Selasa, 31 Desember 2019

LIFE PLAN: MEMBUAT RENCANA HIDUP


Biasanya di akhir tahun atau di awal tahun kita membuat resolusi diri berupa target yang akan kita capai di masa mendatang. Begitu pun di akhir tahun 2019 ini, sebaiknya agar waktu libur lebih bermanfaat kita gunakan untuk membuat rencana hidup (Life Plan).  Untuk membuat rencana hidup (life plan), langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat visi dan misi hidup.
Visi adalah tujuan yang terukur. Buat visi seumur hidup (misalnya sampai dgn usia 60 thn). Contohnya: menjadi pengusaha dengan total kekayaan 1 triliun atau menjadi pegawai dengan jabatan terakhir Dirut. Sebaiknya visi hidup mencakup aspek karir, keluarga, keuangan dan agama/sosial.
Setelah itu, membuat misi hidup yaitu pedoman hidup yang dipegang teguh dalam mencapai visi hidup. Misi hidup berguna untuk membuat kita konsisten mencapai visi hidup dengan pedoman tertentu. Membuat hidup terarah dan tidak plin plan.

2. Langkah selanjutnya membuat peta kehidupan (life mapping) yang berisi target umum setiap tahun sampai dengan usia tertentu (misal 60 tahun). Life mapping bersifat global dan strategis tentang apa yang harus ditempuh setiap tahunnya untuk mencapai visi besar hidup kita.  Jika ada tahun yang kosong biarkan saja, nanti akan terisi jika rencana sudah berjalan.
3. Membuat Target Peran yang dibuat setiap awal tahun.
Agar hidup seimbang maka buat target yang lebih detail untuk setiap peran dalam hidup kita. Misalnya, peran sebagai karyawan apa targetnya, sebagai anak apa targetnya, sebagai pengurus organisasi tertentu apa targetnya dan seterusnya. Tanpa mencantumkan peran biasanya kita akan terjebak untuk menghabiskan waktu pada kegiatan utama saja dan lupa bahwa ada peran lain yang terbengkalai. Target setiap peran harus terukur. Contoh: peran sebagai mahasiswa targetnya memperoleh ipk 3,7. Peran sebagai anak adalah mengirimkan uang ke ortu 500 ribu per bulan. Contoh yang tidak terukur: menjadi karyawan yang baik, menjadi anak sholih, menjadi warga negara yang bermanfaat, dll.
Jangan lupa untuk membuat peran PEMBARUAN, yakni peran untuk meningkatkan kapasita pribadi kita pada 3 dimensi : akal, perasaan (hati), dan fisik. Sediakan waktu setiap hari untuk memberi "makan" akal kita dengan banyak membaca, menghadiri majelis ilmu, misalnya. Memberi "makan" perasaan kita dengan ibadah rutin dan refleksi diri. Memberi "makan" fisik kita dengan olahraga, tidur yang cukup, dll. Mereka yang menurun kualitas hidupnya biasanya karena terjebak dengan kesibukan melaksanakan peran tertentu dan tak punya waktu untuk melaksanakan peran pembaruan, yakni untuk mengolah akal, hati dan fisiknya.
4. LAKUKAN dengan konsisten menjadi langkah-langkah bulanan, mingguan, dan harian yang mengacu pada Target Peran Tahunan.  Jangan hidup terlalu spontan, tapi sebaliknya juga jangan terlalu sibuk dengan satu peran saja. Beri ruang waktu untuk fleksibilitas rencana.
Insya Allah jika dilakukan konsisten, hidup kita akan maju beberapa langkah dan kita punya alat untuk mengevaluasi apakah hidup kita sudah sesuai dengan visi misi hidup atau tidak (on the track atau tidak).
Jangan putus asa jika rencana belum tercapai. Lakukan lagi dan lagi sambil berdoa. Jika gagal, yang penting kita sudah berusaha. Di mata Allah kita sudah tercatat sebagai orang sukses. Sebab yang dinilai Allah adalah usaha kita, bukan hasilnya.
Sesungguhnya yang membedakan pemimpi dengan pemimpin adalah tindakan. Pemimpi menuai penyesalan. Pemimpin menuai sukses!
By. Satria hadi lubis
https://web.facebook.com/satriahadi.lubis.3/posts/2509164842704163

Tidak ada komentar:

Posting Komentar