Chapter
4: Ali bin Abi Thalib. ra
1. Ali bin Abi Thalib
ra adalah sahabat nabi yang berakhlak mulia, cerdas, berilmu tinggi, sabar, dan
penyayang tapi kalau sudah di medan tempur, fighting mode: on, lawan sekuat
apapun akan terkapar di hadapannya.
2. Fisiknya sangat
kuat. Dia bisa mengangkat dan membanting kuda dengan mudah. Selain itu dia juga
bisa memindahkan batu besar yang biasanya hanya bisa dilakukan banyak orang.
3. Waktu kecil,
Rasulullah saw diasuh oleh paman beliau yaitu Abu Thalib padahal Abu Thalib
miskin dan anaknya banyak. Setelah dewasa, beliau balas budi dengan cara
merawat anak Abu Thalib yaitu Ali.
4. Karena sejak kecil
hidup di bawah asuhan Rasulullah saw, Ali tumbuh menjadi anak yang sangat baik
akhlaknya, kuat mentalnya dan juga terampil dalam berbagai hal termasuk
kemampuan bela diri. Dia juga belum pernah menyembah berhala sama sekali.
5. Ibunya memberinya
nama “Haidarah” yang artinya singa, tapi nama “Ali” lebih sering digunakan.
6. Ali termasuk 7
orang pertama yang masuk Islam.
Abu Bakar yang pertama masuk Islam dari
kalangan orang tua,
Khadijah yang pertama masuk Islam dari
kalangan perempuan,
Zaid bin Haritsah yang pertama masuk Islam
dari kalangan budak,
Ali yang pertama masuk Islam dari kalangan
anak-anak.
7. Ali seolah tak
punya rasa takut. Ketika kaum kafir Quraisy bersekongkol untuk melakukan
pembunuhan berencana terhadap Rasulullah saw, di malam hari Ali tidur di
ranjang sang nabi dan menggunakan selimut yang biasa beliau pakai. Para
pembunuh mengira bahwa yang tidur di situ adalah Rasulullah saw. Atas izin
Allah swt, mereka hanya diam disitu tanpa berbuat apa-apa sampai pagi dan
mereka kaget bahwa ternyata yang di ranjang itu adalah Ali. Kira-kira apa yang terjadi kalau para
pembunuh itu langsung bacok tanpa lihat isi selimut?
8. Ali tak terkalahan
dalam duel pedang. Skill bertarungnya yang tinggi sudah terlihat sejak
pertempuran pertama yang dialami kaum muslimin yaitu Perang Badar. Dalam
tradisi kala itu, perang ini diawali dengan duel pembuka di antara para jagoan
kedua pihak. Rasulullah saw memerintahkan 3 kerabat beliau yaitu Ali, Hamzah
bin Abdul Muthalib dan Ubaidah bin Al Harits mewakili pasukan muslim 3 VS 3
wakil pasukan Quraisy yang juga merupakan satu keluarga yaitu Utbah, Syaibah
dan Al Walid.
Apa yang terjadi? Ali dengan mudah
mengalahkan Al Walid. Hamzah dengan mudah mengalahkan Syaibah, setelah itu
mereka menyelamatkan Ubaidah yang terluka. (baca juga fakta-fakta greget
tentang Hamzah bin Abdul Muthalib di chapter 2)
9. Teriakan Ali mampu
membuat orang yang tadinya berani langsung ketakutan.
10.Pertempuran besar
berikutnya adalah perang Uhud dan masih menghadapi lawan yang sama yaitu
Quraisy. Di sana Ali juga mengambil peran penting. Dia bergabung dalam tim
khusus bersama para sahabat lain yang memiliki skill bertarung level S yaitu
Hamzah, Zubair bin Awam, dan Ashim bin Tsabit. Tim ini fokus untuk menyerang
pemegang bendera musuh. Mengapa? Karena dalam tradisi perang kala itu, pasukan
yang benderanya jatuh akan dianggap kalah walaupun jumlahnya masih banyak,
sedangkan pasukan walaupun tinggal 1 orang belum dianggap kalah selama bendera
masih berdiri.
11. Begitu perang
dimulai, dengan cepat tim ini menembus barisan pertahanan musuh,
memporak-porandakan barisan ‘ikan teri’ yang nggak level untuk melawan mereka.
Tim ini langsung menghabisi pemegang bendera yang ada di tengah kerumunan
pasukan musuh. Pasukan Quraisy jadi shock karena perang baru dimulai tapi
bendera sudah jatuh. Satu persatu orang dari Suku Abdid Dar yang bertugas
mempertahankan bendera berdatangan berusaha mendirikan lagi bendera yang jatuh
namun satu-persatu pula dari mereka menemui ajal karena Ali dkk membabat
siapapun yang coba-coba mendirikan bendera sehingga jasad - jasad mereka
bergelimpangan di sekitar bendera. Akibatnya, tak ada lagi yang berani
mendirikan bendera walaupun sang komandan memerintahkannya sehingga pasukan
Quraisy terpukul mundur dan tercerai berai sebelum nantinya keadaan berbalik.
12. Suatu hari para
sahabat bertanding gulat. Ali menang 3X berturut-turut padahal di situ ada para
sahabat yang kuat semisal Umar bin Khattab.
Setelah itu,
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bahwa di balik bukit sana ada orang yang
akan melawannya. Ali bergegas menuju TKP. Di sana ada seseorang yang seluruh
tubuhnya tertutup hingga hanya terlihat matanya. Orang itu memberi isyarat
bahwa dia ingin menantang gulat.
Setelah beberapa
kali mencoba, ternyata Ali dapat dikalahkan dengan mudah oleh orang itu. Ali
mengaku kalah, lalu dia meminta orang itu agar menunjukkan identitasnya.
Setelah tutup kepalanya dibuka, ternyata beliau adalah Rasulullah saw.
Perlu diketahui
bahwa setiap nabi diberi kekuatan yang melebihi umumnya manusia. Nabi Musa as
pernah tidak sengaja bunuh orang hanya dengan sekali jotos.
13. Di pertempuran
berikutnya dia unjuk gigi lagi. Saat itu Madinah diserang sekitar 10.000
pasukan gabungan dari suku-suku yang ingin menghancurkan kaum muslimin.
Untungnya, mereka tidak bisa masuk ke kota karena 3000 pasukan muslim sudah
mengantisipasi serangan dengan cara menggali parit di sekitar Madinah sehingga
perang ini dsebut perang Khandaq (parit). Kedua pasukan hanya bisa saling
memanah karena terpisah oleh parit yang lebar dan dalam. Ternyata ada beberapa
tentara musuh yang dapat melewati parit. Mereka dipimpin oleh seorang panglima
kavaleri Quraisy bernama Amr bin Abdu Wudd al Amiri. Walaupun usianya sudah 80
tahun, Amr masih sangat kuat. Dia adalah prajurit penunggang kuda terbaik
Quraisy yang terluka ketika perang Badar sehingga tidak bisa mengikuti Perang
Uhud, oleh karena itu dia ingin menumpahkan dendam dan amarahnya di perang
Khandaq ini.
“Siapa berani bertarung denganku?” Amr
menantang duel.
Para sahabat diam. Mereka terutama kaum
muhajirin tahu siapa dan betapa hebatnya Amr. Bukannya mereka takut mati
terbunuh, tapi jika sampai kalah, mental kaum muslimin pasti nge-drop. Maka,
yang maju tidak boleh sembarang orang.
Ali berdiri, minta ijin kepada Rasulullah
saw. “Biarlah aku yang menghadanya wahai Rasulullah.”
Ternyata beliau tidak mengijinkannya. “Duduklah,
sesungguhnya orang yang ingin kau lawan adalah Amr.” Sepertinya Rasulullah saw
pun ragu Ali mampu mengadapi Amr.
3X Amr menantang, 3X Ali minta ijin untuk
menghadapinya, baru Rasulullah saw mengijinkan.
Di hadapan Amr, Ali menawarkan 3 hal. Pertama
dia menawarkan agar Amr masuk Islam. Tentu saja ditolak. Tujuannya datang mau
memerangi Islam masa malah masuk Islam?
Kedua dia menawarkan Amr untk kbali ke
Mekah. Tentu saja ditolak. Masa jauh-jauh mau perang sampai tujuan pulang
begitu saja?
Ketiga adalah pertarungan. Pilihan ke 3 ini
membuat Amr tertawa, lalu dia bertanya,
“Siapa namamu?”
“Aku Ali.”
“Anak Abdul Manaf?” Rupanya Amr tidak kenal
Ali yang di depannya itu.
“Bukan. Aku putra Abu Thalib.”
Amr kaget, karena orang yang berani
menantangnya bertarung ternyata masih ‘anak kemarin sore’ yang paman-pamannya
saja mungkin masih lebih muda darinya. Amr kehilangan niat bertarung karena
menganggap Ali ‘nggak level’ untuk melawannya lalu berkata, “Keponakanku,
beberapa pamanmu masih hidup. Tentu saja mereka lebih tua darimu. Demi Allah,
aku tidak ingin membunuhmu.”
Ali malah menjawab, “Tapi aku ingin sekali
membunuhmu!”
Jawaban ini tentu saja membuat Amr murka.
Bisa-bisanya ada seorang ‘bocah’ berusia kurang dari 25 tahun yang tidak dia
kenal berani menantangnya.
But wait! Kok si
Amr tadi bilang “Demi Allah”? Bukankah dia orang kafir? Ya! Orang Arab jaman
jahiliyah juga mengenal Allah swt, tahu bahwa Dia Tuhan karena nenek moyang
mereka pengikut Nabi Ibrahim, hanya saja mereka menyekutukanNya dan suka menyembah
berhala.
Saking marahnya,
Amr turun dari kuda, lalu memenggal kudanya sendiri. Ga pake lama, Amr langsung
menyerang sekuat tenaga. Maka terjadilah duel maut yang menurut para sahabat
merupakan ‘the most epic battle’. Saking cepatnya gerakan mereka, dubu-debu
beterbangan sehingga pertempuran tidak terlihat jelas.
Kekuatan tebasan
pedang Amr berhasil mematahkan perisai Ali hingga pedangnya menyentuh pundak
Ali. Kesempatan itu Ali gunakan untuk menebaskan pedangnya dari bawah
selangkangan kena anunya Amr, digoreskan sampai ke wajah sehingga terluka dan
dia jatuh. Ga pake lama, Ali menyelesaikannya dengan tebasan di leher.
Di antara debu-debu
berterbangan Ali bertakbir, diikuti Rasulullah saw dan para sahabat lain.
Pasukan kafir
tercengang. Sesuatu yang mustahil baru saja terjadi. Hal ini menyebabkan teman
teman Amr yang tadi ikut menerobos parit lari ketakutan. Sebagian berhasil
melewati parit lagi dan kembali ke pasukan kafir, tapi ada 1 yang apes, dia
mati dengan tubuh terbelah 2 hanya dengan sekali tebasan pedang oleh Zubair bin
Awwam.
Siapakah Zubair bin
Awwam? Dialah bodyguard Rasulullah saw yang menurut Umar bin Khattab
kekuatannya setara 1000 orang. (Silakan lihat chapter sebelumnya).
Begitulah
seharusnya seorang muslim. Waktunya kalem ya kalem, waktunya ganas ya ganas.
Bukan seperti kids jaman now, di medsos ganas bagai singa, diajak ketemuan mau
ngomong baik-baik, eh ga berani. [Udah capek baca boz? Save aja dulu. Masih
panjang loh]
14. Rasulullah saw
pernah bersabda, “Ali adalah bagian dariku dan aku bagian darinya. Tidaklah
dapat membatalkan sebuah perjanjian melainkan aku atau Ali.” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan kedudukan istimewa Ali di
samping Rasulullah saw.
15. Ali menikah dengan
putri kesayangan Rasulullah saw yaitu Fatimah.
16. Suatu hari ketika
pulang ke rumah, istrinya mengatakan bahwa mereka sudah tidak punya makanan dan
hanya punya uang 3 dirham. Maka Ali pergi untuk membeli makanan. Di jalan di
bertemu orang miskin yang mengaku sudah 3 hari dia dan keluarganya tidak makan.
Ali memberikan semua uangnya dan meyakini bahwa tidak mungkin Allah swt membuat
keluarganya mati kelaparan gara-gara menolong orang yang sudah 3 hari tidak
makan sementara dia sendiri baru sehari tidak makan.
Sampai di rumah Ali
menceritakan apa yang terjadi. Hal ini membuat istrinya menangis. Ali lalu
berangkat menuju rumah Rasulullah saw untuk minta bantuan. Di jalan dia bertemu
seseorang yang menjual unta merah seharga 20 dirham padahal harga standarnya 40
dirham. Dia memperbolehan Ali membayar unta itu kapan saja. Ali menyetujuinya
dan membawa unta itu. Tak lama kemudian Ali bertemu orang dan ingin membeli
untanya. Ali menjual dengan harga standar yaitu 40 dirham. Tanpa nawar, orang
itu langsung bayar. Setelah untanya laku, Ali mengejar orang yang tadi menjual
unta kepadanya dan membayarnya 20 dirham, lalu pulang membawa 20 dirham.
Pertempuran
berikutnya adalah Perang Khaibar melawan orang-orang Yahudi. Di hari sebelum
pertempuran, Rasulullah saw bersabda, “Besok pagi aku akan memberikan bendera
ini kepada laki-laki yang mencintai dan dicintai Allah swt dan Rasul-Nya.
Semalaman para
sahabat penasaran siapakah orang yang dimaksud dan masing-masing berharap bahwa
merekalah orangnya. Besoknya, Rasulullah saw memanggil Ali. Ternyata dia sedang
sakit mata lalu Rasulullah saw meludahi matanya dan sembuh seketika. (don’t try
this at home! Cuma Rasuullah saw yang bisa).
Rasulullah
memberikan bendera kepada Ali lalu bersabda “Berangkatlah dan jangan menoleh ke
belakang sampai Allah swt menaklukan Khaibar untukmu.”
Dalam pertempuran,
bendera adalah simbol kekuatan pasukan oleh karena itu pemegangnya harusnya
orang yang kuat.
Di TKP, lagi-lagi
Ali mewakili kaum muslimin dalam duel pembuka. Di depan benteng musuh, pasukan
kaum muslimin ditantang duel oleh seorang panglima Yahudi bernama Amir. Ukuran
tubuhnya jauh di atas manusia normal, kekar, memakai baju besi dan topi besi.
Dia berteriak, “Siapa berani melawanku?”
Sebagai komandan
sebenarnya Ali bisa saja menunjuk salah satu prajuritnya untuk melawan Amir,
tapi Ali lebih memilih maju sendiri untuk menerima tantangan musuhnya.
Serangan Ali seolah
tak mempan terhadap organ-organ vital Amir yang dilapisi ‘armor’ yang kuat.
Maka dia menebas kedua betis musuhnya itu hingga jatuh terkapar dan segera
menyelesaikan duelnya.
Di duel Perang
Khaibar Ali juga melawan Marhab, seorang penunggangkuda andalan Yahudi. Di
pedangnya tertulis kalimat, “Inilah pedang Marhab. Siapa yang mencicipinya akan
celaka.”
Ternyata justru
Marhablah yang celaka. Tebasan pedang Ali membelah topi besi dan kepalanya
hingga sampa gigi gerahamnya.
Saudara Marhab yang
bernama Al Harits tak mau ketinggalan. Dia pun menantang Ali dan bernasib sama.
Gara-gara para
jagoannya dibantai oleh Ali dan Zubair bin Awwam, pasukan Yahudi tak ada lagi
yang berani menantang duel padahal jumlah mereka 10.000 orang sedangkan jumlah
pasukan muslimin hanya 1.400. Pertempuran
ini berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin.
Beda bgt sama
sekarang. Milyaran umat Islam sedunia ngga bisa apa apa ngelawan Yahudi Israel
yang cuma beberapa juta.
17. Ali punya julukan
“Abu Turab” yang artinya Pak Tanah. Suatu hari ada masalah di rumah tangganya.
Ali tidak pernah memarahi istrinya, tapi jika sudah jengkel, dia memilih
menghindar daripada keadaan makin heboh. Saat itu dia ‘mengungsi’ ke masjid. Di
sana Ali berbaring di lantai masjid yang masih dari tanah. Karena jengkel +
galau, dia gosok-gosokkan badannya di tanah seolah ingin melampiaskan amarahnya
ke tanah. Tiba tiba datanglah Rasulullah saw dan bersabda, “Duduklah wahai Abu
Turab!”
Di kemudian hari
banyak orang yang memanggilnya Abu Turab. Ternyata Ali suka dengan julukan ini.
18.Karena kecerdasan
dan keluasan ilmunya, Ali juga mendapat julukan “Babul Ilmu” yang artinya
gerbang ilmu.
19.Salah satu
keistimewaan fisik Ali adalah tahan terhadap kondisi suhu dan cuaca. Kadang dia
memakai pakaian musim dingin di saat musim panas, juga sebaliknya. Hal ini
karena doa Rasulullah saw “Ya Allah, hilangkanlah dari Ali rasa panas dan
dingin.”
20.
Rasulullah
saw pernah memerintahkan Ali untuk menjaga Madinah dan mengawasi gerak-gerik
orang-orang munafik sementara beliau dan pasukan kaum muslimin meninggalkan
kota untuk menyerbu tentara Romawi dan sekutunya. Ternyata ada orang-orang
munafik menebar hoax yang mengatakan bahwa Ali tidak diajak ikut perang oleh Rasulullah
saw karena dia lemah dan penaku sehingga tidak dibutuhkan lagi. Ali sempat
terpancing, dia langsung mengambil peralatan perang dan berangkat menyusul
pasukan muslimin. Setibanya di sana, Rasulullah saw menyuruh Ali kembali sambil
bersabda, “Apakah engkau merasa bahwa menjaga istri-istriku, menjaga keluargamu
bukan hal yang penting? Apakah kau tidak ridha jika kedudukanmu di sisiku
seperti kedudukan Harun di sisi Musa? Hanya saja tidak ada nabi setelahku.”
Perlu
diketahui bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun sangat dekat. Bahkan Nabi Harun
seringkali menjadi wakil dan juru bicara bagi Nabi Musa. Itu artinya, Ali memiliki kedudukan istimewa
di sisi Rasulullah saw.
21.
Ali pernah berkata kepada Hasan, anaknya,
“Janganlah pernah menantang orang berkelahi, tapi jika kau ditantang,
layanilah. Karena sesungguhnya orang yang menantang itu adalah orang zhalim.
Melayani duel orang zhalim diperbolehkan.
22.
Ali sangat memahami masalah hukum. Umar bin
Khattab berkata, “Hakim terbaik di antara kami adalah Ali bin Abi Thalib.”
Rasulullah saw pernah memerintakan Ali menjadi hakim di Yaman. Padahal
usianya termasuk yang masih muda di antara para sahabat.
23. Agak jauh setelah
Rasulullah saw wafat, tepatnya di jaman khalifah Utsman bin Affan, muncul
seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam bernama Abdullah bin Saba’. Dia
berusaha menghancurkan Islam dari dalam dengan cara menebar pemikiran sesat,
memecah belah umat Islam, dan menjelek-jelekkan sebagian sahabat dengan cara
membuat berbagai hoax, fitnah dan propaganda. Utsman sang khalifah ketiga wafat
terbunuh dangan sadis oleh para pengikut Abdullah bin Saba’. Di tengah kondisi
negara yang kacau balau, Ali diangkat menjadi khalifah ke 4.
24. Abdullah bin Saba’
menyebarkan pemikiran sesat bahwa para yang seharusnya jadi khalifah setelah
Rasulullah saw wafat adalah Ali sedangkan para khalifah sebelumnya merebut
kekuasaan Ali. Dia juga terlalu mengagung-agungkan Ali.
25. Para pembunuh
Utsman yaitu para pengikut Abdullah bin Saba’ takut kejahatannya terbongkar
maka mereka selalu membuat ulah agar kaum muslimin sibuk bertikai sehingga
tidak sempat mencari dan menghukum mereka. Oleh karena itu, di masa
pemerintahannya Ali lebih fokus untuk menyelesaikan masalah internal kaum
muslimin.
26. Suatu ketika,
Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Ummul mukminin Aisyah berangkat
membawa 6000 pasukan untuk mencari pembunuh Utsman. Di waktu yang sama Ali
beserta 10.000 pasukannya juga berangkat untuk mencari pembunuh Utsman. Kedua
pasukan bertemu, berdialog, dan mengetahui bahwa tujuan mereka sama. Ternyata
kedua pasukan disusupi para pengikut Abdullah bin Saba’. Di malam hari, para
penyusup ini saling serang satu sama lain. Yang di Pasukan Ali menembaki
perkemahan pasukan Zubair dengan panah api, yang di pasukan Zubair berakting,
“Pasukan Ali menyerang kita! Pasukan Ali berkhianat!” lalu membalas serangan.
Mereka yang ada di pasukan Ali juga sama, berbuat seolah-olah pasukan Zubair yang
memulai serangan. Maka terjadilah sesuatu yang sangat menyedihkan yaitu
pertumpahan dara antara sesama kaum muslimin. Inilah yang disebut Perang Jamal.
Jauh jauh hari
sebelumnya, Rasulullah saw sudah memperingatkan akan terjadinya perang antara 2
golongan yang tujuannya sama. Ternyata perang inilah yang dimaksud.
Tentu saja kedua
pihak sebenarnya tidak menginginkan perang. Di tengah dahsyatnya pertempunan,
Ali mendekati Zubair dan mengingatkannya tentang sabda nabi bahwa suatu saat
Zubair akan melawan Ali dan saat itu Zubair dalam keadaan salah. Setelah
mendengarnya, Zubair langsung keluar dari peperangan.
Pasukan Ali
berhasil memenangkan perang dan mengantar Aisyah pulang. Sayangnya, akibat
perang ini banyak sahabat nabi yang wafat termasuk 2 sahabat dekat nabi yaitu
Zubair dan Thalhah bin Ubaidilah. Kedua sahabat nabi ini termasuk dalam 10
orang yang dijamin masuk surga. Yang membunuh mereka bukan pasukan Ali maupun
pasukan Zubair melainkan para penyusup.
27. Selain Perang
Jamal, terjadi Perang Siffin yang juga melawan sesama kaum muslimin yaitu
pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan, gubernur Syam. Pemimpin kedua kubu yaitu Ali
dan Muawiyah sama sama sahabat nabi yang mulia. Keduanya tidak bermusuhan, tapi
hanya beda sikap dan pendapat mengenai kasus pembunuhan Utsman. Namun lagi-lagi
para pengacau yaitu pengikut Abdullah bin Saba’ berulah. Mereka mengirim surat
kepada Muawiyah berisi peringatan bahwa Ali akan menyerang Muawiyah dan
pasukannya. Sebaliknya mereka juga menyurati Ali yang isinya peringatan bahwa
Muawiyah akan menyerang Ali. Kedua pihak tidak langsung percaya begitu saja,
tapi tetap menyiapkan pasukan hanya untuk berjaga-jaga. Kedua pasukan pun
bertemu. Mereka tak ada niat perang, tapi pengikut Abdullah bin Saba’ yang
terlucknut itu memprovokasi sehingga teradilah peperangan. Perang Siffin
diakhiri dengan perjanjian damai antara Ali dan Muawiyah setelah banyak korban
berjatuhan.
Setelah kejadian
tersebut, kaum muslimin lebih selektif dalam menerima berita. Untuk menghindari
hoax dan fitnah, mereka hanya mau menerima berita dari kalangan mereka sendiri.
Dari sini kita bisa
mengambil pelajaran bahwa di tengah-tengah kaum muslimin selalu ada oknum-oknum
yang memakai nama-nama Islami, memakai gelar islami, anggota orams Islam, tapi
berusaha menghancurkan Islam.
28. Ternyata sekelompok
orang di pasukan Ali tidak setuju Perang Siffin berakhir dengan perdamaian.
Mereka tetap ingin menghabisi pasukan Muawiyah. Karena kecewa dengan keputusan
Ali, mereka memisahkan diri dari pasukan Ali dan membentuk kelompok yang disebut
Khawarij. Kelompok ini terdiri dari anak-anak muda yang semangat beragamanya
tinggi tapi ilmu agamanya masih dangkal. Mereka memahami Quran dan hadis hanya
secara tekstual tanpa memahami makna di baliknya. Orang-orang Khawarij sangat
mudah mengkafirkan kelompok lain, bahkan Ali dan Muawiyah mereka anggap kafir
karena memutuskan suatu perkara tidak berdasarkan Quran & sunah (menurut
pemahaman mereka). Padahal sebenarnya merekalah yang tidak paham Quran sunnah.
Orang orang
Khawarij tak segan membunuh siapapun yang berbeda kelompok atau pemikiran.
Mereka suka menumpahkan darah kaum muslimin.
Jauh-jauh hari
sebelumnya Rasulullah saw sudah memperingatkan akan kemunculan mereka di
kemudian hari dan menjuluki mereka sebagai “anjing-anjing neraka.” Setelah berkali-kali upaya dialog dan
cara-cara halus gagal, Ali pun memberantas mereka.
29. Perang Siffin juga
memunculkan kelompok Syiah berisi orang-orang yang setia kepada Ali. Namun
gara-gara pemikiran Abdullah bin Saba’, lama-kelamaan kelompok ini semakin
menyimpang. Mereka terlalu mengagung-agungkan Ali, suka mencela dan menganggap
kafir sebagian besar sahabat nabi. Mereka mengaku Islam, tapi rukun iman dan
rukun islamnya beda, menganggap Quran tidak lengkap, bahkan beberapa sekte
Syiah yang ekstrim menganggap Ali adalah Tuhan. Dari dulu sampai sekarang
kelompok ini selalu membuat ulah.
30. Ali mengeksekusi
mati Abdullah bin Saba’
31. Ali pernah ditanya
mengapa di masa pemerintahannya banyak terjadi kekacauan, beda dengan masa
pemerintahan para khalifah sebelumnya. Ali menjawab, “Karena mereka (para
khalifah sebelumnya) memimpin orang-orang seperti aku, sedangkan aku memimpin
orang-orang seperti kalian.”
32. Walaupun banyak
terjadi kekacauan, sebagai khalifah Ali dapat menyelesaikan masalah-masalah
dengan baik.
33. Ali memindahkan ibukota
negara dari Madinah ke Kufah. Ternyata masyarakat Kufah telah membuatkan istana
yang indah untuk Ali. Ketika melihatnya, Ali malah berkata, “Istana
kesombongan! Aku tidak akan pernah tinggal di tempat seperti ini!” lalu dia
lari sekencang kencangnya.
34. Ali sangat
sederhana. Dia sering memakai jubah seharga 3 dirham dan naik keledai. Dia juga
pernah hanya memakai 2 lembar kain, yang satu dijadikan sarung, satunya
dijadikan baju. Padahal sebagai khalifah yang wilayah kekuasaannya membentang
dari Syam di utara hingga Yaman di selatan dan Persia di Timur hingga Afrika
Utara di barat, dia bisa saja memakai pakaian mahal dan kuda terbaik.
35. Sebagai khalifah,
setiap hari Ali patroli di pasar. Dia mengingatkan orang orang agar selalu
bertakwa, berdagang dengan jujur, jangan memanipulasi timbangan, dan jangan
menggembungkan daging (bikin daging gelonggongan).
36. Suatu hari Ali
lewat di depan rumah seorang Yahudi. Di depan rumah itu dia melihat baju perang
yang dia yakini adalah miliknya yang hilang. Ali menemui pemiik rumah dan
mengatakan bahwa baju perang itu miliknya, tapi si Yahudi membantah dan
mengklaim itu adalah miliknya. Karena tidak mau mengaku, Ali mengajak si Yahudi
pergi ke pengadilan.
Tentu saja si
Yahudi heran. Ali sang khalifah yang negaranya sudah menaklukkan Persia dan
Romawi sebenarnya sangat mudah baginya untuk mengambil paksa apa yang dia
inginkan, tapi dia memilih menempuh jalur hukum.(Beda sama pejabat jaman now,
hukum cuma berlaku buat rayat jelata. Penguasa mah bebas.). Mereka berjalan
berdua menuju tanpa pengawalan sama sekali.
Si Yahudi tambah
heran saat sampai di pengadilan, orang-orang biasa saja ketika melihat
kedatangan Ali. Tidak ada yang berdiri untuk memberi penghormatan, tidak ada
yang rebutan salaman. Mengapa? Karena Ali sangat dekat dengan rakyatnya. Dia
biasa berada di masjid, pasar, atau di tempat umum lainnya.
Si Yahudi kaget
ketika sang hakim menyuruh mereka berdua untuk antri karena pengadilan sedang
ramai. Sang hakim yang diangkat Ali, gajinya ditentukan Ali, memperlakukan Ali
sama seperti rakyat jelata seolah bukanlah siapa-siapa. Ali juga bersikap biasa
saja padahal sebenarnya dia bisa minta didahulukan.
Ketika tiba giliran
mereka, Ali menceritakan pada hakim bahwa baju perangnya ada di rumah si
Yahudi. Si Yahudi membantah tuduhan Ali dan mengklaim bahwa baju itu miliknya.
Ternyata bukti dan saksi yang ditunjukkan Ali tidak cukup. Langsung sang hakim
memutuskan bahwa baju itu milik si Yahudi. (kira-kira ada ngga hakim jaman now
yang berani memutuskan bahwa presidennya salah?).
Hal terakhir inilah
yang membuat si Yahudi super kaget. Dia baru saja mengalahkan khalifah di
pengadilan yang hakimnya merupakan bawahan sang khalifah. Akhirnya si Yahudi
mengaku bahwa baju perang itu milik Ali yang dia curi 2 hari sebelumnya.
Terkesan dengan keadilan Ali dan sang hakim, si Yahudi masuk Islam.
Perlu diketahui
bahwa orang Yahudi sangat sulit untuk masuk Islam. Bahkan jumlah Yahudi yang
masuk Islam di jaman Rasulullah saw bisa dihitung dengan jari.
37. Ali pernah ke pasar
menjual pedangnya yang sangat berharga. Dia berkata bahwa jika punya uang
sedikit saja, pasti dia tak akan menjual pedang berharganya yang dulu digunakan
untuk membela Rasulullah saw. Ini
menunjukkan bahwa Ali hidup seperti umumnya rakyat jelata. Dia makan dari hasil
kerjanya sendiri, bukan dari harta negara. Baginya jabatan adalah amanah, bukan
untuk cari uang.
38. Walaupun Ali sudah
memberantas orang-orang Khawarij, tapi kelompok ini masih tersisa dan tetap
eksis. Ada 3 orang Khawarij berkumpul, membicarakan kondisi umat Islam saat itu
yang sedang kacau. Kesimpulannya, mereka bersepakat untuk membunuh 3 orang yang
mereka anggap sebagai biang dari kekacauan itu yaitu Ali, Muawiyah dan Amru bin
Ash. Mereka membagi tugas, masing-masing harus membunuh 1 target. Yang bertugas
membunuh Ali bernama Abdurrahman bin Muljam. Mereka bersepakat akan menjalankan
aksinya pada 15 Ramadhan 40H. Ketiganya bersumpah dengan nama Allah tidak akan
mundur sampai targetnya mati atau mereka yang mati karenanya. Setelah itu
mereka mengolesi pedang dengan racun. Begitulah
kaum Khawarij. Ilmu agamanya dangkal, kalau ketemu masalah ngga punya solusi
selain bunuh.
39. Pada malam Jumat
tanggal 15 Ramadhan, Abdurrahman bin Muljam mengintai Ali. Ketika sang khalifah
keluar untuk shalat subuh, Abdurrahman menebaskan pedangnya ke ubun-ubun Ali
sambil berteriak, “Hukum itu hanya milik Allah, bukan milikmu, bukan pula milik
teman-temanmu!”
Orang-orang yang
sedang berangkat ke masjid langsung heboh. Mereka membawa Ali ke rumahnya. Di
saat kritis seperti iu, Ali masih sempat menyuruh orang-orang yang
mengerumuninya agar segera ke masjid utuk melaksanakan shalat subuh sebelum
waktunya habis.
Setelah shalat
subuh, orang-orang kembali ke rumah Ali dengan membawa Abdurrahman. Melihat si
pembunuh, Ali sedih karena ternyata dia mengenalnya lalu bertanya. “Kamu kah
yang berusaha membunuhku setelah sekian lama aku berbuat baik padamu?”
Para sahabat murka,
sudah tidak sabar ingin menghajar Abdurrahman. Ali yang menyadari hal ini
justru memaksakan diri untuk maju melindungi pembunuhnya dari amukan massa,
lalu berkata, “Terimalah kedatangannya dengan baik, perlakukanlah dia dengan
baik pula. Jika selamat dari kematian, akulah yang berhak atas nyawanya, baik
menuntut qishas atau memaafkannya. Jika aku meninggal, maka susulkanlah dia
agar kelak dapat kutuntut di hadapan Rabb semesta alam. Jangan bunuh orang
selainnya untuk membalas kematianku, karena Allah swt tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.”
Coba kalo ane yang
dibacok trus ketemu pelakunya, mungkin bakal bilang “Hajar bro! Bakar
sekalian!”
40. Akhirnya, sepupu
Rasulullah saw, orang yang belum pernah menyembah berhala, sahabat nabi yang
termasuk orang-orang pertama masuk Islam, sahabat nabi yang dijamin masuk
surga, sahabat yang terkenal luas ilmunya, pendekar sejati pelindung nabi, sang
khalifah ke-4, Ali bin Abi Thalib ra syahid di tangan seorang Khawarij yang
sok-sokan membela kebenaran, sok-sokan paling berpegang pada Quran & sunah
padahal bego dan sesat yaitu Abdurrahman bin Muljam. Ali dibunuh pada Hari
Jumat 15 Ramadhan 40H.
41. Diantara 3 orang
Khawarij yang melakukan rencana pembunuhan, hanya Abdurrahman bin Muljam yang
berhasil. Sementara itu 2 temannya gagal membunuh Muawiyah dan Amru bin Ash.
Rasulullah saw
pernah bersabda, “Sesungguhnya nama kalian yang paling disukai oleh Allah swt
adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim).
Ternyata si Yahudi
munafik pemecah belah umat bernama Abdullah bin Saba’ dan pembunuh Ali bernama
Abdurrahman bin Muljam. 2 orang ini walaupun namanya disukai Allah swt, tapi
kelakuannya sangat terlucknut. Oleh karena itu jangan kaget kalau lihat ada
orang namanya islami tapi kelakuannya busuk. Dari dulu udah ada.
42. Dengan syahidnya
Ali, maka berakhirlah era khulafaur rasyidin. Selanjutnya umat Islam memasuki
jaman kerajaan yang didirikan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Berikut adalah
beberapa kata mutiara Ali bin Abi Thalib yang menunjukan keimanan, kecerdasan,
kebijaksanaannya.
1.
“Betapa bodohnya manusia, Dia menghancurkan masa kini sambil mengkhawatirkan
masa depan, tapi menangis di masa depan dengan mengingat masa lalunya.”
2.
“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu
tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu.”
3.
“Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang
telah menghancurkannya.”
4.
“Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu.
Hiduplah dengan rendah hati, tidak peduli seberapa kekayaanmu. Berpikirlah
positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu. Berikanlah banyak, meskipun
menerima sedikit. Tetaplah berhubungan dengan orang-orang yang telah
melupakanmu, dan ampuni yang bersalah padamu. Jangan berhenti berdoa untuk yang
terbaik bagi orang yang kau cintai.”
5.
“Orang cantik tidak selalu orang baik, tapi orang baik selalu cantik.”
6.
“Lepaskan segala sesuatu yang membuatmu stres dan sedih.”
7.
“Jangan terang-terangan mengutuk iblis padahal diam-diam kau mengikutinya.”
8.
“Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata. Akal
dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan cinta.”
9.
“Jangan menganggap diamnya seseorang sebagai sikap sombongnya, bisa jadi dia
sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri.”
10.
“Jangan biarkan hatimu berlarut-larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau kamu
tidak akan pernah siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi.”
11.
“Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang
yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.”
12.
“Diberkatilah dia yang kesalahannya sendiri mampu mencegahnya dari melihat
kesalahan orang lain.”
13.
“Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu
yang menyakitkan adakalanya justru menjadi obat penyembuh.”
14.
“Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah, karena bagaimanapun juga hanya di
malam yang paling gelap lah bintang-bintang tampak bersinar lebih terang.”
15.
“Teman sejati adalah dia yang selalu memberi nasehat ketika melihat kesalahanmu
dan dia yang mau membelamu di saat kamu tidak ada.”
16.
“Memaafkan adalah kemenangan terbaik.”
17.
“Lebih mudah mengubah gunung menjadi debu daripada menanamkan cinta di hati
yang dipenuhi dengan kebencian.”
18.
“Jangan pernah mengambil keputusan ketika sedang marah dan jangan pernah
membuat janji ketika sedang senang.”
19.
“Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang
terorganisir.”
20.
“Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa
cinta-Mu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau
siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku.”
21.
“Dia yang menaruh kepercayaan pada dunia, dunia akan mengkhianatinya.”
22.
“Lebih baik mendengarkan musuh yang bijak daripada meminta nasihat dari teman
yang bodoh.”
23.
“Ada dua jenis manusia: 1) mereka yang mencari tapi tidak dapat menemukan, dan
2) mereka yang menemukan tapi masih menginginkan lebih.”
24.
“Jangan besarkan anakmu dengan cara orangtuamu membesarkanmu dulu, karena
mereka lahir di zaman yang berbeda.”
25.
“Selalu ada cukup cahaya bagi orang yang mau melihat.”
26.
“Orang yang penuh harap akan terus mencari, sementara orang yang penuh
ketakutan akan melarikan diri.”
27.
“Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau
jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.”
28.
“Kemarahan itu seperti bola api, tapi jika kamu menelannya, itu akan lebih
manis daripada madu.”
29.
“Ucapan itu seperti obat, dosis kecilnya bisa menyembuhkan tapi jika berlebihan
bisa membunuh.”
30.
“Jika kamu ingin menguji karakter seseorang, hormati dia. Jika dia memiliki
karakter yang bagus, dia akan lebih menghormatimu, namun jika dia memiliki
karakter buruk, dia akan merasa dirinya paling baik dari semuanya.”
31.
“Berhentilah membahas apa yang tidak kamu ketahui dan membicarakan tentang apa
yang tidak menjadi perhatianmu.”
32.
“Betapa terhormatnya ilmu, sampai orang yang tidak memilikinya mengaku
memiliki, dan betapa hinanya kebodohan, sampai orang yang memilikinya tidak mau
mengaku.”
33.
“Jangan merasa kesepian di atas jalan kebenaran karena sedikitnya orang yang
berada di sana.”
34.
“Banyak permasalahan pelik yang berhasil diselesaikan dengan kemurahan hatian.”
35.
“Sabar sesaat saja di saat marah akan mencegah ribuan penyesalan.”
36.
“Berikan perhatian dan bersikap baiklah kepada istrimu. Dia adalah bunga yang
lembut, bukan budak rumah tanggamu.”
37.
“Jagalah dirimu dari sifat marah. Karena kemarahan itu dimulai dengan kegilaan
dan berakhir dengan penyesalan.”
38.
“Aku akan terus bersabar, bahkan sampai kesabaran itu sendiri merasa lelah dengan
kesabaranku.
39.
”Berikan ribuan kesempatan kepada lawan untuk menjadi kawan, tapi jangan
berikan satu kesempatan pun bagi kawan untuk menjadi lawan.”
40.
“Seorang teman tidak bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan:
1) di saat membutuhkan, 2) di belakangmu, dan 3) setelah kematianmu.”
41.
“Tidak ada yang bisa menjaga rahasiamu lebih baik daripada dirimu sendiri, maka
jangan salahkan siapa pun orang yang mengungkapkan rahasiamu karena kamu
sendiri tidak bisa menyembunyikannya. Rahasiamu adalah tawananmu, yang jika
dilepaskan, itu akan membuatmu tahanan.”
42.
“Jangan megikuti mayoritas, tapi ikutilah jalan kebenaran. Hiduplah di dunia
ini layaknya seorang pengembara, dan tinggalkan setiap kenangan manis di
belakangmu. Sesungguhnya kita hanyalah tamu di sini, dan setiap tamu harus
segera pergi.”
43.
“Jangan katakan pada Allah ‘aku punya masalah besar’, tetapi katakan pada
masalah bahwa ‘aku punya Allah Yang Maha besar.”
44.
"Kejahatan akan terus ada bukan karena banyaknya orang jahat tapi karena
diamnya orang baik."
dan
masih banyak lagi.
Ada seorang lelaki
datang kepada Rasulullah lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah
pendapat Rasul mengenai seorang yang mencintai sesuatu kaum, tetapi tidak
pernah menemui kaum itu?" Rasulullah bersabda: "Seorang itu beserta
orang yang dicintainya." (HR.Bukhari).
Kita umat Islam
punya tokoh-tokoh hebat yang nyata dan lebih layak dijadikan Idola.
Marilah
belajar sejarah agar tidak salah pilih tokoh idola!
Marilah
kita nge-fans kepada Rasulullah saw dan para sahabat agar bisa dipertemukan
dengan mereka di surga nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar