Sabtu, 13 April 2013

MEGAPODIDAE


Pada famili Megapodidae terdapat 21 jenis burung yang sebagian besar hidupnya aktif  di permukaan tanah.  Famili ini terbagi tujuh genus dan berdasarkan ekologi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Macrocephalon (1 jenis), Eulipoa (1 jenis), dan Megapodius (12 jenis)
Secara umum jenis-jenis burung yang termasuk golongan ini dapat ditemukan pada berbagai habitat, tetapi tidak pernah jauh dari pantai.  Sebab kelompok ini bertelur dalam liang di pasir dan dibiarkan menetas oleh panas matahari.  Di kawasan gunung berapi, liang itu digali pada tempat yang dilewati uap panas.
Di Queensland, telur diletakan pada celah-celah batu karang sehingga matahari dapat menyinarinya.  Pada malam hari, batu-batuan itu tetap menyimpan panas matahari, sehingga telur dapat tetap mendapatkan panas setiap saat tanpa bantuan induknya.
Di daerah yang vegetasinya lebat, burung Megapodius freycinet mengais-ngais tanah dan tanaman menjadi satu gundukan  yang bergaris tengah sampai 10 m dan ketinggian 4,5 m.  Beberapa pasangan dapat bersama-bersama memanfaatkan satu bukit dan meletakkan telur mereka dalam satu lorong yang panjangnya mencapai 90 cm.  Masa pengeraman berlangsung antara 8-9 minggu.
2. Alectura (1 jenis), Aepypodius (2 jenis) dan Talegalla (3 jenis)
Jenis burung yang termasuk dalam kelompok ini hanya ditemukan di Irian dan Australia, serta sebagian besar hidup di hutan tropis. Kelompok ini membangun bukit-bukit yang komposisi utamanya terdiri dari bahan nabati dengan garis tengah sekitar 3,50 m dengan tinggi 90 cm.  Tanaman campurannya akan segera membusuk dan yang jantan akan menyingkirkan betinanya untuk jangka waktu cukup lama sampai suhu sedemikan rendah.  Individu jantan dengan berbagai cara dapat merasakan tinggi rendahnya suhu, tetapi mekanisme ini belum diketahui penyebabnya sampai saat ini.
3. Leipoa (1 jenis) ocellata
Kelompok ini hanya diisi oleh satu jenis burung yaitu Leipoa ocellata yang biasa disebut burung termometer yang hidup di kawasan Australia yang gersang, yang suhunya agak naik turun, dan bahan pembuat sarang sulit didapat.  Selama musim dingin burung tersebut menghimpun bahan pembuat sarang yang dicampakkannya dalam sebuah lubang besar.  Sehabis hujan, ditutupinya lubang itu dengan pasir, hingga sisa tanaman pun mulai membusuk. 
Selama musim itu berlangsung, suhu dapat sangat berbeda jauh, baik karena fluktuasi pada proses pembusukan ataupun suhu cuaca di luar. Dengan berbagai cara, individu jantan dapat mengendalikan suhu telurnya.
Daftar Jenis Megapodidae
No
Jenis
Indonesia
Status
S
K
J
SU
M
NT
I
1

2

3
E
4
E
5

6

7

8
E
9
E
10

11

12
E
13

14

15
E
16

17

18

19

20

21


Gosong filipina (Megapodius cumingii)
Di habitatnya tidak umum dijumpai. Menghuni hutan primer dan hutan pamah sekunder dan hutan perbukitan, hutan sekunder di pesisir dan kadang hutan pegunungan bawah serta perkebunan campuran. Dapat dijumpai dari permukaan laut sampai dengan ketinggian 2000 m.
Gosong sula (Megapodius bernsteinii)
Di habitatnya burung ini umum dijumpai dan tersebar luas. Tetapi secara lokal terkucil di Taliabu dan Seho. Dapat dijumpai dari permukaan laut sampai ketinggian sekitar 450 m di Kepulauan Banggai dan sekitar 250 m di Kepulauan Sula.
Gosong kaki merah (Megapodius reinwardt)
Di habitatnya burung ini tersebar secara luas. Umum secara lokal. Menghuni hutan pamah, hutan perbukitan dan secara lokal hutan pegunungan bawah, juga hutan bersemak sekunder, hutan monsun, mangrove dan semak pesisir. Sebagian besar dapat dijumpai di dataran rendah dan secara lokal dijumpai dari permukaan laut sampai ketinggian 1165 m
Gosong tanimbar (Megapodius tenimberensis)
Endemik di pulau Tanimbar. Tersebar secara luas tetapi umumnya menyebar di Yamdena.
Gosong kelam (Megapodius freycinet)
Tersebar luas. Menghuni hutan pamah primer dan sekunder yang tinggi dan hutan perbukitan, juga dapat dijumpai rawa-rawa sagu dan mangrove, perkebunan kelapa dan kebun campuran. Dapat dijumpai dari permukaan laut sampai ketinggian 1040 m.
Gosong maluku (Eulipoa wallacei)
Biasanya langka. Menghuni hutan perbukitan dan hutan pegunungan, biasanya di atas sekitar ketinggian 750 m (kebanyakan lebih tinggi daripada 111. sarang-sarangnya di pantai berpasair dan semak pesisir. Dari permukaan laut sampai ketinggian 1650m.
Maleo senkawor (Macrocephalon maleo)
Biasanya langka. Sarang-sarang bersama di pasir dan pantai gunung berapi dan tanah-tanah yang hangat dari panas bumi di hutan pamah primer dan hutan perbukitan.  Menghindari pembiakan di hutan primer, hutan sekunder, sungai dan rawa-rawa. Dapat dijumpai dari permukaan laut sampai ketinggian 1200 m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar