Event Olimpiade di Meksiko tahun 1968, menyisakan
suatu cerita kegigihan yang menarik untuk kita simak. Ketika itu, peraih medali lomba marathon
telah usai diumumkan. Para penonton pun
sudah mulai beranjak meninggalkan stadion.
Namun, sesaat kemudian, mereka dikejutkan dengan pengumuman bahwa masih
ada pelari yang akan segera memasuki stadion.
Penonton pun kaget, mereka mengira perlombaan telah selesai. Tak lama, dari kejauhan terlihat seorang
pelari masuk stadion dengan terpicang-pincang.
Masih lengkap dengan pakaian larinya serta nomor di dadanya, tapi hanya
bisa berlari-lari kecil karena kaki kanannya terluka dan berbalut perban.
Serentak, seluruh penonton berdiri dan bertepuk
tangan. Stadion kembali bergemuruh
memberi penghormatan. Mereka menyemangati pelari ini untuk terus berlari hingga finish.
Suara dukungan diteriakkan untuknya.
Dan ini membuat pelari tersebut terus bersemangat hingga kemudian
menyentuh garis finish. Dia berhasil, disaat tidak ada lagi pelari
lain yang tersisa. Dia adalah pelari
terakhir dalam perlombaan itu. Dia finish saat hari telah malam.
Dialah John Stephen Akhwari, pelari dari Tanzania,
yang mewakili negaranya di event itu.
Dia cedera karena di tengah perlombaan sempat terjatuh, sehingga lutut
dan betisnya terluka. Akan tetapi,
keadaan itu tidak menyurutkan semangatnya untuk mengakhiri lomba berjarak
sepanjang 5000 mil itu. Ketika ditanya
oleh wartawan mengapa ia tidak mengundurkan diri saja, dia menjawab sederhana
tapi penuh makna. “ My country did not
send me to Mexico City to start the race.
But they send me to finish,”( Negara saya tidak mengirim saya hanya
untuk memulai perlombaan, tetapi mengirim saya untuk menyelesaikan perlombaan).
Akhwari memang tidak merebut medali perunggu, perak,
apalagi emas. Tapi dia juga adalah
pemenang. Bahkan pemenang luar
biasa. Dia telah membuktikan kepada
dunia apa yang dinamakan kehormatan. Dia
adalah contoh bagaimana menyelesaikan sesuatu yang telah dimulainya. Dia adalah teladan dalam memperjuangkan
kehormatan.
(Sulthan
Hadi-Tarbawi 7 Oktober 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar