Tujuan
olahraga agar raga bugar dan ibadah lancar. Jikapun sampai ahli, keahlian itu
bisa untuk membela agama Allah. SETIAP usai foto dalam keadaan sedang
berolahraga, kemudian di upload ke media sosial, seringkali banyak orang
menghubungkannya dengan kesehatan.
Hal
tersebut memang tidak sepenuhnya salah, meski tidak sepenuhnya benar. Sebab
kesehatan seseorang tidak mutlak ditentukan oleh kedisiplinannya dalam
berolahraga, tetapi juga dipengaruhi oleh pola pikir, dan kejernihan hati.
Apatahlagi,
olahraga yang dilakukan tidak memperhatikan dosis yang mesti dipatuhi,
aktivitas fisik itu semata-mata dilakukan karena hobi tanpa kenal waktu dan
dengan tidak memperhatikan kondisi badan.
Bukannya
kebugaran yang didapat, malah banyak pekerjaan justru tersendat karena tubuh
malah sering drop karena kelelahan, mengalami cedera, atau pun efek negatif
lainnya. Jadi, olahraga pun jangan dengan hawa nafsu.
Olahraga di masa Nabi
Sebagai
ajaran yang sempurna, Islam juga memberikan perhatian pada aspek fisik ini. Syeikh
Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dalam kitabnya Minhajul Muslim menerangkan bawa
olahraga pada masa awal Islam dikenal dengan istilah furusiyah yang meliputi
cabang kepandaian menunggang kuda sebagai skill untuk dapat memelihara hak,
mempertahankan dan membela diri.
Selain
itu, furusiyah juga dimaksudkan untuk menguatkan tubuh dan meningkatkan
kemampuan jihad di jalan Allah. Karena
mukmin yang kuat lebih Allah cintai dari yang lemah. Rasulullah bersabda,
“Seorang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).
“Fusuiyah”
dalam Islam merupakan manivestasi dari perintah Allah untuk umat Islam
mempersiapkan diri dari sisi kekuatan fisik.
“Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Anfal [8]: 60).
Dengan
kata lain, olahraga di zaman Nabi dimaksudkan tidak semata-mata sebagai
kegemaran, tetapi persiapan diri untuk bisa terlibat dalam upaya membela
agama-Nya. Dan, olahraga termasuk bagian dari perintah yang penting untuk
diamalkan.
Rasulullah
Sahalallahu ‘Alaihi Wassallam saja tetap berolahraga di tengah kesibukan luar
biasa. Beliau pernah adu lari dengan Aisyah radhiyallahu anha.
Rasul
juga pernah menggelar adu ketangkasan berkuda dan menunjuk Ali bin Abi Thalib
sebagai penanggung jawab, sementara Suraqah bin Malik sebagai juri garis.
Bahkan,
Imam Ghazali pernah berkata, “Setelah belajar, anak diberi izin untuk
berolahraga agar tidak bosan. Melarang berolahraga dan memaksakan terus belajar
hanya akan mematikan hati dan mengikis kecerdasan.”
Olahraga Kita
Lantas bagaimana
dengan olahraga kita?
Untuk
seideal atau sama persis dengan masa Nabi jelas bukan perkara mudah, terlebih
saat ini kuda tidak lagi menjadi sarana berkendara yang utama. Namun demikian,
umat Islam baiknya terus berolahraga untuk menjaga kebugaran fisiknya.
Hanya
saja, penting diperhatikan adalah sisi waktu, sehingga jangan sampai karena
alasan olahraga, sholat malah terabaikan. Jika hal tersebut sampai terjadi,
apalah arti badan bugar kalau jiwa merana, karena setiapkali olahraga, sholat
hampir pasti diabaikan.
Oleh
karena itu, perhatikanlah waktu terbaik untuk olahraga. Jika diri termasuk
orang yang punya waktu untuk olahraga saat weekend, maka berolahraga di pagi
atau sore hari sangat baik. Sebab kalau malam, bisa mengganggu ibadah qiyamul
lail, shalat Tajahud bahkan memperlambat sholat tepat waktu di Shubuh hari.
Sebisa
mungkin, hindari olahraga di malam hari. Sebab logikanya sederhana, malam Allah
sediakan bagi manusia untuk istirahat. Kalaupun ingin begadang, silakan untuk qiyamul
lail. Bahkan dalam dunia perang, kala matahari terbenam, perang diistirahatkan.
Ingat,
tujuan utama olahraga adalah agar raga bugar, sehingga ibadah bisa lancar.
Syukur-syukur bisa ahli, sehingga kala harus turun membela agama Allah, seperti
menolong pengungsi dari bencana alam atau lainnya, diri kita termasuk yang bisa
terlibat di dalamnya, memberikan manfaat dan pertolongan kepada sesama.*
Ingat,
tujuan utama olahraga adalah agar raga bugar, sehingga ibadah bisa lancar.
Jikapun sampai ahli, keahlian itu bisa untuk membela agama Allah Subhanahu
Wata’ala.*
Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar
https://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2017/10/07/125089/sehat-dengan-olahraga-hebat-dalam-membela-agama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar