Halaman

Minggu, 02 Agustus 2020

HARI KURBAN ADALAH MOMENTUM CINTA KEPADA ALLAH


Cikal-bakal ibadah haji melibatkan dua dari lima nabi yang tergolong sebagai ulul al- azmi (nabi pilihan). Lima nabi yang termasuk ke dalam nabi pilihan yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad.
Tantangan nabi pilihan Allah ini sangat berat. Meski mereka menghadapi kerajaan-kerajaan besar yang solid, raja tiran, dan masyarakat pembangkang yang keras kepala, tapi ulul al-azmi memiliki determinasi sehingga mereka melintasi semua rintangan itu.
Bahkan, tantangan mereka bukan hanya tatanan politik yang kuat dan tiran, mereka juga bekerja dalam waktu yang lama, terutama Nabi Nuh yang mencapai 950 tahun. Kendati demikian, mereka bekerja dengan ikhlas, sabar, penuh keimanan dan keyakinan, serta konsisten berada di jalan Allah SWT.

“Bayangkanlah agama Kristen baru menjadi agama resmi Romawi 300 tahun setelah Nabi Isa wafat,”.  Kelima nabi ulul al-azmi itu memiliki garis kepribadian yang berbeda, keras dan santun.  Nuh dan Musa berada di garis keras, sementara Ibrahim dan Isa berada di garis santun.  Sementara Nabi Muhammad saw mengikuti kakeknya Nabi Ibrahim di garis santun.
Nuh pernah berdoa agar Allah membinasakan semua orang kafir yang ada di muka bumi. Berbeda dengan Ibrahim yang berdoa agar ayahnya yang musyrik bisa diampun oleh Allah SWT.
Ibrahim adalah kekasih Allah (خليل الله), Musa adalah yang berbicara langsung dengan Allah (كليم الله), dan Isa adalah Ruh Allah (روح الله).  Namun, Nabi Muhammad adalah kekasih Allah yang diberi kesempatan melihat Allah swt secara langsung.
“Tapi Ibrahim dan Muhammad disatukan dalam kategori yang lain, adalah maqom tertinggi hirarki cinta dan itu dicapai dengan ‘pengorbanan’ yang tidak ada batasnya di jalan cinta Allah.  Itu makna cerita penyembelihan Ismail.  Maka hanya Muhammad dan Ibrahim yang kita sebut saat tasyahhud dalam sholat,”.
Garis kepribadian mereka bisa berbeda dalam penampakannya, tapi sama dalam watak dasarnya yakni tekad yang kuat, ketangguhan, dan pengorbanan tanpa batas. Hari ini, umat Islam mengenang epik panjang perjuangan mereka.
Makna-makna kepribadian dasar itu harus hadir kembali mengilhami jalan para pewaris nubuwah.  Semua tantangan berat yang merintangi jalan perjuangan umat Islam hari ini hanya bisa dilewati jika mewarisi ‘azimah’ para nabi ulul al-azmi tersebut.
Azimah’ itu harus mengejawantah dalam ‘pengorbanan’ tanpa batas. Sebab dengan pengorbananlah kita menyatakan cinta dan kesetiaan pada Allah dan cita-cita sebagai pewaris nubuwah.
Sapi dan kambing yang disembelih pada hari kurban ini adalah momentum cinta kepada Allah, bukan hanya tak ada sekutu dalam kerajaan-Nya, tapi tak ada sekutu dalam cinta kepada-Nya.  Sapi dan kambing tidak sampai kepada Allah, cintalah yang sampai kepada-Nya.
Semua kita korbankan, karena semuanya tak bermakna. Semua tantangan kita hadapi, karena semua kecil.  Tak ada ‘alam’ yang besar.  Tak ada ‘manusia’ yang besar.  Semuanya kecil.  Hanya Allah Yang Maha Besar.  Kita tangguh karena kita bersama Allah Yang Maha Besar (Anis Matta).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar