Sumber: hgagnondistribution.com |
Menyebut nama Rambo hal pertama yang pasti
teringat adalah sosok Silvester Stallone. Aktor kawakan tersebut memang sangat
melekat dengan sosok Rambo, tapi yang paling tidak dapat terlupakan adalah
bagaimana aksi heroik Rambo saat menghabisi satu pleton pasukan seorang diri.
Menariknya lagi, itu hanya dia lakukan dengan satu senapan mesin plus panah.
Nyaris tidak mungkin memang melihat aksi
heroik seperti itu, apalagi di dunia nyata dengan semua peralatan perang yang
serba canggih.
Dikutip dari Segi Empat, dulu memang ada
seorang tentara yang tidak begitu terkenal namun pantas dijuluki Rambo. Dia
adalah Leo Major, seorang tentara asal Kanada yang punya kisah heroik seperti
Rambo.
Leo Major bergabung dengan pasukan Kanada
pada tahun 1940, dan empat tahun kemudian langsung terjun ke medan perang tepat
saat Kanada mendeklarasikan perang dengan Nazi.
Sukses Merebut Tank
Nazi
Hanya butuh pelatihan 4 tahun bagi Leo
untuk memulai aksi heroiknya seperti Rambo. Di tugas pertamanya Leo Major
langsung merebut hati pasukan Koalisi setelah berhasil merebut satu tank Nazi
seorang diri.
Tank tersebut tidak lantas digunakan
sebagai bantuan tempur, namun tank Nazi kala itu adalah tambang emas berharga
untuk pasukan koalisi. Karena di dalamnya terdapat banyak kode rahasia milik
Nazi.
Sendiri membunuh
pasukan khusus SS Nazi
Aksi heroik Leo Major pun terus berlanjut,
dalam penelusurannya bersama pasukan Kanada, Leo sempat dipepet dengan 4
pasukan SS Nazi.
Perlu diketahui pasukan SS Nazi dulu adalah
special force yang sangat disegani karena taktiknya dan juga keberingasannya.
Tapi hal tersebut tidak lantas membuat Leo ciut. Leo Major berhasil membunuh 4
pasukan SS Nazi, meski Leo harus kehilangan mata kirinya karena salah satu tentara
SS sempat meledakkan granat.
Menangkap Puluhan
Tentara Nazi Sendirian
Akhir tahun 1944 Leo bersama beberapa
temannya mulai merangsek masuk ke Belgia. Di Antwerp, Belgia Leo kembali di uji
dengan satu pleton pasukan Nazi.
Saat pengintaian Leo berhasil menculik
salah seorang pasukan Nazi dan satu lagi dia habisi di depan pasukannya sebagai
peringatan. Namun bukannya membawa pasukan Nazi ke markas untuk di interogasi,
Leo justru memaksa pasukan tersebut untuk membawanya masuk ke markas Nazi di
Antwerp.
Aksinya tersebut berhasil meski sempat
terjadi baku tembak, tapi pada akhirnya pasukan Nazi yang tersisa 100 orang
menyerah. Dalam perjalanannya ke Markas Kanada, Leo sempat diberondong tembakan
oleh pasukan Nazi. Namun Leo berhasil membawa puluhan pasukan Nazi ke garis
pertahanan Kanada.
Ia langsung diberikan medali penghargaan,
tapi Leo justru menolak karena medali tersebut dinilainya lebih pantas untuk
mereka yang gugur di medan tempur.
Menyelamatkan Kota
Zwolle Sendirian
Aksi paling melegenda dari seorang Leo
Major adalah saat ia menyelamatkan satu kota yang berisi 50 ribu penduduk dari
pasukan Nazi.
Pada tahun 1945, Leo Major ditugaskan untuk
mengintai kota Zwolle yang saat itu dikuasai oleh ribuan pasukan Nazi. Leo
ditugaskan bersama temannya Willy Arsenaut untuk menyusup ke Kota Zwolle demi
mengetahui seberapa besar kekuatan Nazi.
Namun sayang, sebelum masuk ke Kota, Leo
dan Willy bertemu dengan satu kelompok Nazi yang sedang patroli. Kontak senjata
tentu tidak dapat terelakkan hingga membuat Willy tewas.
Hal tersebut justru membuat amarah Leo
memuncak, dengan gagah berani Leo menculik salah satu pasukan Nazi. Leo kembali
menggunakan seorang pasukan tersebut untuk merangsek masuk ke markas Nazi.
Leo meneriakkan agar seluruh pasukan Nazi
menyerah karena kota Zwolle sudah dikepung oleh pasukan Kanada. Untuk
membuktikan gertakan tersebut, saat keluar dari markas Nazi Leo menghujani
beberapa sudut Kota Zwolle dengan senapan mesin dan juga granat.
Pasukan Nazi mulai ketakutan meski tidak
sepenuhnya percaya, tapi menjelang pagi Leo kembali berhadapan dengan 10
pasukan Nazi yang ditugaskan untuk mengintai.
Kontak senjata kembali terjadi namun hal
tersebut pula yang akhirnya membuat pasukan Nazi yakin untuk menyerah. Karena
dalam kontak senjata Leo yang berhasil mencuri banyak peluru dan granat
menghujani kelompok Nazi dengan membabi buta.
Aksi heroik Leo Major pun membuat namanya
disematkan sebagai nama jalan di kota Zwolle, dan namanya tercatat sebagai
pahlawan bagi masyarakat Zwolle. Leo meninggal dunia pada tahun 2008 di usia 87
tahun.
(Fachri
Djaman)
Sumber: https://makassar.terkini.id/kisah-leo-major-rambo-asli-dalam-dunia-nyata/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar