam dan menghitung secara langsung seluruh ikan yang berada di kolam.  Sedangkan sampling adalah  cara pengumpulan data dengan cara mencatat sebagian objek dari objek yang akan diamati.  Misalnya untuk menghitung populasi  ikan di suatu teluk, dilakukan dengan cara mengambil sampel di suatu bagian dari teluk tersebut.

ORNITOLOGI


    Burung merupakan satwa yang paling elok, paling merdu, paling dikagumi, paling banyak ditelaah, dan paling gigih dibela.  Jumlahnya jauh melebihi semua vertebrata lain kecuali ikan, dan dapat ditemukan di seluruh pelosok dunia, dari tepi tudung es kutub serta Lereng Himalaya dan Andes yang paling tinggi sampai laut paling bergolak, rimba yang paling gelap, gurun yang paling tandus, dan kota yang paling berjejal.  Beberapa macam di antaranya bahkan memasuki lingkungan ikan sampai sedalam 30 meter atau lebih.
Burung merupakan satwa yang memberikan sumbangan besar bagi kemakmuran manusia.  Di antara segala jenis burung di dunia, tidak ada yang lebih akrab persekutuannya dengan manusia atau lebih besar sumbangannya bagi kemakmuran manusia daripada ayam hutan merah Gallus gallus.  Dari jenis ini telah diturunkan banyak varietas ayam piaraan dan kini jumlahnya bermilyar-milyar. 
Dengan segala kelebihan tersebut, menjadikan burung  paling banyak diamati, paling banyak diteliti dan paling banyak didokumentasikan.  Sehingga ilmu yang mempelajari satwa ini merupakan salah satu ilmu tertua dan paling awal berkembang.  Ornitologi merupakan ilmu yang khusus mendalami tentang seluk burung, sedangkan orang mempelajari bidang ilmu ini disebut ornitolog.  Terdapat berbagai macam defenisi dari ilmu ini, dua diantaranya yaitu:
§  Ornitologi merupakan ilmu pengetahuan tentang burung, termasuk deskripsi dan klasifikasi, penyebaran, dan kehidupannya (sumber: kbbi).
§  Ornitologi (dari Bahasa Yunani: ορνισ, ornis, "burung"; dan λόγος, logos, "ilmu") adalah cabang zoologi yang mempelajari burung.
Sejarah ornitologi Indonesia
Menurut Somadikarta 2007 periode pengetahuan avifauna di indonesia terbagi dalam dua periode yaitu:
a.      Pengetahuan tentang avifauna Indonesia sebelum tahun 1758
  • Steinmann dapat mengidentifikasi sebanyak tidak kurang 12 jenis burung yang terdapat di beberapa Candi di Pulau Jawa.
  • Bemmel tidak meragukan bahwa Rumphius (1627-1702) mencatat tidak kurang 50 spesies burung dari Maluku dan sekitarnya dalam naskah bukunya berjudul “Amboinsch Dierboek”.
  •  Catatan tentang burung Rumphius ini dibajak dan dijadikan dasar oleh F. Valentijn (1726) untuk menulis bab tentang burung dalam bukunya “Oud- en Nieuw Oost-Indien (Vol. 3)
  •  Keyakinan bahwa Valentijn telah membajak naskah Rumphius, dapat dibaca dalam buku Valentijn Oud-en Nieuw Oost-Indien (1726: hlm.299) yang mengatakan bahwa ia (Valentijn) telah merasakan daging Kasuari pada tahun 1668.
  • Sampai tahun 1685, Valentijn belum diberitakan bahwa ia sudah ada di Hindia Timur (East Indies).
b.      Pengetahuan tentang avifauna Indonesia sesudah tahun 1758
Lebih dari 4300 taksa baru burung Indonesia yang ditemukan antara tahun 1758 – 2004 dipertelakan oleh lebih kurang  120 ornitolog mancanegara.
Sejarah Ornitologi pada masing-masing wilayah di Indonesia, yaitu:
Sejarah ornitologi Pulau Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya:
  • Marle, J.G. van & K.H. Voous. 1988. A chronological historical synopsis of ornithological exploration in Sumatra. (In) J.G. van Marle & K.H. Voous. The birds of Sumatra. B.O.U. Check-list No. 10. B.O.U., Tring: 44-49.
Sejarah ornitologi Pulau Jawa, Kalimantan, dan di sekitarnya:
  • Finsch, O. 1906. Zur Erforschungsgeschichte der Ornis Javas. J. Orn., 54: 301- 321. Kalimantan (Borneo):
  •  Salvadori, T. 1874. Notizie storiche intorno all’ornitologia di Borneo. (In) T. Salavadori. Catalogo sistematico degli uccelli di Borneo. Ann. Mus. Civ. Stor. Nat. Genova, 5: vii – xii.
Sejarah ornitologi kawasan Wallacea:
  •      Bruce, M.D. 1986. A chronological historical synopsis of ornithological exploration in Wallacea. (In)        C.M.N. White & M.D. Bruce. The birds of Wallacea (Sulawesi, The Moluccas & Lesser Sunda Islands, Indonesia). B.O.U. Check-list No. 7. B.O.U., London: 68- 75.- 16 -
Sejarah ornitologi kawasan Papua dan pulau-pulau di sekitarnya:
  • Frith, C.B. 1979. Ornithological literature of the Papuan Subregion 1915 to 1976: an annotated bibliography. Bull. American Mus. Nat. Hist., 164, Art. 3: 379-465.
  •  Salvadori, T. 1874. Catalogo sistematico degli uccelli di Borneo con note ed osservazioni di G. Doria ed O. Beccari intorno alle specie da essi racolte nel Ragiato di Sarawak (kiri), dan Salvadori. T. Ornitologia della Papuasia e delle Molucche. Parte Prima (1880).
Peran Ornitolog Indonesia
Pakar perburungan Indonesia memperoleh banyak pengetahuan pada saat melanjutkan kuliah di luar negeri dan atau secara otodidak.  Jumlah penulis ilmiah bangsa Indonesia yang menerbitkan artikel ornitologi meningkat  tajam pada dekade 1994-2004.  
Kondisi Sekarang
  • Ornitolog lebih terpusat di Jawa dan Sumatra.
  • Beberapa tempat selain Jawa memiliki ornitolog yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya daerah yang berdekatan dengan Pulau Jawa.
  • Khusus Sulawesi, semuanya merupakan ornitolog lokal yang berasal dari Sulawesi.  Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara merupakan daerah paling maju dan paling aktif di Indonesia Timur
Bapak Ornitolog Indonesia
Prof Dr Soekarja Somadikarta merupakan ornitolog senior asli Indonesia.  Ketekunan dan kiprahnya di dunia ornitologi selama hampir setengah abad telah berhasil membawanya mendapatkan penghargaan di dunia internasional maupun Tanah Air.
Soekarja lahir di Bandung 21 April 1930 sebagai anak pertama dari lima bersaudara. Ia memperoleh gelar sarjana sains dari Akademi Nasional pada 1953 dan memperoleh gelar Doktor dari Freie University Berlin, Jerman pada 1959.
Setelah kembali ke Indonesia, ia langsung mendapat tugas memberikan kuliah Zoologi untuk mahasiswa tingkat pertama Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia di Bogor.

Pertemuan Pertama Kuliah Ornitologi.
Bacaan Utama:
1.      Soekarja Somadikarta. 2007. Tinjauan sekilas sejarah ornitologi Indonesia: lebih dari 99% holotipe burung Indonesia disimpan di koleksi museum manca negara.  2007.
2.      Roger Tory Peterson. 1981.The Birds. 

Minggu, 03 Februari 2013

Berbagilah Maka Akan Berbahagia

         Suatu ketika Ibnu Mubarak hendak menjalankan ibadah haji. Semua perbekalan telah lama ia kumpulkan sampai benar-benar siap berangkat.
         Belum lama beranjak dari kampungnya, ia menyaksikan sesuatu yang menarik perhatian. Seorang wanita renta sedang mengais-ngais di tempat sampah, mengambil sesuatu, lalu memasaknya.
Ketika ditanya apa yang ia masak, wanita tersebut menjawab, “Ini haram bagimu, tapi halal bagiku.”
Setelah diselidiki, makanan tersebut ternyata bangkai seekor ayam. Ia terpaksa memasaknya karena keadaan darurat. Ia sudah tiga hari tidak makan.  Melihat keadaan tersebut, Ibnu Mubarak langsung menggagalkan niat berangkat ke Makkah. Ia serahkan seluruh perbekalannya kepada sang nenek.
        Beberapa waktu setelah kejadian itu, suatu malam, Ibnu Mubarak dikejutkan oleh datangnya mimpi, seseorang datang dan berkata, “Hajjan mabruran, wa sa’yan masykuran, wa dzanban maghfuran (hajimu mabrur, sa’imu diterima, dan dosamu diampuni).”
Muslim Hakiki
        Muslim yang hakiki, hatinya akan gelisah saat menyaksikan orang lain susah. Ia tidak akan tenang jika mendiamkannya. Tangannya “gatal” untuk segera memberi pertolongan.  Muslim yang baik tak mungkin bersikap egois, hanya mementingkan dirinya sendiri. Jika dia mendapatkan kebahagiaan, ia ingin membaginya. Ia tidak ingin senang sendiri. Ia bahagia ketika orang lain bahagia. Ia senang ketika orang lain senang. Demikian juga sebaliknya.
        Ibnu Abbas adalah sosok Sahabat yang mewakili hal tersebut. Suatu ketika ia berkata, “Ada tiga karakteristik dari diriku. Pertama, setiap kali hujan mengguyur bumi, aku pasti memuji Allah dan aku merasa senang karenanya, meskipun aku tidak punya hewan ternak yang kehausan. Kedua, setiap kali aku mendengar ada seorang hakim yang adil, aku pasti mendoakan kebaikan untuknya sekalipun aku tidak punya perkara yang akan diputuskannya. Ketiga, setiap kali aku memahami maksud satu ayat dalam al-Qur`an, aku selalu ingin orang lain juga memahaminya sebagaimana aku memahaminya.”
        Itulah sebabnya Rasulullah SAW memotivasi kita dengan ucapan, ”Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sedekah yang paling afdhal,” (Riwayat Ibnu Abid-Dunya).
        Tentu saja Rasulullah SAW bukan sekadar bersabda. Dalam kesehariannya beliau adalah sosok pemimpin yang sangat peka dan peduli.
         Suatu hari Rasulullah SAW melihat seorang pemuda yang murung dan tak bergairah. Beliau segera menyapanya dengan lembut, “Apa gerangan yang menjadikanmu murung, langkahmu lunglai, dan semangat hidupmu sirna, wahai pemuda?”  Setelah mendapat jawaban dari pemuda tersebut, beliau pun mengajarkan sebuah doa yang jika diamalkan akan menyelesaikan banyak masalah.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah, dan malas, bakhil dan penakut, terlilit hutang dan kesewenang-wenangan orang.” (Riwayat Bukhari 7/158).
Banyak orang yang datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan putus asa. Setelah bertemu dengan beliau, tak lama kemudian wajah mereka berubah menjadi optimis. Tadinya duka menjadi suka, murung menjadi ceria.
         Semua orang yang datang kepada beliau selalu dilayani, dihormati, dan diberi perhatian yang baik. Tak segan-segan beliau menawarkan solusi, motivasi, harapan, dan pemecahan masalah yang kongkrit, sederhana, dan bisa dikerjakan.
         Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda, ”Siapa yang menyelamatkan orang dari kesusahan, maka Allah akan menyelamatkannya dari kesusahan pada hari kiamat,” (Riwayat Ahmad).
Ketika seorang wanita datang dan minta diceraikan dari suaminya, Rasulullah SAW memanggil sang suami. Setelah melihat sang suami, beliau menasehatinya agar mandi, menggosok gigi, memakai pakaian yang rapi, menyisir rambut, dan tak lupa memakai parfum.   Beliau melihat pokok masalahnya ada pada sang suami yang berpenampilan kusam, jorok, dan tak menggairahkan. Setelah suaminya berganti penampilan, sang istri pun mengurungkan niatnya untuk minta cerai.
Pengusir Duka dan Masalah
         Berbuat baik dan menebar kebajikan kepada orang lain merupakan hal penting dalam mengusir kedukaan dan melenyapkan kesedihan. Pengaruh positif dari perbuatan baik dan usaha menebarkan kebaikan itu tidak saja berdampak kepada orang lain, tetapi akan kembali kepada pelakunya.
Pengaruh yang paling nyata adalah lenyapnya kesedihan dan kedukaan. Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits bersabda, ”Berbuat baik akan menghindarkan seseorang dari keburukan dan kehancuran yang membinasakan. Orang yang selalu berbuat baik di dunia adalah orang yang baik di akhirat.” (Riwayat Hakim)
         Kalau berbuat baik kepada manusia merupakan keutamaan, lalu bagaimana jika berbuat baik kepada sesama Muslim?   Persaudaraan sesama Muslim dalam satu akidah merupakan ikatan persaudaraan yang lebih kuat dibanding ikatan darah, apalagi ikatan kepentingan. Persaudaraan ini akan menumbuhkan cinta, kasih sayang, saling menolong, saling memberi, dan saling menolak kejahatan.
         Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW berkata ”Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (sesama Muslim),” (Riwayat Ahmad).
Jika kita dapati ada seorang Muslim kelaparan, kewajiban kita memberi makanan dan mendermakan sebagian dari harta yang kita miliki.  Jika kita mendapati saudara kita terkena PHK, kita wajib memberinya pekerjaan, minimal ikut serta mencarikan dan membantunya mendapatkan pekerjaan baru.  Demikian juga ketika kita mendapati saudara sesama Muslim dizalimi, tugas kita menghilangkan kezaliman tersebut dengan berbagai cara. Setidak-tidaknya kita ikut menghiburnya, memberi harapan, memotivasi, dan menasehatkan kesabaran kepadanya. Membiarkan saudara sesama Muslim dizalimi merupakan pengingkaran terhadap nilai persaudaraan dan keimanan.
        Hal yang sama, ketika kita mendapati saudara sesama Muslim yang sakit, maka kewajiban kita untuk membawanya ke dokter, merawat, dan mengobatinya, atau setidaknya menjenguk dan mendoakannya.
Intinya, setiap kita mendapati saudara sesama Muslim tertimpa musibah, adalah kewajiban kita untuk menghilangkan musibah itu, minimal meringankan penderitaannya. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kedukaan seorang Muslim, maka Allah akan menghilangkan kedukaan dari kedukaan-kedukaan di hari kiamat darinya.” (Riwayat Bukhari)
Berbagilah, Berbahagialah!
        Lahan beramal shaleh kini terhampar di depan kita. Alangkah banyaknya saudara kita yang bermasalah, mulai dari masalah pribadi, keluarga, hingga masalah sosial kemasyarakatan. Dari masalah ekonomi hingga masalah negara. Semua menjadi lahan kita untuk ikut serta memecahkannya.
        Akhirnya, kita akan menjadi kuat bukan karena kita tidak pernah menghadapi masalah. Justru sebaliknya, kita akan menjadi kuat jika kita sering menolong orang lain mengatasi masalahnya.
Dengan cara itu, kita akan banyak mendapatkan teman dan saudara, dan mereka akan menjadi aset yang sangat berharga.
        Rasulullah SAW bersabda, ”Seorang menjadi kuat karena banyak kawannya,” (Riwayat Ibnu Abid-Dunya).
Kesimpulannya, segala kebaikan akan berdampak positif kepada diri kita sendiri. Berbuat baik kepada orang lain, sama halnya dengan berbuat baik kepada diri sendiri. Menolong orang lain sama dengan menolong diri sendiri. Membantu orang lain menyelesaikan masalah sama halnya dengan menyelesaikan masalah kita sendiri.
        Karena itu, jika mau ditolong maka tolonglah orang lain. Jika ingin berada dalam kebaikan maka berbuat baiklah kepada orang lain. Jika ingin bebas dari masalah maka bantulah orang lain membebaskan diri dari masalah.
        Rasulullah SAW bersabda, ”Siapa yang mempermudah urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat. (Riwayat Muslim) SUARA HIDAYATULLAH DESEMBER 2011