Jumat, 02 Februari 2018

RUMAH YANG SHALIH

Jika rumah menjadi sebaik-baik tempat menenangkan fisik, meneduhkan hati, maka sejauh apa pun kaki melangkah, rumah juga yang menjadi tempat paling dirindukan. Jika rumah bukanlah soal bangunannya yang kokoh, tetapi tempat kebaikan bersemi dan ketenteraman hati diraih, maka hiburan terbaik bagi jiwa yang penat adalah rumahnya sendiri. Ini rumah dalam makna maskan yang shalih.
Ada banyak paradoks. Betapa sering kita menjumpai orang yang sangat jarang di rumah, sebelum Subuh sudah ia tinggalkan untuk kerja dan malam baru tiba, tetapi saat libur tiba justru ia tinggalkan untuk mencari ketenangan, memperoleh hiburan. Demi meraih ketenangan itu, ia rela berpayah-payah menempuh kemacetan yang menegangkan. Hanya sesaat istirahat, esok atau lusa harus segera kembali bergulat dengan kemacetan agar dapat segera tiba di rumah. Kenapa? Esok Subuh harus kembali berangkat kerja.