Kamis, 26 September 2013

Wahai Ikhwan-Akhwat, Menikahlah Agar Tak Menyesal!



Orang-orang dulu tidak terlalu paham teori pernikahan, begitu sudah siap, mereka langsung menikah. Yang gagal ada, KDRT pun ada, tapi yang sukses dan menjadi dewasa setelah menikah, sangat banyak. Mereka beranak pinak, bahkan ada yang rukun walau beristri empat.
Lalu di era marak-maraknya gerakan tarbiyah, orang-orang dulu pun tidak sulit-sulit amat menikah. Begitu dita'arufkan, si ikhwan hampir gak ada yang bertanya, "Gimana akhwatnya putih? PNS? Orangtuanya tajir dan sakit-sakitan? Sawahnya luas?"
Si ikhwan langsung jebreeet aja menikah. Si akhwat pun sama, tidak pernah bertanya, "Punya kerjaan apa, gajinya berapa? Tabungannya dollar atau Euro?"

Senin, 16 September 2013

Agar Hati Tak Salah Mencintai



Membahas cinta tak ubahnya membincang kehidupan. Selalu seru, menarik dan tak jarang timbul perdebatan. Ibarat mata air, cinta akan bertambah seiring dengan semakin dalamnya penggalian makna cinta itu sendiri.
Tak ada kata yang bisa menjelaskan cinta selain kata itu sendiri. Ia ibarat arus listrik. Tak terlihat, tapi bisa membuat bola lampu bersinar. Ia juga bak angin. Ketika bergumul, kekuatannya bisa membadai dan menghancurkan aneka bangunan yang ditemuinya.
Banyak kisah cinta yang beredar diantara kita. Mulai yang jadul hingga yang terhangat. Mulai yang kuno hingga paling modern. Meski dengan banyak perbedaan, inti ceritanya sama. Bahwa cinta, tidak hanya bisa mengubah diri seseorang, tetapi juga mengubah sebuah bangsa bahkan sebuah peradaban.
Cinta bisa tumbuh dari banyak sebab. Mulai dari pandangan, kata-kata, wewangian, seringnya berinteraksi dan keserasian antara rasa dan jiwa. Cinta memang tak berbentuk. Tapi ia mempunyai ciri-ciri. Mereka yang tengah dilanda cinta bisa ditengarai dengan suka menyebut nama orang yang dicintai, bergetar bila disebutkan nama kekasihnya, selalu teringat dengan sosoknya, menuruti apa saja yang diingini sang kekasih, suka termenung, menggandengkan namanya dengan nama orang yang dicintai, senang bertanya kabar tentangnya, rindu untuk bertemu, dihinggapi rasa resah dan gelisah, menyukai tempat yang disukai kekasihnya, menyukai apa yang disukai kekasihnya, menekumi hobi kekasihnya, grogi dan salah tingkah saat berjumpa, muncul rasa cemburu, rela berkorban, bersikap sopan dan lemah lembut, dan suka memberi perhatian lebih kepada yang dicintai.

Wasiat Teraneh di Dunia




Asy-Syahid Muhammad Utsman sedang dievakuasi (inet)

Masih ingat gambar ini? Gambar ini memperlihatkan salah seorang korban luka yang sedang dievakuasi oleh seorang demonstran yang lain. Ini terjadi saat militer dan polisi membantai demonstran di Rab’ah 14 Agustus yang lalu. Tak ada yang mengira, banyak pelajaran di balik gambar ini.
Korban terluka bernama Muhammad Utsman. Berasal dari kota Abul Mathamir, propinsi Buhaira. Beliau adalah pengantin baru, umurnya 27 tahun, hafal Al-Qur’an, dan berasal dari keluarga ulama.
Wajih shabah, guru bahasa Arab dari desa yang sama menyampaikan kesaksiannya, “Muhammad Utsman terkena peluru pada pembantaian di Rab’ah. Maka ada seorang demonstran lain yang berusaha mengevakuasinya. Tapi sniper kudeta dengan tanpa ampun menembak orang yang menolong itu juga. Sehingga banyak orang memberi judul “syahid membopong syahid”.

Sedekah 500 Ribu, Dibayar Enam Juta, Tunai



ALLAH SWT  berjanji dalam Surat: 6 Ayat: 160 balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.
Subhanallah… janji Allah itu telah saya rasakan sendiri. Pada bulan Ramadhan kemarin, saya berpikir untuk membebaskan diri dari finansial yang selalu diberikan orang tua. Bukan karena tak senang diberi, tapi kasihan rasanya jika Abah dan Ibu terus-terusan mengeluarkan biaya untuk saya.
Berpikir! Berfpkir! Berfpkir! Aha… Gimana kalau saya coba berbisnis! Tring tring tring… banyak ide bermunculan untuk memulai bisnis apa yang bisa saya geluti.

Minggu, 08 September 2013

Ayah dan Burung Gagak



Pada suatu sore, seorang ayah bersama anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan tinggi, duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung gagak,” jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras. “Itu burung gagak ayah!”

Sabtu, 07 September 2013

Miss World dan “Mucikari” Kecantikan



“… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia  sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?” (Dr. Daoed Joesoef).
Itulah pernyataan keras mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Joesoef,  soal kontes-kontes ratu kecantikan, seperti ditulis dalam memoarnya “Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran” (Jakarta: Kompas, 2006).
Daoed Joesoef tidak berlebihan. Masalah eksploitasi tubuh perempuan untuk kepentingan bisnis sudah banyak disorot pemerhati masyarakat dan keperempuanan. UGM Yogyakarta, tahun 2004, meluluskan sebuah Tesis S2, yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku bertajuk: Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan, karya Kasiyan, (Yogya: Ombak, 2008).

Selasa, 03 September 2013

Bersegeralah, Jangan Menunda!



Jangan sekali-kali mengulur-ulur waktu, karena ia merupakan tentara iblis yang paling besar.  Sudah menjadi rahasia umum dalam masalah waktu, masyarakat kita dikenal suka  menggunakan sistem “jam karet”. Layaknya sebuah karet, ia akan bisa kita ulur sekehendak kita. Begitu pula halnya dengan jam karet, tidak ada prinsip tepat waktu di dalam penerapannya. Ia selalu molor, molor, dan molor. Sebagai contoh, ketika kita hendak mengadakan rapat ataupun kegiatan sejenisnya yang berkaitan dengan ketepatan waktu, maka setiap kali itu pula pemunduran jadwal dari waktu yang telah disepakati, senantiasa terjadi.