Kalau pekarangan atau halaman rumah kalian
memiliki tekstur tanah berpasir, dan terlihat terdapat beberapa lingkaran kecil
atau lubang berbentuk corong di pasir tersebut, maka bisa jadi itu adalah
tempat tinggal serangga yang bernama “undur-undur”.
Undur-undur darat (Myrmeleon sp.) merupakan
hewan tingkat rendah yang banyak ditemui di tanah berpasir, gembur dan kering.
ia juga dapat hidup di tempat tersembunyi seperti lantai tanah berpasir, tepi
sungai, di pinggir pohon, atau dibawah pagar.
Mereka juga banyak dijumpai pada daerah
berpasir halus, tanah di hutan terbuka dan kering, daerah-daerah yang harus
terlindung dari sengatan matahari, angin dan hujan secara langsung (Lomascolo,
2001).
Nama Undur-undur “Myrmeleon” berasal dari
bahasa Yunani, yaitu Myrmex (ant) yang berarti semut dan leon (lion) yang
berarti singa (Pantaleoni et al., 2012). Sehingga jika disimpulkan bahwa hewan
ini mempunyai bentuk seperti semut, dan sifatnya yang suka memangsa hewan
berukuran lebih kecil diibaratkan seperti singa. Dalam bahasa inggris ia juga
dikenal dengan nama antlion.
Secara klasifikasinya, ia merupakan larva
serangga dari famili Myrmeleontidae, ordo Neuroptera (serangga bersayap jala)
yang merupakan predator dari semut (Conomyrma sp.). Dikenal juga sebagai
kelompok binatang holometabola, yakni serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna.
Larva nantinya akan membentuk pupa dan
bermetamorfosis menjadi Myrmeleon. Larvanya berbentuk lonjong cenderung
membulat. Berukuran sepanjang kuku manusia, kira-kira 1,5 cm (0,6 inci).
Rahangnya panjang dan melengkung pada bagian ujungnya seperti sabit panjang,
yang dapat menyuntikkan racun ke dalam mangsa.Masa larva pada umumnya berkisar
antara dua sampai tiga tahun. Kenampakan Myrmeleon dewasa mirip dengan capung
jarum, bahkan perilaku terbangnya mirip. Pada stadium dewasa (capung) kira-kira
berukuran 4 cm (1,5 inci).
Selain dari keunikan morfologinya, cara
satwa ini menangkap mangsa pun terbilang menarik. Untuk menangkap mangsanya, ia
akan membentuk lubang berbentuk corong atau kerucut sebagai rumah sekaligus
tempat perangkap untuk mencari mangsa. Perangkap ini sering dikenal sebagai
doodlebugs atau sand dragons, karena bentuknya berkelok-kelok dan spiral
seperti jejak.
Undur-undur membenamkan diri didasarnya
untuk menunggu mangsa yang terperangkap. Mangsanya adalah serangga-serangga
yang terjebak pada lubang contohnya semut. Semut (Conomyrma sp.), merupakan
makanan ideal bagi Myrmeleon.
Meskipun panjang tubuhnya hanya 1,5 cm
tetapi ia mampu menangkap mangsa yang lebih besar dari dirinya karena seluruh
tubuhnya ditutupi oleh rambut-rambut kaku yang menjadi jangkar di pasir
tempatnya mengubur diri (Roberts, 2007). Ukuran dari lubang ini sendiri tidak
tergantung dari besaran tubuh, melainkan dari rasa lapar.
Semakin lama mereka tidak makan, maka
semakin besar pula ukuran lubangnya (Scharf & Ovadia, 2006). Hal menarik
lainnya adalah efek dari irama biologi, dimana Myrmeleon akan menggali lubang
paling besar ketika bulan purnama (dengan 29,5 hari lingkaran dalam isolasi).
Sekilas serangga ini tampak tidak memiliki
manfaat penting untuk manusia. Akan tetapi masyarakat di beberapa daerah telah
memanfaatkannya sebagai obat bagi penderita diabetes.
Seperti masyarakat Kepulauan Karimun Jawa,
yang secara tradisional telah memanfaatkan satwa ini sebagai obat penurun gula
darah dengan menggunakan pisang sebagai campurannya.
Berdasarkan beberapa sumber, Myrmeleon
mempunyai kandungan zat anti diabetes yang berperan dalam menurunkan kadar
glukosa darah. Kepopulerannya juga terbukti dari semakin banyaknya kalangan
pebisnis yang membudidayakan dan menjual serangga yang berjalan mundur ini.
Meskipun demikian, agar populasinya tidak
habis maka diperlukan usaha konservasi untuk menjaga kelangsungan hidup mereka.
Mengingat sudah semakin jarang dijumpai Undur-undur di habitat aslinya.
(Penulis:
Sarah R. Megumi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar