Jujur, saya sering ngeri dengan orang
yang masih bisa mengeluh di tengah tumpukan nikmat, dan masih merasa iri pada
orang lain saat ia sebenarnya telah memiliki segalanya.
Yang saya ngeri adalah, suatu saat Allah
mencabut semua nikmat itu, dan ia baru tersadar bahwa seharusnya ia bersyukur,
bukan mengeluh atau iri.
Kalau kita mau jujur, keluhan hanya
muncul ketika kita fokus pada apa yang tidak kita miliki, betul kan? Nggak
punya idung mancung, nggak punya rumah besar, nggak punya baju branded, nggak
punya anak cowok, nggak punya badan kurus, akhirnya ngeluh mulu.
Dan rasa iri timbul ketika kita fokus
pada nikmat yang diperoleh orang lain, bukan nikmat yang ada pada diri kita.
Orang yang belum nikah, iri pada yang
sudah nikah. Yang belum hamil, iri pada yang punya anak. Yang punya anak
banyak, iri sama yang belum nikah dan masih bebas. Aiiih... Lingkaran setan
yang hanya bisa diputus dengan rasa ikhlas dan syukur.
Padahal yang bisa kita syukuri ada
sangat sangat banyak:
1.
Tubuh yang masih bisa berfungsi normal
Jantung yang berdetak dengan gratis.
Mata yang bisa melihat sempurna. Otak yang bisa berpikir. Mulut yang bisa
bicara. Kaki yang bisa berjalan. Perut yang bisa mencerna. Darah yang lancar
mengalir.
Jangan sampai baru bisa bersyukur
setelah Allah timpakan asam urat di kaki, katarak di mata, meningitis di otak,
peredaran darah tersumbat. Baru deh sadar bahwa bertahun-tahun ini kita
dilimpahi banyak nikmat kesehatan.
Bukannya mau nakut-nakutin, tapi ini
ciyus loh, biasanya orang yang lupa bersyukur dan kebanyakan ngeluh, suatu saat
bakalan Allah cabut nikmatnya. Jadi, buat yang hobi ngeluh... Siap-siap aja
yaa!
2.
Keluarga
Kalau masih punya orangtua, punya
adik-kakak (se-menyebalkan apapun mereka), punya suami, punya anak, syukurilah
nikmat memiliki keluarga!
Sadari bahwa pada diri mereka, kita
punya kesempatan mendapat tambahan pahala.
Belum lagi kalau punya keluarga di luar yang kandung, misalnya keluarga
se-pengajian, keluarga di kantor, dan keluarga lainnya yang memperhatikan dan
menyayangi kita.
Itu adalah nikmat Allah yang luar biasa,
jangan diabaikan! Syukurilah sebelum mereka semua Allah bikin pergi
meninggalkan kita karena terlalu sibuk ngeluh!
3.
Keburukan yang tidak terjadi
Bayangkan... Dari sekian banyak kasus
begal, kita tidak termasuk menjadi korban, padahal pulang malem terus. Dari
sekian banyak kecelakaan pesawat, kita selalu mendarat dengan selamat.
Dari sekian banyak kecelakaan mobil,
motor, kita belum pernah ketabrak sampai parah. Dari sekian banyak kasus
kebakaran, rumah kita dan keluarga tidak termasuk menjadi korban.
Dari sekian banyak anak terlahir autis,
cacat fisik, keterbelakangan mental, namun diri kita terlahir normal.
Bukankah ini juga merupakan nikmat yang
harus disyukuri? Mengapa kita menganggap hal ini biasa-biasa saja dan memang
sudah seharusnya?
4.
Nikmat sebagai muslim
Nikmat iman dan Islam adalah nikmat yang
terbesar. Sudahkah kita bersyukur karena masih bisa mendirikan shalat berjamaah
dengan bebas? Sementara ada orang di belahan dunia sana yang harus shalat
sembunyi-sembunyi.
Sudahkah kita bersyukur karena mengenal
Allah sebagai Tuhan yang esa, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta
tidak ada satu pun yang setara dengannya? Sementara di luar sana banyak yang
meyakini bahwa Tuhan dilahirkan dan Tuhan bisa wafat?
Terlalu banyak yang bisa disyukuri, dan
nyaris tidak ada yang pantas dikeluhkan, kecuali sifat mengeluh yang ada dalam
diri kita.
Mari berdoa, semoga Allah menjadikan
kita hamba yang pandai bersyukur. Yang selalu bisa melihat ada bunga cantik di
tengah ilalang, yang selalu bisa menyadari adanya berlian di antara gunungan
sampah, yang selalu bisa melihat kebaikan di tengah ribuan keburukan. Bukan
sebaliknya.
Semoga Allah jauhkan kita dari sifat
mengeluh, yang selalu merasa kurang walaupun telah memiliki segala yang
diperlukan, yang selalu dengki pada kenikmatan orang lain, yang selalu minder
dengan apa yang Allah beri untuk diri kita.
Sesungguhnya, itulah azab yang
sebenarnya, tak pernah merasakan nikmat walau berkubang kenikmatan.
Naudzubillah min dzalik.
Sumber:
http://annida-online.com/terlalu-banyak-yang-bisa-disyukuri-mengapa-masih-mengeluh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar