Corvus
unicolor merupakan jenis
burung endemik Kepulauan Banggai. Di kepulauan ini hanya ditemukan di Pulau
Peleng, pada hutan-hutan primer dan sekunder tua ketinggian 300 s/d 915 m.
Dalam
beberapa dekade terakhir jenis ini diketahui
hanya berdasarkan dua specimen yang dikoleksi oleh Rothschild dan Hartert, dari sebuah tempat yang tidak
diketahui dengan pasti letaknya di Kepulauan Banggai selama rentang waktu 1884
- 1885 (Coates dan
Bishop, 2000). Sejak saat itu hingga sebelum
ditemukan Fachry Nur Mallo dan Dadang Dwi Putra
tahun 2007, jenis ini tidak diketahui statusnya dengan pasti. Data lokasi
penyebaran dan ekologinya diketahui dari beberapa literatur, yang hanya
berdasarkan perkiraan saja. Dalam beberapa literatur hanya mencantumkan Pulau
Banggai sebagai tempat penyebarannya.
Salah satu aspek ekologi Corvus unicolor yang
jarang diketahui adalah jenis makanan dan perilaku makan. Data yang tersaji pada tulisan ini masih minim, tetapi
paling tidak dapat memberikan pengetahuan awal mengenai hal itu.
JENIS
MAKANAN
Menurut Mallo, dkk. (2006 dan 2018) Corvus unicolor
mengkonsumsi serangga berukuran besar, ulat serangga, reptilia kecil (seukuran
tokek dan cicak), ular berukuran kecil, anak dan telur burung spesies lain,
telur ayam peliharaan dan buah tumbuhan, terutama Ficus spp. dan Macaranga sp. Dengan
demikian Corvus unicolor merupakan jenis burung pemakan segala (omnivore), sebagaimana kebanyakan
spesies dalam famili Corvidae (Redaksi ensiklopedi Indonesia, 1989).
PERILAKU
MAKAN
Dari pengamatan penulis, diketahui perilaku Corvus
unicolor saat mencari makan dan memberi makan anak, yaitu:
-
Mencari
makan
Corvus unicolor mencari makan dengan cara
membongkar kulit, batang dan dahan lapuk serta membongkar daun kering atau
serasah lain terdapat pada dahan atau tumbuhan epifit, tempat hewan reptilia
dan serangga tinggal atau bersembunyi. Saat melakukan aktifitas membongkar
menggunakan paruh. Bila hewan-hewan diburu tersebut keluar lalu disergap
menggunakan paruhnya.
Tabel 1. Daftar spesies burung
yang terlibat pembentukan kelompok
antar-spesies dalam
perburuan serangga di hutan primer
Dusun Kokolomboi (ketinggian 865
m).
Spesies Inti
|
Spesies yang seringkali
ikut serta
|
Spesis yang kadang saja ikut serta
|
- Pachycephala pectoralis
- Hypothymis puella
-
Zosterops altrifrons
|
- Edolisoma
obiensis
-
Dicrurus hottentottus
- Culicicapa helianthea
|
- Corvus
unicolor
|
Selain itu, Corvus unicolor sekali
teramati membaur dalam kelompok antar-spesies burung pemakan serangga (insectivore) saat berburu serangga di hutan primer Dusun Kokolomboi
pada ketinggian 820 m. Tujuh spesies yang terlibat selain Corvus unicolor
dalam peristiwa perburuan serangga tersebut, yaitu Phylloscopus sp., Pachycepala pectoralis, Edolisoma obiensis, Dicrurus
hottentottus, Hypothymis azurea, Culicicapa helianthea dan
Zosterops altrifrons. Pada kelompok antar-spesies tersebut kemungkinan
Corvus unicolor termasuk dalam
kategori kadang saja ikut serta;
kategori spesies burung yang jarang tergabung dalam kelompok antar-spesies
burung insectivore dan hanya menunggu saja dari jarak jauh serangga yang
terusik oleh anggota kelompok antar-spesies saat berburu serangga, karena teramati
Corvus unicolor yang tergabung dalam kelompok antar-spesies tersebut
menunjukan karakter yang demikian (Mallo, dkk., 2018).
Satu individu Corvus unicolor yang teramati dapat dipastikan berbaur
dengan kelompok antar-jenis burung insectivore saat berburu serangga, karena Corvus
unicolor tersebut melakukan kontak dengan cara mengikuti anggota kelompok
antar-spesies tersebut, saat serangga berukuran besar terbang terusik hinggap
lalu disergap, dan dimakan (Mallo, dkk., 2018).
Selama ini belum pernah teramati Corvus unicolor (mungkin juga
spesies Corvus lain di Sulawesi) berbaur
dengan kelompok antar-spesies burung insectivore saat berburu serangga.
-
Memberi
makan anak
Perilaku saat memberi makan
anak (menjelang remaja), diawali kedua induk pergi mencari makan meninggalkan
anak di sarang, pada jarak tidak jauh dari sarang. Setelah memperoleh makanan,
satu induk yang mendapatkan makanan menyuapi anak, sementara satu induk lain
pergi mencari makanan, demikian seterusnya dilakukan bergantian. Juga teramati kadang
satu induk mencari makan dan menyuapi anak, sementara induk lain berjaga-jaga
disekitar sarang. Bila ada gangguan, induk yang menjaga akan
berteriak-teriak tanpa henti, mengeluarkan suara berupa --kaark-kaaaark-- dua nada. Nada terakhir
lebih panjang dan lebih menekan. Induk lain
sedang mencari makan akan datang mendengar suara panggilan tersebut. Bila
pengganggu tidak pergi, maka kedua atau satu induk akan mengusir pengganggu,
dengan cara mendekatinya sambil berlompat-lompat diantara dahan atau terbang
disekitar pengganggu, sambil mengeluarkan suara berulang-ulang. Teramati sekali
satu induk memperlihatkan perilaku nekat menggigit dan menarik bulu elang
pengganggu saat mendekati anaknya di sarang.
Bila pengganggu mendekati sarang saat induk belum berada
disarang, anak mengeluarkan suara seperti mendesir, tanpa henti, hingga kedua
induk datang kepada anaknya.
Bila anak Corvus unicolor
masih kecil, kedua induk tidak sekaligus meninggalkan anaknya, tetapi salah
satu induk mencari makan, satu induk lagi menjaga anaknya dari gangguan. Aktifitas
tersebut dilakukan secara bergantian (Mallo, dkk., 2018).
Teramati tiga jenis makanan disuapi pada anak (menjelang remaja), yaitu cicak
hutan, serangga berukuran besar dan sejenis kadal.
[Penulis: Fachry
Nur Mallo 1, Dadang Dwi Putra 2 Abdul Rahman 3, Herlina 4,
Moh. Ihsan
Nur Mallo 5 dan Alpian Maleso 6]
1, 2, 3, 4 Celebes Bird Club (CBC) di Palu, 5 KPB
Spilornis Fahutan Untad-Palu, 6 Pengamat
burung di Pulau Peleng.
DAFTAR
PUSTAKA
Coates, B.J. and Bishop, K.D. 1997. A
Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley.
Dove Publication.
del Hoyo, J. and Collar, NJ. 2014. Illustrated Checklist of the Bird of the
World, Volume 1 Non Passerines. Lyns and Birdlife International.
del Hoyo, J. and Collar, NJ. 2016. Illustrated Checklist of the Bird of the
World, Volume 2 Passerines. Lyns
and Birdlife International.
Ihsan, M.,
2011. Analisis
Kuantitatif Komunitas Burung di Pulau Peleng Dengan Fokus Corvus unicolor (Corvus unicolor). Thesis. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Indrawan, M., Masala, Y., Putra, D.D., Mallo, F.N.,
Maleso, A., Salim, A., Masala, F., Tinulele, I., Pesik, L., Katiandagho, D.S. and Sunosol. 2010. Rediscovery of the Critically
Endagered Banggai Crow Corvus unicolor on Peleng Island, Indonesia; Part 1;
Ekologis. Bull. Brit. Orn. Cl. 130; 1546 -165.
Maleso, A.
2016. Catatan Perkembangbiakan 17 Burung Pulau Peleng. Salakan.
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rahman, A., Herlina, Lilis
dan Wati. 2006. Status Corvus unicolor
(Corvus unicolor) di Pulau Peleng, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Palu. Celebes Bird Club (CBC). Tidak
dipublikasikan.
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rasmunssen, P.C., Herlina, Soemadikarta, S., Indrawan, M.,
Darjono, Mallo, M.I.N., Sweet, P., Rahman, A., Raharjaningtrah, W., Masala, Y.,
and Verbelen, F. 2011. Rediscovery
of the Critically Endagered Banggai Crow Corvus unicolor on Peleng
Island, Indonesia; Part 2; Taxonomy. Bull. Brit. Orn. Cl. 130; 166
-180.
Mallo, F.N. Putra, D.D., Rahman, A., Herlina. Mallo, M.I.N dan
Maleso, A. 2018. Corvus
unicolor, dan burung-burung di Kepulauan Banggai-Sula. Bandung.
Celebes Bird Club (CBC) dan Program Studi Magister Ilmu Lingkungan (PSMIL)
Universitas Padjadjaran.
Redaksi Ensiklopedi Indonesia1989. Burung, Ensikopedi Indonesia seri fauna.
Jakarta. PT.
Intermasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar