Burung ini pertama kali masuk di Amerika
Utara pada 1851, saat seratus burung gereja dilepaskan di Brooklyn, New York.
Menjelang 1900, populasinya telah menyebar jauh ke barat hingga Rocky Mountain.
Salah satu penyebabnya, keberhasilan kawanan burung ini berkembang biak di
wilayah baru, adalah sifatnya yang agresif.
Pada 1889, seorang ilmuwan melaporkan
kejadian burung gereja menyerang tujuh puluh spesies burung lain. Mereka juga
mengusir burung lain dan sarangnya. Yang sering menjadi korban adalah burung
martin, bluebird, dan sand martin. Burung gereja terkadang bahkan membangun
sarang baru tepat di atas sarang burung lain, walaupun masih ada anak burung
yang masih bersarang di sana.
Burung gereja juga menjadi perusak ‘rumah
tangga’ dengan cara lain karena kehidupan keluarga mereka sangat dramatis. Baik
betina maupun jantan biasanya berpasangan dengan lebih dan seekor burung. Selain
itu, burung gereja memiliki masa bertelur tersingkat dibanding semua burung
lain. Hanya dalam 10 – 12 hari, mereka bisa menelurkan lima atau enam butir
telur.
Saat seekor burung jantan mendekati
betinanya, sang jantan sering memecahkan telur – telurnya dan membunuh anak –
anak burung yang ada. Cara yang aneh untuk membujuk betina agar kawin
dengannya. Burung – burung betina yang telah menetaskan telurnya akan
mencurahkan sebagian besar energi mereka untuk mengerami dan merawat anak –
anaknya. Dengan menyingkirkan anak – anak tersebut membuat si betina sekali
lagi siap untuk berkembang biak.
Sumber:
https://unikterbaru.wordpress.com/2014/11/22/burung-gereja-adalah-burung-paling-perusak-di-dunia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar