Halaman

Selasa, 19 Januari 2021

TIDUR SIANG, SUNNAH RASULULLAH SAW YANG DIPRAKTIKKAN BARAT

 

Dalam kehidupan di pesantren dikenal ada tradisi qailulah, yaitu tidur sekejap di siang hari. Tradisi ini umumnya merujuk kepada hadits Nabi SAW:

قيلوا فإن الشياطين لا تقيل “Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang.” (HR Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb 1: 12; Akhbar Ashbahan, 1: 195, 353; 2: 69) .

Ash-shanani dalam Subul al-Salam mengartikan qailullah istirahat di tengah hari, bahkan sekalipun tidak sambil tiduran. Para ahli fiqih berbeda pendapat dalam menentukan waktu siang yang dimaksudkan untuk tidur siang, ada yang mengatakan sebelum waktu Zhuhur dan ada yang berpendapat setelah masuk waktu Zhuhur.  Jika ditelusuri sabda Rasulullah di atas merujuk kepada firman Allah SWT dalam ar-Ruum: 23 tentang keberkahan melakukan tidur di tengah hari: 

وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ "

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan."

Selanjutnya, dalam al-Naba: 9 Allah SWT berfirman:

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.”

Sebagian mufassir memaknai subata dalam ayat tersebut adalah beristirahat dan tenang, ada sebagian ahli bahasa memaknainya menghentikan diri dari segala aktivitas, sehingga maksud dari ayat tersebut bahwa tidur itu menghentikan segala gerakan dan mengistirahatkan badan. Di kalangan Bani Israil Sabat atau hari Sabtu adalah hari peristirahatan, sehingga mereka tidak melakukan aktivitas apa pun pada hari itu. 

Abdul Hafizh al-Haddad dalam al-I’jāz al-Ilmi fil Quran was-Sunnah asy-Syarīfah berpendapat, dengan tidur maka berbagai sistem tubuh istirahat sehingga bisa melakukan pemulihan agar bisa beraktivitas kembali.  Oleh karena itu, semakin cukup seseorang tidur, semakin besar pula kemampuan tubuh untuk bisa aktif bekerja setelahnya, sehingga bisa menjaga daya tahan tubuh dan kesehatannya.  Dalam bahasa Arab ada peribahasa: إن أقل الناس نوماً أقصرهم عمراً، Orang yang paling sedikit tidurnya, paling pendek umurnya.

Para ahli medis berpendapat bahwa qailulah bisa bermanfaat jika dalam pelaksaanaannya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada waktu yang tepat. Diutamakan antara pukul 13.00 sampai dengan 15.00, Waktu tersebut  sering kali merupakan saat kebanyakan orang makan siang, yaitu periode di mana kadar gula darah bisa turun

2. Tidak dalam waktu yang lama. Tidur siang harus singkat, dan para ahli biasanya merekomendasikan durasi tidur siang adalah 10-30 menit

3. Di tempat yang tepat. Sebaiknya Anda tidur siang di ruangan yang cocok untuk tidur, misalnya ruangan tersebut harus: nyaman, tenang, dan terang 

Namun demikian tidur siang bisa menjadi malapetaka, terutama jika dilakukan lebih dari satu jam, sehingga bisa menyebabkan lemas dan kelelahan setelah bangun tidur, dan dapat menyebabkan insomnia atau kesulitan tidur di malam hari. Dengan demikian perlu diperhatikan beberapa  persyaratan di atas.

Ada beberapa negara yang membolehkan karyawan atau tenaga kerjanya untuk tidur siang. Spanyol memiliki tradisi Siesta  atau tidur siang yang biasanya dilakukan di jam kerja saat musim panas. Pemerintah Spanyol berusaha melindungi siesta sebagai aset budaya dengan membuat sebuah aturan khusus.   Aturan tersebut bertujuan untuk melindungi siesta agar tetap lestari sekaligus memastikan hak-hak warganya dalam menjalankan siesta. Sebagai konsekuensinya, para pegawai di Spanyol yang mengambil kesempatan Siesta harus pulang lebih telat yakni pukul 20.00.

Di Italia tradisi tidur siang ini dikenal dengan nama Riposo, konon tradisi ini sebagai pengaruh Siesta di Spanyol. Di Yunani dikenal dengan Mesimeri dan di Jepang dikenal dengan nama Inemuri.  Menurut kebudayaan Jepang, tidur siang saat bekerja merupakan pertanda ketekunan dan bukti bahwa seseorang telah bekerja dengan keras hingga kelelahan.  Hal ini juga merupakan efek samping dari budaya kerja Jepang yang sangat tinggi.

Menurut pandangan ahli medis yang dimuat dalam jurnal Thib wa Shihhah (Medis dan kesehatan),  tidur siang memiliki banyak manfaat, antara lain: meringankan beban dari  kelelahan seharian, relaksasi, peningkatan kewaspadaan dan menambah fokus dalam bekerja, memperbaiki mood untuk bekerja, meningkatkan kemampuan mengerjakan berbagai tugas, meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan meningkatkan kemampuan kreativitas, meningkatkan kesehatan jantung, serta dapat mengurangi tingkat stres.

Sebagian ilmuwan menyarankan menjauhi kopi di siang hari dan menggantinya dengan tidur siang singkat untuk memulihkan energi dan fokus. Dalam suasana pandemik ini apakah qailullah atau tidur sejenak perlu dibudayakan sehingga badan tetap bugar dan imunitas bisa tetap terjaga? Sudah barang tentu diperlukan kajian yang lebih mendalam. Semoga kita semua tetap sehat dan bugar. Amin.

(Prof Syihabuddin Qalyubi*)

*Guru besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

https://www.republika.co.id/berita/qn5pi8320/tidur-siang-sunnah-rasulullah-saw-yang-dipraktikkan-barat

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar