Perhatikan
contoh adab berikut yang benar-benar memperhatikan adab ketika sedang berbicara
kepada yang diajak bicara. Mereka benar-benar memperhatikan teman bicara
sebagai bentuk penghormatan dan tidak disibukkan dengan urusan lainnya. ‘Ataa’ bin Abi Rabah berkata,
“Ada seseorang laki-laki menceritakan kepadaku
suatu cerita, maka aku diam untuk benar-benar mendengarnya, seolah-olah aku
tidak pernah mendengar cerita itu, padahal sungguh aku pernah mendengar cerita
itu sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A’laam An-Nubala 5/86)
Di
zaman ini manusia dengan HP dan Gadget mungkin sulit dipisahkan, bahkan ada
yang benar-benar tidak bisa meninggalkan HP dan gadgetnya ketika berbicara
dengan orang lain yang merupakan teman bicaranya. Begitu sibuknya dengan HP dan
gadget, ia masih konsentrasi ke HP dan gadget padahal masih dalam tahap
berbicara dengan teman bicaranya. Akibatnya ia berbicara tidak serius, tidak
konsentrasi dan terkadang tidak nyambung. Hal ini bisa jadi bentuk
ketidaksopanan dan tidak menghargai teman bicaranya.
Perhatikan
hadits berikut, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunya cincin yang
bagus. Membuat beliau sering menatap cincin tersebut dan memalingkan beliau
dari perhatian kepada para sahabat ketika berbicara. Akhirnya beliau melempar
cincin tersebut karena mengalihkan perhatian dari para sahabatnya ketika
berbicara.
Dari
ibnu ‘Abbas, beliau berkata,
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sebuah cincin dan memakainya, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cincin ini telah menyibukkanku dari
(memperhatikan) kalian sejak hari ini (aku memakainya), sesaat aku memandangnya
dan sesaat aku melihat kalian”. Kemudian
beliaupun melempar cincin tersebut.”(Shahih An Nasa’i : 5304)
Ini
adalah adab dalam memperhatikan orang yang sedang berbicara. Al-Hasan Al-Bashri
berkata,
“Apabila
engkau sedang duduk berbicara dengan orang lain, hendaknya engamau bersemangat
mendengar melebihi semangat engkau berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang
baik sebagaimana engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau
memotong pembicaraan orang lain.” (Al-Muntaqa hal. 72).
Ibnu
Abbas menjelaskan tiga sikap yang baik ketika berbicara. Beliau berkata,
“Teman dudukku (teman bicara) mempunyai tiga
hak yang menjadi kewajibanku:
[1]
Aku arahkan pandanganku padanya jika berbicara
[2]
Aku luaskan tempat duduknya jika ia akan duduk (mempersilahkan dan beri tempat
yang nyaman, pent)
[3]
Aku dengarkan seksama jika ia berbicara.”
(‘Uyuunul
Akhbaar 1/307)
Hendaknya
kita benar-benar memperhati dan mendengarkan teman bicara jika dengam ngobrol
atau berbicara. Jika tidak diperhatikan, tentu kita akan merasa sakit hati dan
bahkan menganggap suatu hal yang tidak hormat. Apabila kita ingin diperlakukan
baik, hendaknya kita memperlakukan orang lain dengan baik pula.
“Tidak sempurna iman seseorang di antara
kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk
dirinya sendiri berupa kebaikan”. (HR Bukhari dan Muslim). [Dr. Raehanul
Bahraen]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar