Satu dari tiga remaja di dunia berisiko
terkena berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker akibat gaya hidup tidak
sehat. Sebuah studi melaporkan bahwa minimnya aktivitas fisik juga asupan buah
dan sayuran yang rendah memicu risiko penyakit.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal
Preventive Medicine, adalah penelitian global terbesar dari faktor risiko gaya
hidup utama untuk penyakit tidak menular (PTM) pada remaja. Para peneliti dari
Universitas Queensland di Australia memeriksa data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dari 304.779 siswa berusia 11-17 tahun dari 89 negara.
Mereka menemukan bahwa 35 persen remaja
memiliki tiga atau lebih faktor risiko penyakit akibat gaya hidup. Menurut Asad
Khan, Associate Professor di University of Queensland, berbagai faktor risiko
meningkatkan kemungkinan kesehatan yang buruk.
"PTM seperti penyakit kardiovaskular
dan pernapasan kronis, diabetes tipe 2 dan kanker, adalah penyebab utama
kesehatan yang buruk dan kematian prematur, terhitung tujuh dari 10 kematian
secara global setiap tahun," kata Khan dilansir Times Now News, Jumat
(27/12).
"Asupan buah dan sayuran yang rendah,
dan aktivitas fisik adalah faktor risiko gaya hidup yang paling menonjol untuk
PTM di kalangan remaja, masing-masing 86 persen dan 85 persen," tambah
dia.
Secara keseluruhan, lanjut Khan, remaja
laki-laki lebih banyak faktor risiko penyakit akibat gaya hidup daripada anak
perempuan. Remaja di wilayah Amerika misalnya, memiliki faktor risiko tertinggi
dengan persentase 56 persen dibandingkan dengan 45 persen untuk wilayah Pasifik
Barat.
Merokok, alkohol, aktivitas fisik minim dan
pola makan yang tidak sehat terjadi pada remaja laki-laki. Sementara minimnya
aktivitas fisik dan pola makan yang buruk terjadi pada wanita.
"Banyak perilaku yang diperoleh selama
masa remaja cenderung berlanjut di masa dewasa, dan itu meningkatkan risiko
penyakit di masa depan atau bahkan kematian dini," kata Khan.
Karenanya dia menyarankan kepada WHO juga
Kementerian Kesehatan di berbagai negara untuk merumuskan strategi pencegahan
secara masif.
"Strategi pencegahan spesifik terhadap
remaja berdasar gender harus diprioritaskan untuk membantu mengurangi beban
penyakit tidak menular saat ini dan di masa mendatang secara global,"
jelas Khan.
(Gumanti
Awaliyah/Dwi Murdaningsih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar