Bulu merupakan kekhasan burung dan telah
memungkinnya menjadi mahluk peterbang yang sangat efisien. Bobotnya ringan, strukturnya amat kokoh, jauh
lebih praktis daripada rentangan kulit yang menyangga kelelawar sewaktu terbang
ataupun struktur pesawat udara yang kaku.
Bulu jauh lebih mudah diperbaiki atau diganti apabila rusak.
Secara umum bulu terdiri atas bulu luar, bulu
benang, dan bulu kapas. Bulu luar adalah
bulu yang membentuk sosok burung, masing-masing terdiri dari tangkai yang kedua
sisinya diapit jaringan atau lembaran. Bulu
benang (filopluma) merupakan bulu
yang berkelompok di sekitar bulu luar
berupa tangkai lemah mirip rambut yang ujungnya berserabut pendek. Sedangkan bulu kapas, yaitu berkas lunak
tanpa batang yang tersembunyi di bawah lapisan bulu luar. Selain itu pada beberapa jenis burung
terdapat bulu bubuk, disebut bulu bubuk karena
terus menerus pecah menjadi bubuk, bulu ini dipakai burung cangak dan blekok untuk
merawat bulu.
Selain berfungsi untuk terbang, bulu
juga berfungsi melindungi kulit tipis dan peka serta berperan sebagai pengatur
udara yang efisien penahan panas tubuh dalam ruang antara bulu halus, bila
cuaca dingin dan menyalurkannya keluar lewat bulu-bulu yang dirapatkan ke tubuh
sewaktu udara menjadi panas.
Berapa
banyak bulu pada seekor burung?
Sebenarnya bulu luar burung telah
dihitung berkali-kali. Dari hasil tersebut
didapatkan patokan bahwa semakin besar
burung semakin banyak bulunya. Seorang
peternak sapi pernah menghitung bulu
ayam betina Plymouth rock, terdapat
sebanyak 8.325 helai bulu. Penyelidik
lainnya telah menghitung bulu soang dan hasilnya 25.216 helai dan 80% berasal
dari kepala dan leher. Alexander Wetmore
menghitung sebanyak 940 bulu terdapat pada burung kolibri sedangkan burung
pengicau berkisar antara 1.100 dan 4.600 helai.
Jumlah tersebut cukup teratur pada setiap jenisnya.
Pengaruh
musim terhadap bulu
Tiga ekor burung gereja yang diselidiki
pada musim dingin mempunyai lebih dari 3.550 bulu, sedangkan pada musim panas
masing-masing individu berkurang 400 helai dari jumlah pada musim dingin. Burung pipit emas dapat mencapai jumlah bulu
1.000 helai lebih banyak pada musim dingin dibanding musim panas.
Meskipun bulu ulet dan tahan lama namun
tetap mengalami pengusangan. Biasanya bulu itu menjumbai dan bahkan patah. Oleh sebab itu setiap burung dewasa berganti
bulu secara teratur setiap tahunnya.
Sedikitnya sekali setahun dan biasanya terjadi pada akhir musim panas
sesudah musim persarangan. Banyak burung
berganti bulu untuk kedua kalinya secara lengkap atau sebagian pada musim semi
sebelum musim bersarang.
Bulu tidak ditanggalkan serentak,
kecuali burung pingguin dan rangkong betina. Prosesnya pun tidak sembarangan. Bulu terbang dan bulu ekor biasanya
dilepaskan berpasang-pasangan. Sementara
pergantian berlangsung, burung mungkin kehilangan topangan beberapa bulu
terbangnya sewaktu menanggalkan bulunya, tetapi proses terbangnya tidak
terganggu. Hanya itik dan angsa dan
beberapa burung air lain yang tidak tergantung pada sayap untuk mencari makan,
tidak dapat terbang sama sekali selama berganti bulu.
Bulu
yang mutlak perlu
Bulu harus menyediakan permukaan
pengangkat bagi sayap dan ekor, juga harus melindungi burung terhadap cuaca dan
menyekatnya agar tidak kehilangan panas tubuh (bahang). Bulu
burung lebih banyak pada musim dingin yang berfungsi memelihara suhu normal
44°C tanpa kesulitan apapun dalam hawa dingin di bawah titik beku. Di bawah bulu terletak bulu kapas yang
berguna sebagai penyekat. Bulu terbang
merupakan bulu besar yang panjang dan kaku serta terdapat pada sayap dan ekor.
Lebar selaputnya tidak sama; bagian yang lebih lebar merupakan tepi
pengiring. Di antara jenis-jenis burung,
burung hantu merupakan burung yang mempunyai bulu terbang yang dilengkapi
saringan berbentuk tonjolan mirip sisir serta jumbai guna menyerang mangsa yang
tidak waspada dengan diam-diam.
Menjaga bulu tetap utuh
Betapa liat dan kuat pun bulu, namun
tugasnya lebih liat lagi. Agar tidak usang dan gugur sebelum waktunya, burung
merawatnya secara teratur. Kebanyakan
burung mempunyai kelenjar minyak pada pangkal ekornya, dan paruhnya merapikan
bulu dengan melumaskan minyak yang keluar itu.
Burung yang tidak mengeluarkan minyak merapikan bulu dengan bubuk yang
berasal dari bulu yang telah pecah menjadi debu.
Pergantian burung pada umumnya mengikuti
pola teratur yg secara simetris dan lambat meliputi tubuh burung; kerap kali pola
maju dari pantat ke kepala. Itik dan
angsa dan burung air lainnya mengugurkan bulu terbangnya sekaligus, dengan
demikian untuk sementara waktu terpaku di tanah, demikian pula pada burung
rangkong.
(Pertemuan
Keempat Kuliah Ornitologi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar