Biasanya di akhir tahun atau di awal tahun
kita membuat resolusi diri berupa target yang akan kita capai di masa
mendatang. Begitu pun di akhir tahun 2019 ini, sebaiknya agar waktu libur lebih
bermanfaat kita gunakan untuk membuat rencana hidup (Life Plan). Untuk membuat rencana hidup (life plan),
langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1.
Membuat visi dan misi hidup.
Visi adalah tujuan yang terukur. Buat visi
seumur hidup (misalnya sampai dgn usia 60 thn). Contohnya: menjadi pengusaha
dengan total kekayaan 1 triliun atau menjadi pegawai dengan jabatan terakhir
Dirut. Sebaiknya visi hidup mencakup aspek karir, keluarga, keuangan dan
agama/sosial.
Setelah itu, membuat misi hidup yaitu
pedoman hidup yang dipegang teguh dalam mencapai visi hidup. Misi hidup berguna
untuk membuat kita konsisten mencapai visi hidup dengan pedoman tertentu.
Membuat hidup terarah dan tidak plin plan.
2.
Langkah selanjutnya membuat peta kehidupan (life mapping) yang berisi target
umum setiap tahun sampai dengan usia tertentu (misal 60 tahun). Life mapping
bersifat global dan strategis tentang apa yang harus ditempuh setiap tahunnya
untuk mencapai visi besar hidup kita. Jika
ada tahun yang kosong biarkan saja, nanti akan terisi jika rencana sudah
berjalan.
3.
Membuat Target Peran yang dibuat setiap awal tahun.
Agar hidup seimbang maka buat target yang
lebih detail untuk setiap peran dalam hidup kita. Misalnya, peran sebagai
karyawan apa targetnya, sebagai anak apa targetnya, sebagai pengurus organisasi
tertentu apa targetnya dan seterusnya. Tanpa mencantumkan peran biasanya kita
akan terjebak untuk menghabiskan waktu pada kegiatan utama saja dan lupa bahwa
ada peran lain yang terbengkalai. Target setiap peran harus terukur. Contoh:
peran sebagai mahasiswa targetnya memperoleh ipk 3,7. Peran sebagai anak adalah
mengirimkan uang ke ortu 500 ribu per bulan. Contoh yang tidak terukur: menjadi
karyawan yang baik, menjadi anak sholih, menjadi warga negara yang bermanfaat,
dll.
Jangan lupa untuk membuat peran PEMBARUAN,
yakni peran untuk meningkatkan kapasita pribadi kita pada 3 dimensi : akal,
perasaan (hati), dan fisik. Sediakan waktu setiap hari untuk memberi
"makan" akal kita dengan banyak membaca, menghadiri majelis ilmu,
misalnya. Memberi "makan" perasaan kita dengan ibadah rutin dan
refleksi diri. Memberi "makan" fisik kita dengan olahraga, tidur yang
cukup, dll. Mereka yang menurun kualitas hidupnya biasanya karena terjebak
dengan kesibukan melaksanakan peran tertentu dan tak punya waktu untuk
melaksanakan peran pembaruan, yakni untuk mengolah akal, hati dan fisiknya.
4.
LAKUKAN dengan konsisten menjadi langkah-langkah bulanan, mingguan, dan harian
yang mengacu pada Target Peran Tahunan. Jangan
hidup terlalu spontan, tapi sebaliknya juga jangan terlalu sibuk dengan satu
peran saja. Beri ruang waktu untuk fleksibilitas rencana.
Insya Allah jika dilakukan konsisten, hidup
kita akan maju beberapa langkah dan kita punya alat untuk mengevaluasi apakah
hidup kita sudah sesuai dengan visi misi hidup atau tidak (on the track atau
tidak).
Jangan putus asa jika rencana belum
tercapai. Lakukan lagi dan lagi sambil berdoa. Jika gagal, yang penting kita
sudah berusaha. Di mata Allah kita sudah tercatat sebagai orang sukses. Sebab
yang dinilai Allah adalah usaha kita, bukan hasilnya.
Sesungguhnya yang membedakan pemimpi dengan
pemimpin adalah tindakan. Pemimpi menuai penyesalan. Pemimpin menuai sukses!
By.
Satria hadi lubis
https://web.facebook.com/satriahadi.lubis.3/posts/2509164842704163
Tidak ada komentar:
Posting Komentar