Selasa, 02 Agustus 2016

Puasa dan kesehatan seksual para jomblo



Jomblo dapat diartikan orang yang belum memiliki pasangan atau ikatan hubungan dengan lawan jenis baik laki-laki maupun perempuan.  Jomblo adalah hidup disebuah koridor bebas, dimana dapat melakukan apa saja tanpa ada halangan.  Dari segi umur kelompok jomblo dibagi dua yakni jomblo muda (remaja muda) usia 12-25 tahun dan jomblo dewasa (remaja dewasa) 25-35 tahun.   Artikel ini membatasi pengertian jomblo usia 12-35 tahun yang belum memiliki pasangan.  Susenas (2015) menunjukkan bahwa usia jomblo adalah mencapai 49% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini bermakna bahwa usia ini merupakan kelompok yang secara potensial berperan dalam meningkatkan produktivitas nasional dan dalam penguasaan iptek dimasa depan, tetapi juga berpotensi untuk menggagalkan keberhasilan program pembangunan dibidang kependudukan, kesehatan dan sebagainya bila tidak diarahkan dengan baik.  Perubahan-perubahan mendasar dalam sikap serta perilaku seksual dan reproduksi dikalangan jomblo telah menjadi salah satu masalah sosial masyarakat Indonesia.

Rosa (2000) menuliskan bahwa jika seorang jomblo tidak berhasil mengatasi situasi-situasi kritis dalam refleksinya sebagai remaja, baik remaja muda dan dewasa, maka besar kemungkinannya akan menimbulkan masalah karena terlalu mengikuti gejolak mudanya.  Kasus-kasus penyalahgunaan obat-obatan, penyalahgunaan seks, dan kenakalan remaja yang lain seringkali disebabkan oleh kurang  adanya kemampuan remaja untuk mengarahkan emosinya secara positif.
Kesehatan seksual dikatakan sehat apabila seseorang memiliki kesehatan yang menyeluruh sehingga proses reproduksinya aman dan terhindar dari penyakit-penyakit seksual seperti HIV/Aids, penyakit raja singa, kencing bernanah dan segala penyakit menular seksual lainnya.  Selain itu kondisi kesehatan seksual dikatakannya sehat dapat dibuktikan dengan memiliki kehidupan seksual yang aman.  Aktivitas seksual para jomblo yang tidak aman dan tidak sehat akhirnya menimbulkan persoalan pada jomblo seperti kasus-kasus kekerasan seksual, pemerkosaan, kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi, pernikahan usia muda dan lain sebagainya.  Perilaku seksual para jomblo dalam berpacaran telah menjurus pada hubungan seks bebas.  Aktifitas berpacaran jomblo dimulai dengan ngobrol, pegang tangan, pelukan dan cium pipi sampai berhubungan intim (Rosmala 2012).   Kondisi ini menunjukkan betapa sudah sangat mengkhawatirkannya kesehatan seksual jomblo saat ini.
Persoalan kesehatan seksual jomblo di atas boleh jadi disebabkan sex drivenya (dorongan seks ) yang tinggi dikalangan usia ini.  Kemungkinan lainnya adalah minimnya pengetahuan tentang kesehatan seksualitas dan kesehatan reproduksi yang disebabkan oleh terbatasnya akses informasi dan advokasi para jomblo, kurang akses pelayanan yang ramah terhadap jomblo, serta masih terbatasnya institusi di pemerintah yang menangani jomblo secara khusus dan semakin meningkatnya usia kawin.  Selain itu, budaya telah menyebabkan remaja tabu untuk membicarakan  masalah kesehatan seksualnya.  Ketika itu terjadi, akhirnya jalan yang dipilih banyak jomblo adalah meuaskan rasa keingitahuannya melaui berbagai media massa dan internet.  Sayangnya , media yang diakses justru hanya mengarah pada pornografi, bukan pendidikan seks yang bertangung jawab.  Handphone merupakan sarana favorit remaja untuk bertukar gambar porno (26%), internet menjadi media yang cukup banyak diakses oleh kaum jomblo (20%), peredaran blue film yang longgar juga menyebabkan jomblo dengan bebas mengaksesnya (13%) (Hasil kajian Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial Kab. Boyolali).
Ramadhan hadir sebagai bulan mulia dimana seluruh umat Islam di dunia diwajibkan menahan hawa nafsu, marah, makan dan minum.  Bulan puasa merupakan salah satu momen untuk mencegah terjadinya serangkaian persoalan kesehatan seksual jomblo di atas.
Dalam Islam hubungan seksual pranikah dan perselingkuhan dilarang dan dapat dihukum secara syariat.  Bahkan negara juga telah memasukkan perihal ini dalam KUHP.   Umat Islam agar tidak terjebak pada perilaku tercela maka Islam mengaturnya dalam Qur’an surat Al Israa: 32 yaitu tentang larangan mendekati zina.  Jangankan melakukan, mendekatinya saja dilarang.  Dalam Islam melarang hubungan laki-laki dan perempuan bukan muhrim yang terlampau bebas.  Puasa merupakan upaya preventif terjadinya hal ini, karena umat muslim yang berpuasa dan mendekati zina apalagi melakukannya maka puasanya bakal sia-sia.
Puasa akan meningkatkan hormon endorphin dalam tubuh.  Hormon ini akan menimbulkan efek peningkatan ketajaman pikiran serta perasaan nyaman.  Hal ini membuat keadaan psikologis seorang menjadi lebih tenang dan tidak berfikir macam-macam seperti pemerkosaan, kekerasan dan hal lainnya menyangkut kesehatan seksual jomblo.  Puasa membuat pikiran menjadi lebih kreatif.  Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada sekelompok mahasiswa di University of Chicago yang diminta berpuasa selama tujuh hari.  Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progress mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai “remarkable” (blog.lazada.co.id).
Puasa meningkatkan komunikasi psikososial baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.  Manfaat puasa bagi kehidupan psikososial memegang peranan penting dalam kesehatan seksual manusia.  Hubungan psikologis berupa komunikasi dengan Allah SWT akan meningkat pesat, karena puasa adalah bulan penuh berkah.  Setiap doa dan ibadah akan perpahala berlipat kali dibandingkan biasanya.  Bertambahnya kualitas dan kuantitas ibadah di bulan puasa juga akan meningkatkan komunikasi sosial dengan sesama manusia baik keluarga, saudara, tetangga akan lebih intens.  Berbagai peningkatan ibadah secara langsung akan meningkatkan hubungan dengan pencipta dan sesamanya ini akan membuat jiwa lebih aman, teduh, senang, gembira, puas serta bahagia para jomblo.  Sex drive (dorongan seks) yang tinggi kemungkinan akan terkendali melalui puasa menjadi upaya preventif serta salah satu solusi peningkatan kesehatan seksual para jomblo.
(Dr.  Rosmala Nur, M.Si/Media Tadulako)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar