Cara hewan berkomunikasi telah dianggap
sangat berbeda dengan cara manusia berkomunikasi. Namun baru-baru ini seorang
peneliti bernama Toshitaka Suzuki dari Universitas Kyoto Jepang menunjukan
hasil riset yang menarik, bahwa burung dan manusia ternyata memiliki kemampuan
kognitif dalam berkomunikasi yang cenderung sama.
Penelitian tersebut ditempuh berdasarkan
kesadaran Suzuki terhadap anggapan umum, bahwa burung menggunakan bentuk bahasa
mereka sendiri yang kerap disebut isyarat. Dari situ timbulah pertanyaan, apa
yang terjadi dalam pikiran mereka saat mereka berbicara? Mungkinkah bunyi suatu
kata dapat membangkitkan gambar dalam benak, seperti yang terjadi pada manusia?
1. Burung memiliki
"daya imaji" (Mind's Eye) yang membantu mereka dalam berkomunikasi
Selama beberapa tahun terakhir, Suzuki
melakukan serangkaian eksperimen yang menguraikan vokalisasi ( cara berbahasa)
burung jenis Japanase Tits atau Parus
Minor, yang masih satu famili dengan burung seperti Chickadees dan Titmice.
Suzuki mengadakan pengujian dengan
menyiarkan rekaman bunyi tertentu, berupa desis khusus dari ular kepada burung
Parus Minor, melalui speaker yang terpasang di pohon. Kemudian dia menganalisis tindakan burung, yang memberikan respon serius kepada
tongkat yang digantung di sepanjang batang pohon meniru seekor ular sedang
menjalar.
Sebaliknya, ketika Suzuki memancing burung
itu dengan panggilan yang bunyinya tidak jelas, dan mengayun-ayunkan tongkat
itu tak beraturan, burung tersebut malah tidak mempedulikan tongkatnya.
2. Burung mampu
memahami bunyi-bunyi yang mengandung makna, desis seekor ular misalnya
Penelitiannya menghasilkan kesimpulan,
bahwa tak ubahnya manusia saat mendengar sebuah kata "ayam" misalnya,
kemudian akan secara otomatis timbul rupa atau gambar ayam di dalam benak
manusia, burung pun mengalami hal tersebut.
Baru-baru ini Suzuki melaporkannya dalam
jurnal Prosiding National Academy of Sciences. "Dengan hanya mendengar
bunyi yang memiliki citra mental, burung
menjadi lebih tanggap terhadap objek yang menyerupai ular," tulisnya di
PNAS.
Sebelum mendeteksi keberadaan ular,
ternyata burung telah lebih dulu membayangkan gambar visual ular dalam benaknya
tatkala mendengar bunyi khusus desis dari ular.
Dalam disiplin lmu bahasa (linguistik), hal
ini merupakan cara kerja yang serupa dengan 'sintaksis'. Kemampuan manusia
untuk menghasilkan atau menemukan sebuah makna dari kata-kata yang saling
berhubungan.
3. Semua jenis
hewan mungkin juga memiliki kemampuan komunikasi serupa
Temuan Suzuki ini mendapat respon positif
dari sejumlah peneliti yang mengkhususkan objeknya pada hawan burung.
Rob Magrath, ahli ekologi perilaku di Universitas
Nasional Australia menganggap interpretasi Suzuki sesuai dengan hasil
penelitiannya.
"Saya menyukai cara Suzuki menggunakan
eksperimen sederhana secara fisik, menggunakan tongkat dan senar, untuk menguji
gagasan," kata Magrath.
Demikian pula tanggapan ahli ekologi
Christine Sheppard dari American Bird Conservancy. "Sangat menantang untuk
merancang eksperimen yang memungkinkan Anda menjawab pertanyaan ini, "Ini
sungguh cermat." Ucapnya.
Sheppard mengatakan bahwa masuk akal bagi
hewan untuk memiliki 'daya imaji (Mind's Eye) yang bekerja bersamaan dengan
komunikasi mereka. Ini memungkinkan mereka merespons ancaman lebih cepat.
Suzuki juga sepakat, dan yakin, bahwa hal
ini tidak hanya ditemukan di burung Parus
Minor dan kerabat dekat mereka, tapi juga di banyak burung dan di
seluruh komunitas hewan.
https://www.idntimes.com/science/discovery/emajewe/ternyata-burung-memiliki-kemampuan-komunikasi-yang-mirip-manusia-c1c2/full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar