Halaman

Jumat, 29 Agustus 2014

Cinta Tanpa Defenisi



Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.
Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapannya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang: seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikianlah cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.

Kamis, 28 Agustus 2014

Setahun Bagai Sebulan



Tak terasa ya, sudah tahun baru lagi.” Pernahkah Anda berkomentar demikian, atau paling tidak mendengar orang lain mengucapkannya? Mungkinkah hanya perasaan Anda saja?
Ternyata tidak! Setiap orang merasakan bahwa memang waktu semakin cepat berlalu.  Penelitian tentang hal ini mungkin terlau banyak diungkap.  Namun, Republika pernah sedikit mengulas tentang bukti ilmiah dari cendekiawan Harun Yahya, bahwa telah terjadi peningkatan Resonansi Schumann.  Yang awalnya diukur pada skala 7,8 hertz tahun 1950, di tahun 1980 telah terukur di atas 11 hertz.

Minggu, 24 Agustus 2014

Belajar Dari Cara Elang Menghadapi Badai



Hewan yang paling sering dijadikan pelajaran dalam menghadapi ujian kehidupan adalah elang. Hewan ini punya sikap yang sangat elegan dalam melawan badai.
Elang punya kemampuan mengetahui kapan saatnya datang badai. Dan ketika ia tahu bahwa badai sebentar lagi datang, apakah ia menjauh? Tidak. Justru ia hadapi dengan cerdik.
Beberapa saat menjelang badai datang, elang akan terbang ke titik yang tinggi. Menunggu angin di sana. Hingga badai benar-benar datang, elang merentangkan sayapnya lebar-lebar. Saat itulah angin akan menerbangkannya lebih tinggi lagi. Lebih tinggi dari badai yang mengamuk di bawah. Dan dia terhindar dari badai dengan “mengangkanginya”.

Kamis, 14 Agustus 2014

Kebahagiaan itu milik mereka yang bersyukur



Sedikit perenungan dari peristiwa bunuh diri Robbin Williams,bintang film komedi Hollywood.
Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal dari USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya.

Rabu, 13 Agustus 2014

MENGENAL KATAK SURINAME



Katak Suriname atau yang biasa disebut dengan pipa-pipa adalah bangsa amphibi dari kelas pipidae. Habitatnya hampir sama dengan habitat katak kebanyakan, yakni disekitar rawa-rawa atau kolam dengan air tenang. Katak suriname, sesuai namanya, banyak ditemukan di negara Suriname dan negara lainnya di Amerika Selatan.

Minggu, 10 Agustus 2014

Otak Burung Kota Lebih Besar



Sekelompok peneliti asal Swedia dan Spanyol yang dipimpin oleh pakar biologi Alexei Maklakov, melakukan survei terhadap 82 spesies burung gereja, termasuk burung pipit serta jenis burung lain yang umum bertengger di 12 kota besar di kawasan Eropa tengah.
Mereka kemudian membagi burung-burung itu ke dalam kelompok yang lahir dan besar di perkotaan serta mereka yang besar di kawasan pinggiran. Kemudian peneliti membandingkan ukuran otak kedua kelompok burung itu.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Murobbi dan Titik Buta



Semua petinju profesional memiliki pelatih. Bahkan, petinju sehebat Mohammad Ali sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Mohammad Ali-lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut.
Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Mohammad Ali butuh pelatih kalau jelas-jelas dia akan menang melawan pelatihnya? Kita harus tahu bahwa Mohammad Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena ia butuh seseorang untuk melihat hal-hal yang ..."TIDAK DAPAT DIA LIHAT SENDIRI"

Ternyata Jodoh Ada Rumusnya, Lho...



Memang jodoh itu rahasia Allah. Misterinya baru terungkap setelah si jodoh tersebut datang dan menikah dengan kita.
Namun berdasarkan pengalaman saya, sepertinya jodoh itu ada rumusnya, lho. Begini:
1. Keduanya sama atau hampir sama dalam hal ideologi, kualitas iman dan kualitas ibadah. Makanya tak heran, orang liberal akan berjodoh dengan orang liberal pula. Orang yang jarang shalat akan berjodoh dengan orang yang jarang shalat pula. Penghafal Al Quran akan berjodoh dengan penghafal Al Quran pula.

Selasa, 05 Agustus 2014

Godaan Makanan



Semenjak Adam dan Hawa tergoda memakan buah khuldi, manusia percaya adanya kekuatan dan godaan dalam makanan.  Karena itu, dalam sejarah Barat dan Timur cukup banyak contoh tentang tokoh-tokoh yang sakit karena godaan-godaan makan makanan secara berlebih-lebihan.  Contohnya di Prancis Raja Louis XIV pernah sakit perut karena santapannya yang begitu mewah.
Itulah paradoks makanan.  Manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidup. Makanan bagi manusia dibutuhkan untuk membangun sel tubuhnya dan menjaga agar tetap sehat dan berfungsi secara baik. Namun dengan  makanan pula manusia seringkali terserang penyakit.