Selasa, 14 Januari 2020

1 DARI 3 REMAJA BERISIKO TERKENA PENYAKIT AKIBAT GAYA HIDUP


Satu dari tiga remaja di dunia berisiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker akibat gaya hidup tidak sehat. Sebuah studi melaporkan bahwa minimnya aktivitas fisik juga asupan buah dan sayuran yang rendah memicu risiko penyakit.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Preventive Medicine, adalah penelitian global terbesar dari faktor risiko gaya hidup utama untuk penyakit tidak menular (PTM) pada remaja. Para peneliti dari Universitas Queensland di Australia memeriksa data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 304.779 siswa berusia 11-17 tahun dari 89 negara.
Mereka menemukan bahwa 35 persen remaja memiliki tiga atau lebih faktor risiko penyakit akibat gaya hidup. Menurut Asad Khan, Associate Professor di University of Queensland, berbagai faktor risiko meningkatkan kemungkinan kesehatan yang buruk.

"PTM seperti penyakit kardiovaskular dan pernapasan kronis, diabetes tipe 2 dan kanker, adalah penyebab utama kesehatan yang buruk dan kematian prematur, terhitung tujuh dari 10 kematian secara global setiap tahun," kata Khan dilansir Times Now News, Jumat (27/12).
"Asupan buah dan sayuran yang rendah, dan aktivitas fisik adalah faktor risiko gaya hidup yang paling menonjol untuk PTM di kalangan remaja, masing-masing 86 persen dan 85 persen," tambah dia.
Secara keseluruhan, lanjut Khan, remaja laki-laki lebih banyak faktor risiko penyakit akibat gaya hidup daripada anak perempuan. Remaja di wilayah Amerika misalnya, memiliki faktor risiko tertinggi dengan persentase 56 persen dibandingkan dengan 45 persen untuk wilayah Pasifik Barat.
Merokok, alkohol, aktivitas fisik minim dan pola makan yang tidak sehat terjadi pada remaja laki-laki. Sementara minimnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk terjadi pada wanita.
"Banyak perilaku yang diperoleh selama masa remaja cenderung berlanjut di masa dewasa, dan itu meningkatkan risiko penyakit di masa depan atau bahkan kematian dini," kata Khan.
Karenanya dia menyarankan kepada WHO juga Kementerian Kesehatan di berbagai negara untuk merumuskan strategi pencegahan secara masif.
"Strategi pencegahan spesifik terhadap remaja berdasar gender harus diprioritaskan untuk membantu mengurangi beban penyakit tidak menular saat ini dan di masa mendatang secara global," jelas Khan.
(Gumanti Awaliyah/Dwi Murdaningsih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar