Secara umum banyak yang belum mengenal
tonggeret, walaupun hampir semua orang pernah berjumpa dengan jenis ini. Serangga dengan suara khas dan keras ini
sering dijumpai dikehidupan manusia, biasanya sering muncul dengan suaranya
menjelang magrib. Suara tonggeret
seringkali membentuk semacam paduan suara dan bersahut-sahutan dengan keras.
Banyak yang beranggapan suara nyanyian
tonggeret hanya dihasilkan oleh individu jantan. Tetapi, pada dasarnya tonggeret betina juga
dapat bernyanyi, namun suara yang dihasilkan oleh betina terdengar lirih atau
lembut dan hanya dapat didengar oleh tonggeret jantan.
Tonggeret adalah serangga yang memiliki
suara paling keras di antara jenis-jenis serangga lainnya. Suara senandung yang khas bersautan dilakukan
oleh tonggeret jantan dengan tujuan untuk memanggil betina yang akan
dikawininya, sebagai sinyal tanda bahaya, dan untuk menakut-nakuti burung yang
akan memangsanya. Tonggeret betina hanya memiliki sedikit kantung udara,
sehingga hanya menghasilkan nyanyian yang lirih. Sebagian besar abdomen
tonggeret betina dipenuhi oleh organ reproduksi dan organ pencernaan sehingga
tidak memiliki resonansi suara dan suara yang dihasilkan sangat lemah. Namun,
tonggeret betina memiliki kemampuan pendengaran yang lebih sensitive
dibandingkan dengan jantannya.
Suara tonggeret dihasilkan oleh sepasang
timbal yang terdapat di segmen I dan II abdomen. Timbal ini terdiri dari
beberapa selaput yang permukaanya kasar dan mempunyai otot-otot yang dapat
meregang dan mengendurkan dinding-dindingnya. Setiap satu kali tarikan otot
pada permukaan dinding timbal dapat menghasilkan satu getaran suara. Makin
cepat otot-otot tersebut menarik-kendurkan dinding-dindingnya, maka makin cepat
getarannya sehingga semakin keras suara yang dihasilkan. Tonggeret jantan dan
betina memilki organ pendengaran yang disebut dengan timpanum, yaitu sepasang
membran transparan yang terletak di bagian sisi tempat munculnya tungkai
belakang yang digunakan untuk menerima suara.
Beberapa spesies tonggeret bernyanyi pada
siang hari saat udara panas karena pada saat udara ini dinding timbal dan
kantung udara di abdomen ikut meregang sehingga suara yang dihasilkan semakin
keras.
Berbeda halnya dengan serangga lain, tonggeret
tidak mengunyah makanannya, melainkan dengan cara menancapkan mulutnya yang
tajam seperti jarum dan menghisap sari makanan nya dari dalam batang atau akar
pohon.
Tonggeret dewasa hidup di pepohonan hanya
selama 2 – 4 pekan. Beberapa hari setelah kawin mereka mati. Bahkan beberapa
spesies cuma bertahan 3 – 4 hari. Saat bertelur tonggeret betina menempelkan
telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan. Namun setelah
menetas, nimfa yang dihasilkan jatuh ke tanah. Mereka lalu menggali lubang, sedalam 30 – 50
cm, dan hidup dalam tanah. Mereka menyantap cairan yang ada dalam akar-akar
pohon sebagai makanan.
Nimfa akan membuat lubang-lubang kecil
dalam tanah dan mengubur dirinya hingga bertahun-tahun lamanya, bahkan, beberapa
spesies tonggeret di Amerika Serikat bisa hidup dalam tanah sampai 17 tahun, untuk
kemudian merayap keluar menjadi tonggeret muda yang masih berwarna putih pucat
dengan ukuran sayap yang relatif kecil.
Tonggeret menyukai hidup di daerah yang
memiliki banyak pohon dan bertanah lembap.
Ketika pepohonan banyak ditebangi dan kondisi tanah kering-kerontang
populasi tonggeret pun anjlok karena sulit bertahan hidup (Mohamad Ihsan Mallo).
Sumber Acuan:
Anggradewi
A. 2008. Identifikasi Tonggeret
(Hemiptera: Cicadidae) di Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas Berdasarkan
rekaman suara. Fakultas Pertanian IPB.
Bogor.
https://jatinangor.itb.ac.id/tonggeret/
https://www.trubus-online.co.id/senandung-tonggeret/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar