Kamis, 31 Januari 2019

HASAN AL-BANNA: SANG DAI DI KEDAI-KEDAI KOPI

Berikut ini adalah petikan dari memoir (catatan harian) sang ulama kharismatik dari Mesir tersebut.
Tibalah saatnya untuk praktik, setelah sekian lama menggeluti dunia keilmuan. Saya menawarkan kepada teman-teman agar keluar untuk menyampaikan khotbah di kedai-kedai kopi. Teman-teman merasa heran seraya berkomentar: “Para pemilik kedai kopi tentu tidak akan mengizinkan hal ini. Mereka pasti akan menolaknya, karena dapat mengganggu pekerjaan mereka. Di samping itu, kebanyakan dari para pengunjung kedai kopi adalah orang-orang yang hanya memikirkan apa yang sedang mereka nikmati.  Bagaimana kita mesti berbicara tentang agama dan ahlak di hadapan orang-orang yang hanya memikirkan kesenangan duniawi seperti yang sedang mereka nikmati itu?”
Bagaimana Hasan Al-Banna menghadapi sikap skeptic (ragu-ragu) dari teman-temannya? Apakah akhirnya ia mundur ?

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI: SANG GAGAH BERHATI MULIA


Ia lahir pada tahun 1137 Masehi. Mendapat latihan awal dari ayahnya yang termasyur, Naj-muddin Ayyub dan juga pamannya yang berjiwa ksatria Asaduddin Sherkhoh. Shalahuddin adalah pahlawan Perang Salib yang menjadi buah bibir tidak hanya di kalangan Islam, tetapi juga di kalangan Kristen, sebab di balik kegagahannya tersembunyi kelembutan dan kasih saying kepada seluruh manusia, apa pun agamanya.
Seperti yang telah diketahui oleh banyak orang, Perang Salib adalah perang yang paling ganas disepanjang sejarah manusia. Dalam perang itu, badai kefanatikan liar Kristen Eropa menumpahkan kemarahannya kepada orang-orang Asia Barat. “Perang Salib” kata seorang pengarang Barat, “merupakan salah satu episode paling gila dalam sejarah.”
Para petinggi kaum Kristen menghasut umat mereka untuk melakukan peperangan melawan selama hampir tiga abad. Pada masa itu kata Hallam --pengarang barat itu-- kalau ada seorang tentara Salib yang memikul tiang salib, maka ia berada dalam perlindungan gereja dan dibebaskan dari semua pajak, sekaligus mendapat kebebasan untuk melakukan dosa.
Tentara Salib memperoleh sukses awal dengan menaklukkan bagian terbesar dari wilayah Syria dan Palestina, termasuk kota suci Yerusalem.  Ketika penghancuran kota Islam Antioch, Mill seorang sejarawan Kristen bersaksi tentang pembantaian penduduk Islam.

MENIKAH MEMBUATKU JADI KAYA

Pada hari-hari pertama pernikahan kami, suami bertanya, “Ke mana saja uangmu selama ini?” Pertanyaan itu sungguh menggedor dadaku. Ya, ke mana saja uangku selama ini? Buku tabunganku tak pernah berisi angka belasan hingga puluhan juta. Selalu hanya satu digit. Itu pun biasanya selalu habis lagi untuk kepentingan yang agak besar seperti untuk bayar kuliah (ketika aku kuliah) dan untuk kepentingan keluarga besarku di kampung. Padahal, kalau dihitung-hitung, gajiku tidaklah terlalu kecil-kecil amat. Belum lagi pendapatan lain-lain yang kudapat sebagai penulis, instruktur pelatihan menulis, pembicara di berbagai acara, guru privat, honor anggota tim audit ataupun tim studi. Lalu, ke mana saja uangku selama ini? Kepada suamiku, waktu itu aku membeberkan bahwa biaya operasional untuk keaktifanku cukup besar. Ongkos jalan, pulsa telepon, nombok biaya kegiatan, makan dan traktiran. Intinya, aku mencari apologi atas aliran uangku yang tidak jelas.

RASULULLAH TAK PERNAH PENSIUN


Usia Rasul SAW benar-benar produktif hingga usia terakhir. Apalagi ketika diukur dengan imej sebagian orang hari ini. Kosa kata pensiun terlanjur lekat di benak mereka. Pensiun bagi sebagian orang bukan saja berhenti bekerja, tetapi berhenti juga produktifitasnya. Seakan tidak lagi menjadi orang penting di masyarakatnya setelah sebelumnya begitu sentral posisinya. Seakan hanya tinggal menunggu dua hal: kedatangan cucu dan kedatangan kematian. Tentu ini tidak benar.
Penelitian yang dilakukan di Amerika oleh para pakar dari The University of Maryland mengatakan bahwa mereka yang tetap beraktifitas setelah usia pensiun, menikmati kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak beraktifitas lagi setelah usia pensiun. Demikian juga keadaan psikologinya, lebih stabil.
Penelitian yang dilakukan di Inggris mendukung hal di atas. Dan menambahkan tentang hubungan antara penyakit pikun dan pensiun. Pikun yang masih dikategorikan sebagai penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu diteliti untuk dicari hubungannya dengan berhentinya aktifitas produktif setelah usia pensiun. Hasil penelitian pada 1320 orang yang sudah pikun dan 382 orang yang berpotensi pikun itu adalah: ada hubungan antara terlambatnya seseorang pensiun dengan terlambat datangnya penyakit pikun. Karena otak masih terus aktif. (sumber: aljazeerah.net dan kaheel7.com). 

Rabu, 30 Januari 2019

ROBOHNYA SURAU KAMI


Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengansegala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek.
Sebagai penajga surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasil pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih di kenal sebagai pengasah pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.

Sabtu, 12 Januari 2019

AGAR BUMI KITA TIDAK SEMAKIN PANAS

Tahukah sobat kalau 37% total emisi CO2 datang dari sektor listrik adalah polutan terbesar, yaitu 23 trilyun ton emisi CO2 per tahun atau lebih dari 700 ton per detik dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil.  Tahukah sobat kalau kendaraan yang mengkonsumsi 7,8 liter bahan bakar per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, setiap tahunnya mengeluarkan emisi 3 ton CO2 ke udara?
Atau penyebab yang sederhana saja.  Tahukah sobat, saat kita menonton TV, menyalakan AC, menyalakan lampu, menggunakan komputer, bermain play station, menggunakan microwave, mencuci atau mengeringkan pakaian dengan mesin cuci, menyetrika baju, dan semua aktivitas yang menggunakan listrik berarti kita sudah membuat bumi bertambah panas?
Nah, agar bumi tidak semakin panas, ada banyak hal yang bisa kita lakukan.  Diantaranya:

DELAPAN MATA AIR KECERMELANGAN


Islam datang dengan dua pesona; pesona kebenaran yang abadi dan pesona manusia muslim yang temporal. Dan pada setiap momentum sejarah dimana kedua pesona itu bertemu, Islam selalu berada di puncak kekuatan dan kejayannya. Akan tetapi, itulah masalah Islam saat ini. Ia memang tidak akan pernah kehilangan pesona kebenarannya, karena kebenarannya bersifat abadi. Namun, ia kini masih kehilangan pesona manusianya.  Untuk menjadikan muslim sebagai pesona Islam, maka kita harus mempertemukan manusia-manusia muslim itu dengan mata air kecemerlangannya.
Mata Air Pertama: Konsep Diri
Konsep diri adalah suatu kesadaran pribadi yang utuh, kuat, jelas, dan mendalam tentang visi dan misi hidup; pilihan jalan hidup beserta prinsip dan nilai yang membentuknya; peta potensi; kapasitas dan kompetensi diri; peran yang menjadi wilayah aktualisasi dan kontribusi; serta rencana amal dan karya unggulan. Konsep Diri menciptakan perasaan terarah dalam struktur kesadaran pribadi kita. Keterarahan adalah salah satu mata air kecemerlangan.
Konsep Diri manusia Muslim adalah kesadaran yang mempertemukan antara kehendak-kehendaknya sebagai manusia; antara model manusia Muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik, antara nilai-nilai Islam yang komprehensif dan integral dengan keunikan-keunikan pribadinya sebagai individu; antara ruang aksi dan kreasi yang disediakan Islam dengan kemampuan pribadinya untuk beraksi dan berkreasi; dan antara idealisme Islam dengan realitas pribadinya.

Kamis, 03 Januari 2019

TUJUH FAKTA TENTANG KUNANG-KUNANG YANG PERLU ANDA TAHU


Kunang-kunang merupakan salah satu serangga ajaib, sebab dapat mengeluarkan cahaya pada malam hari. Jadilah ia tampak semacam titik cahaya yang melayang-layang mewarnai malam dengan cahaya.
Dilansir dari situs mnn.com yang dikutip national geographic, berikut tujuh fakta soal kunang-kunang yang mesti Anda ketahui.
1. Kunang-kunang termasuk jenis kumbang
Ia merupakan hewan nokturnal anggota Lampyridae, sebuah familia serangga dalam urutan kumbang Coleoptera atau kumbang yang bersayap. Mereka merupakan jenis kumbang dengan nama familia Lampyridae. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "lampein", artinya “bersinar, seperti lampu”.
2. Kunang-kunang alkemis andal
Kunang-kunang menciptakan cahaya seolah-olah memiliki sihir. Padahal tidak ebgitu. Prosesnya, ketika zat kimia yang disebut luciferin di dalam perut mereka digabungkan dengan oksigen, kalsium dan adenosin trifosfat, reaksi kimia terjadi dan menghasilkan cahaya yang spektakuler.

CAPUNG, PREDATOR PALING HEBAT DI KERAJAAN HEWAN


Spesies apakah yang menyandang predikat sebagai predator paling hebat di kerajaan hewan? Jika Anda mengira spesies itu singa atau hiu, pikirkan kembali jawaban Anda. Sebab, sebuah penelitian terbaru menunjukkan, predator paling hebat di dunia hewan adalah capung.
Singa Afrika memang tercatat sebagai karnivora puncak pada rantai makanan. Namun, kucing besar ini hanya mampu menangkap 25 persen dari total mangsa yang mereka kejar. Hiu putih besar bernasib sedikit lebih beruntung. Predator puncak di lautan dengan 300 gigi pemotong ini hanya sukses menangkap separuh dari total mangsa yang mereka buru.
Capung, sebaliknya, terlihat mungil, berkilauan, dan dikenal sebagai serangga yang tidak berbahaya. Bahkan capung, bersama kupu-kupu dan kepik, dikelompokkan dalam daftar serangga yang disukai manusia.

SAINS BUKTIKAN ORANG YANG BANYAK MEMBERI LEBIH BAHAGIA


Kegembiraan yang diperoleh seseorang saat memberi kepada orang lain ternyata lebih banyak dibanding orang yang hanya menerima. Sains membuktikan hal tersebut melalui studi yang dilakukan peneliti University of Chicago School of Business, Ed O'Brien.
Eksperimen menunjukkan kebahagiaan mereka yang lebih sering memberi tak berkurang, bahkan semakin bertambah ketika mereka bisa memberikan sejumlah kecil bantuan, misalnya uang kepada orang lain. Si pemberi bahkan mengulangi lagi memberi lebih banyak pada orang lain yang membutuhkan.
Dalam sebuah percobaan, O'Brien dan rekan-rekan penelitinya melibatkan 96 mahasiswa. Masing-masing menerima lima dolar AS per hari selama lima hari. Mereka diminta menghabiskan uang dengan cara yang persis sama setiap hari, boleh untuk diri sendiri atau untuk orang lain, misalnya memberi tip di kafe atau bersedekah ke badan amal.
Seluruh peserta diminta melaporkan tingkat kebahagiaan mereka setiap hari dan dibuatkan polanya. Pada awal penelitian, seluruh peserta diasumsikan memiliki tingkat kebahagiaan yang sama.
"Mereka yang menghabiskan uang untuk diri sendiri mengalami penurunan kebahagiaan konsisten setiap hari. Hal berbeda terjadi pada mereka yang memberikan uang tersebut untuk membantu orang lain," kata O'Brien, dilansir di Health Day, Rabu (2/1).