Pada famili Megapodidae terdapat 21
jenis burung yang sebagian besar hidupnya aktif di permukaan tanah. Famili ini terbagi tujuh genus dan berdasarkan
ekologi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.
Macrocephalon (1 jenis), Eulipoa (1 jenis), dan Megapodius (12 jenis)
Secara umum jenis-jenis burung yang
termasuk golongan ini dapat ditemukan pada berbagai habitat, tetapi tidak
pernah jauh dari pantai. Sebab kelompok
ini bertelur dalam liang di pasir dan dibiarkan menetas oleh panas
matahari. Di kawasan gunung berapi,
liang itu digali pada tempat yang dilewati uap panas.
Di Queensland, telur diletakan pada
celah-celah batu karang sehingga matahari dapat menyinarinya. Pada malam hari, batu-batuan itu tetap
menyimpan panas matahari, sehingga telur dapat tetap mendapatkan panas setiap
saat tanpa bantuan induknya.
Di daerah yang vegetasinya lebat, burung
Megapodius freycinet mengais-ngais tanah dan tanaman menjadi satu gundukan yang bergaris tengah sampai 10 m dan
ketinggian 4,5 m. Beberapa pasangan
dapat bersama-bersama memanfaatkan satu bukit dan meletakkan telur mereka dalam
satu lorong yang panjangnya mencapai 90 cm.
Masa pengeraman berlangsung antara 8-9 minggu.
2. Alectura (1 jenis), Aepypodius (2
jenis) dan Talegalla (3 jenis)
Jenis burung yang termasuk dalam
kelompok ini hanya ditemukan di Irian dan Australia, serta sebagian besar hidup
di hutan tropis. Kelompok ini membangun bukit-bukit yang komposisi utamanya terdiri
dari bahan nabati dengan garis tengah sekitar 3,50 m dengan tinggi 90 cm. Tanaman campurannya akan segera membusuk dan
yang jantan akan menyingkirkan betinanya untuk jangka waktu cukup lama sampai
suhu sedemikan rendah. Individu jantan
dengan berbagai cara dapat merasakan tinggi rendahnya suhu, tetapi mekanisme
ini belum diketahui penyebabnya sampai saat ini.
3.
Leipoa (1 jenis) ocellata
Kelompok ini hanya diisi oleh satu jenis
burung yaitu Leipoa ocellata yang
biasa disebut burung termometer yang hidup di kawasan Australia yang gersang, yang
suhunya agak naik turun, dan bahan pembuat sarang sulit didapat. Selama musim dingin burung tersebut
menghimpun bahan pembuat sarang yang dicampakkannya dalam sebuah lubang
besar. Sehabis hujan, ditutupinya lubang
itu dengan pasir, hingga sisa tanaman pun mulai membusuk.
Selama musim itu berlangsung, suhu dapat
sangat berbeda jauh, baik karena fluktuasi pada proses pembusukan ataupun suhu
cuaca di luar. Dengan berbagai cara, individu jantan dapat mengendalikan suhu
telurnya.
Daftar
Jenis Megapodidae
No
|
Jenis
|
Indonesia
|
Status
|
||||||
S
|
K
|
J
|
SU
|
M
|
NT
|
I
|
|||
1
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
2
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
||
3
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
E
|
|
4
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
E
|
|
5
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
||
6
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
||
7
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
8
|
−
|
−
|
−
|
√
|
−
|
−
|
−
|
E
|
|
9
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
−
|
√
|
E
|
|
10
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
11
|
−
|
−
|
−
|
√
|
−
|
−
|
−
|
||
12
|
−
|
−
|
−
|
√
|
−
|
−
|
−
|
E
|
|
13
|
−
|
−
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||
14
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
15
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
−
|
√
|
E
|
|
16
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
17
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
√
|
||
18
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
19
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
20
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
||
21
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
Gosong
filipina (Megapodius cumingii)
Di habitatnya tidak umum dijumpai.
Menghuni hutan primer dan hutan pamah sekunder dan hutan perbukitan, hutan
sekunder di pesisir dan kadang hutan pegunungan bawah serta perkebunan
campuran. Dapat dijumpai dari permukaan laut sampai dengan ketinggian 2000 m.
Gosong sula (Megapodius
bernsteinii)
Di habitatnya burung ini umum dijumpai dan
tersebar luas. Tetapi secara lokal terkucil di Taliabu dan Seho. Dapat dijumpai
dari permukaan laut sampai ketinggian sekitar 450 m di Kepulauan Banggai dan
sekitar 250 m di Kepulauan Sula.
Gosong kaki
merah (Megapodius reinwardt)
Di habitatnya burung ini tersebar secara
luas. Umum secara lokal. Menghuni hutan pamah, hutan perbukitan dan secara
lokal hutan pegunungan bawah, juga hutan bersemak sekunder, hutan monsun,
mangrove dan semak pesisir. Sebagian besar dapat dijumpai di dataran rendah dan
secara lokal dijumpai dari permukaan laut sampai ketinggian 1165 m
Gosong tanimbar
(Megapodius tenimberensis)
Endemik di pulau Tanimbar. Tersebar
secara luas tetapi umumnya menyebar di Yamdena.
Gosong kelam (Megapodius
freycinet)
Tersebar luas. Menghuni hutan pamah primer
dan sekunder yang tinggi dan hutan perbukitan, juga dapat dijumpai rawa-rawa sagu
dan mangrove, perkebunan kelapa dan kebun campuran. Dapat dijumpai dari
permukaan laut sampai ketinggian 1040 m.
Gosong maluku (Eulipoa
wallacei)
Biasanya langka. Menghuni hutan
perbukitan dan hutan pegunungan, biasanya di atas sekitar ketinggian 750 m
(kebanyakan lebih tinggi daripada 111. sarang-sarangnya di pantai berpasair dan
semak pesisir. Dari permukaan laut sampai ketinggian 1650m.
Maleo senkawor (Macrocephalon
maleo)
Biasanya langka. Sarang-sarang bersama
di pasir dan pantai gunung berapi dan tanah-tanah yang hangat dari panas bumi
di hutan pamah primer dan hutan perbukitan.
Menghindari pembiakan di hutan primer, hutan sekunder, sungai dan
rawa-rawa. Dapat dijumpai dari permukaan laut sampai ketinggian 1200 m.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar