Sabtu, 27 Juni 2020

METAPOPULASI BURUNG DI AREAL KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO PROVINSI SULAWESI TENGAH


Kawasan Kampus Universitas Tadulako merupakan sebuah kawasan yang mempunyai luas 500 ha. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan utama yang menjadi tempat perlindungan burung di Lembah Palu, karena di tempat ini dilarang melakukan perburuan terhadap burung-burung.  Dengan demikian kelestarian mereka tetap terjaga di tempat ini.  Vegetasi yang terdapat di areal kampus ini merupakan habitat yang cukup baik bagi burung, terutama bagi burung hutan musim.  Di areal ini terdapat ± 67 (41%) spesies burung yang pernah ada atau 41% dari jumlah total jenis burung yang ada di Lembah Palu yang berjumlah 163 jenis (Mallo FN, 1996).
Proses terjadinya fragmentasi bermula ketika Kampus Untad berdiri. Di awal berdirinya, kawasan Kampus Untad telah dikelilingi oleh tembok dan jalan raya.  Walaupun telah terfragmentasi namun pengaruh dari fragmentasi tersebut belum berpengaruh secara signifikan, hal tersebut disebabkan oleh factor berikut, yaitu:
1.         Masih terdapat areal di dalam kampus yang belum dibangun sehingga masih terdapat vegetasi yang menjadi habitat burung yang ada.
2.         Aktivitas manusia masih sangat kurang.

KEPITING BIOLA (Uca spp.), FAUNA UNIK DI PESISIR PANTAI


Kepiting laga atau kepiting biola (Uca spp.) merupakan salah satu jenis fauna tetap yang terdapat di daerah pantai terutama hutan mangrove.  Penamaan kepiting ini dengan nama kepiting biola berasal dari gerakan capit individu jantan ketika makan.  Gerakan capit kecil yang terus menerus dari mengambil subtrat makanan ke mulut sangat mirip dengan gerakan pemain biola menggesek biola.
Jumlah jenis kepiting biola yang ada di dunia mencapai 97 jenis. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 19 jenis yang ada di Indonesia. Kepiting biola hidup di dekat muara sungai dengan substrat lumpur yang halus, padat dan hitam kecoklatan.  Kebanyakan dari kepiting-kepiting tersebut sangat aktif disaat surut rendah, dimana lantai daratan (sedimen atau lumpur) mangrove betul-betul kering.  Hidup di dalam lubang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan laut yang bertemperatur tinggi yang terkena pasang surut sepanjang hari, karena air yang terdapat di liang galian berfungsi membantu pengaturan suhu tubuh.  Di dalam lubang galiannya, kepiting-kepiting mangrove dapat bernafas atau berespirasi meskipun dengan kandungan oksigen yang rendah.

Rabu, 17 Juni 2020

SENI MEMPERHATIKAN


Kalau intinya cinta adalah memberi, maka pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Kalau kamu mencintai seseorang, kamu harus memberi perhatian penuh kepada orang itu. Perhatian yang lahir dari lubuk hati paling dalam, dari keinginan yang tulus untuk memberikan apa saja yang diperlukan orang yang kamu cintai untuk menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.
Perhatian adalah pemberian jiwa: semacam penampakan emosi yang kuat dari keinginan baik kepada orang yang kita cintai. Tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk memperhatikan. Tidak juga semua orang yang memiliki kesiapan mental memiliki kemampuan untuk terus memperhatikan.
Memperhatikan adalah kondisi di mana kamu keluar dari dalam dirimu menuju orang lain yang ada di luar dirimu. Hati dan pikiranmu sepenuhnya tertuju kepada orang yang kamu cintai. Itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Mereka yang bisa keluar dari dalam dirinya adalah orang-orang yang sudah terbebas secara psikologis. Yaitu bebas dari kebutuhan untuk diperhatikan. Mereka independen secara emosional: kenyamanan psikologis tidak bersumber dari perhatian orang lain terhadap dirinya. Dan itulah musykilnya. Sebab sebagian orang besar lebih banyak terkungkung dalam dirinya sendiri. Mereka tidak bebas secara mental. Mereka lebih suka diperhatikan daripada memperhatikan. Itu sebabnya mereka selalu gagal mencintai.

Sabtu, 13 Juni 2020

KEBIASAAN MEMBERI MAKAN BURUNG LIAR GANGGU KESEIMBANGAN SPESIES


Kebiasaan memberikan makanan pada burung-burung liar di halaman Anda ternyata berdampak buruk pada kelangsungan spesies burung liar. Sebuah penelitian menunjukkan akibat kebiasaan ini spesies burung asli menjadi menurun sementara spesies burung yang diperkenalkan justru semakin meningkat.
Temuan ini bersumber pada riset terpanjang mengenai masalah ini yang telah diterbitkan pekan ini dalam Jurnal Prosiding National Academy of Sciences.  "Di Selandia Baru, lebih dari dua dari lima rumah memberi makan burung setiap hari, sehingga skala pemberian makanan ini sangat besar," kata Josie Galbraith, seorang mahasiswa PhD dalam ilmu biologi, dari Universitas Auckland baru-baru ini.

Sabtu, 06 Juni 2020

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI DESA BALANE


Berdasarkan hasil penelitian di Desa Balane dijumpai sebanyak 33 jenis burung yang mewakili 23 famili dengan jumlah populasi sebanyak 158 individu.  Dari 33 jenis burung yang ditemukan di Desa Balane, sebanyak 3 jenis diantaranya merupakan jenis burung endemik sulawesi, 4 jenis burung migran dan sisanya merupakan burung penetap.  Dari 23 famili tersebut, famili Cuculidae merupakan famili dengan anggota terbanyak, yaitu empat jenis, diikuti famili Columbidae 3 jenis dan famili Accipitridae, Estrildidae, Halcyonidae, Nectariniidae dan Scolopacidae masing-masing sebanyak 2 famili, sedangkan famili lainnya hanya terdiri dari satu jenis. 
Dari keseluruhan hasil penelitian di Desa Balane dapat disimpulkan keanekaragaman jenis burung di Desa Balane tinggi.  Karena semua faktor yang terkait dengan keanekaragaman jenis yang tinggi, menunjukkan hasil yang tinggi pula, baik dari segi jumlah jenis, indeks keanekaragaman, kemerataan jenis dan kekayaan jenisnya.   Menurut Soegianto, (1994) suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak jenis dengan kelimpahan jenis yang sama atau hampir sama.  Sebaliknya jika komunitas disusun oleh sangat sedikit jenis dan hanya sedikit dari jenis itu yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah.  Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi, karena dalam komunitas itu terjadi interaksi yang tinggi pula.