Minggu, 21 Juli 2019

SUARA KEMACETAN LALU LINTAS TERNYATA MEMBUAT HEWAN LEBIH CEPAT MENUA


Kemacetan lalu lintas rupanya tidak hanya membuat pusing manusia, hewan pun turut terkena dampaknya. Sebuah penelitian dari Max Planck Institute for Ornithology, Jerman dan North Dakota State University, AS, menemukan bahwa polusi suara yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas dapat menyebabkan binatang menjadi lebih cepat mengalami penuaan dini.
Temuan ini dihasilkan lewat pengamatan terhadap 263 ekor burung zebra finch (Taeniopygia guttata), burung yang banyak ditemukan di kawasan Australia, Indonesia, dan Timor Leste. Hasil analisis memperlihatkan, burung zebra finch yang sering terpapar suara bising lalu lintas terbukti memiliki telomer yang cepat menciut. Telomer adalah bagian paling ujung dari untai DNA yang memproteksi gen dari kerusakan. Telomer yang memendek menandakan adanya percepatan penuaan biologis.

Burung zebra finch yang terpapar suara bising lalu lintas setelah meninggalkan sarangnya memiliki telomer yang lebih pendek dibandingkan burung yang baru terpapar suara bising 18 hari setelah menetas. Selisih perpendekan telomernya mencapai 120 hari dibandingkan burung yang belum terpapar suara bising sama sekali.
18-120 hari setelah menetas merupakan masa penting bagi burung zebra finch, karena dalam tahapan ini mereka mulai belajar berkicau, membuat burung yang pertama kali ditemukan di Australia pada tahun 1801 itu lebih sensitif terhadap suara. Hal ini berbeda ketika burung masih berada di dalam sarang, dimana burung zebra finch masih belum peka terhadap kondisi sekelilingnya.
"Penelitian kami membuktikan bahwa hanya polusi suara saja -belum termasuk polusi cahaya atau udara- berpengaruh terhadap menciutnya telomer dan mempercepat penuaan pada hewan," papar Dr. Adriana Dorado-Correa, salah satu peneliti dalam riset ini.
"Studi ini menjadi langkah awal dalam mengidentifikasi mekanisme yang membedakan rentang hidup antara burung yang tinggal di kawasan urban atau rural," sambungnya, seperti dilansir laman BioMed Central.
Dalam riset ini, para peneliti menggunakan rekaman suara kemacetan lalu lintas yang diperdengarkan kepada burung-burung yang digunakan sebagai bahan eksperimen. Para peneliti kemudian mengumpulkan sampel darah dari setiap anak burung pada hari ke-21 dan 120 setelah menetas dari telurnya. Dari hasil uji darah inilah para peneliti dapat mengamati panjangnya telomer dan efek suara pada hewan sejenis burung pipit itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar