Kepiting laga atau kepiting biola (Uca spp.)
merupakan salah satu jenis fauna tetap yang terdapat di daerah pantai terutama
hutan mangrove. Penamaan kepiting ini
dengan nama kepiting biola berasal dari gerakan capit individu jantan ketika
makan. Gerakan capit kecil yang terus
menerus dari mengambil subtrat makanan ke mulut sangat mirip dengan gerakan
pemain biola menggesek biola.
Jumlah jenis kepiting biola yang ada di
dunia mencapai 97 jenis. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 19 jenis yang ada
di Indonesia. Kepiting biola hidup di dekat muara sungai dengan substrat lumpur
yang halus, padat dan hitam kecoklatan. Kebanyakan
dari kepiting-kepiting tersebut sangat aktif disaat surut rendah, dimana lantai
daratan (sedimen atau lumpur) mangrove betul-betul kering. Hidup di dalam lubang dan dapat beradaptasi
dengan lingkungan laut yang bertemperatur tinggi yang terkena pasang surut
sepanjang hari, karena air yang terdapat di liang galian berfungsi membantu
pengaturan suhu tubuh. Di dalam lubang
galiannya, kepiting-kepiting mangrove dapat bernafas atau berespirasi meskipun
dengan kandungan oksigen yang rendah.
Pada habitat yang ideal kepiting biola hidup
hingga mencapai umur 3-4 tahun. Kepiting biola yang berusia 12-14 bulan telah
dapat melakukan proses perkembangbiakan (aktifitas kawin) yang biasanya terjadi
secara serentak. Musim perkembangbiakan kepiting biola biasanya terjadi antara
bulan Juni-Agustus. Individu betina membawa
kumpulan telur di sisi bawah tubuhnya dan akan menetap dalam liangnya selama
dua minggu. Setelah itu betina akan berusaha keluar untuk melepaskan telurnya
ke perairan laut untuk mejadi larva. Larva hasil perkawinan biasanya dilepaskan
di daerah perairan laut berenang bebas yang hanyut dengan plankton, yang secara
bertahap sesuai perkembangannya berubah menjadi bentuk lain dan akan kembali
lagi ke daratan dan berkembang menjadi Kepiting biola.
Kepiting biola mempunyai ukuran tubuh yang
relative kecil (± 2-3 cm) namun
sangat mencolok karena mempunyai warna yang sangat cerah, merah, hijau atau biru
metalik yang kontras dengan warna lumpur yang berwarna gelap.
Ciri fisik yang menonjol dari kepiting
biola adalah individu jantan memiliki satu capit yang berukuran sangat besar, dengan
bobot hampir seberat tubuhnya sendiri dan warna capitnya sangat kontras dengan
warna karapaks atau tubuh lainnya. Bentuk dan ukuran serta warna capit tersebut
menjadi keunikan tersendiri bagi jenis ini.
Sedangkan individu betina memiliki dua buah capit yang berukuran kecil,
yang ukuran jauh berbeda dengan ukuran capit besar individu jantan. Kedua capit memiliki fungsi yang sangat
berbeda. Capit besar pada kepiting jantan digunakan sebagai alat bertarung dan
mengintimidasi individu jantan lainnya sekaligus sebagai alat untuk menarik
individu betina. Sama seperti pada jenis
kepiting lainnya, kepiting biola mengalami moulting
yaitu proses berganti cangkang atau capit yang telah putus sebelumnya. Pada
individu jantan ketika kehilangan capit besarnya, pada proses moulting capit akan tumbuh kembali pada
posisi yang berbeda dari posisi sebelumnya.
Jenis kepiting biola memegang peranan
ekologi yang penting dalam habitatnya, secara umum kepiting biola merupakan
detritivor (pemakan detritus organik di lumpur). Ketika beraktivitas makan sebagian
besar spesies keluar dari lubangnya untuk mencari makan hanya di saat air surut
dan ketika air pasang kepiting akan masuk ke dalam lubang yang kemudian
ditutupi oleh lumpur. Capit Kepiting
biola yang kecil mengambil sepotong sedimen dari tanah dan membawanya ke mulut,
kemudian menyaringnya. Setelah didapatkan baik itu ganggang, mikrobia, jamur,
atau detritus membusuk lainnya, sedimen dikeluarkan dalam bentuk bola-bola
kecil.
Perilaku makan dan perilaku hidup di lubang
lumpur kepiting biola tersebut berperan penting dalam menjaga keseimbangan
rantai makanan. Lubang kepiting menunjang pertukaran unsur hara antara sedimen
serta meningkatkan aerasi karena tanah menjadi teraduk dan mencegah kondisi
anaerobik.
Sumber Rujukan:
Krisnawati
Y, Arthana IW , Dewi APWK. 2018. Variasi
Morfologi dan Kelimpahan Kepiting Uca spp. Di Kawasan Mangrove, Tuban-Bali.
Journal of Marine and Aquatic Sciences 4(2).
Natania
T, Herliany EN, Kusuma AB. 2017. Struktur
komunitas kepiting biola (Uca spp.) di Ekosistem Mangrove Desa Kahyapu Pulau
Enggano. Jurnal Enggano Vol. 2, No. 1.
Pratiwi
R. 2014. Karakteristik Morfologi
Kepiting Mangrove Uca spp. (Crustacea: Decapoda: Ocypodidae). Oseana Vol XXXIX,
No 2.
Wulandari
T, Hamidah A, Siburian J. 2013. Morfologi Kepiting Biola (Uca spp.) di Desa
Tungkal I Tanjung Jabung Barat Jambi. Biospecies
Vol. 6 No.1.
https://kepitingtakbertulang.wordpress.com/2012/05/08/kepiting-uca-fiddler-crab-kepiting-unik-dan-menggemaskan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar