Halaman

Senin, 16 September 2019

BURUNG BURUNG DI PULAU PASOSO


DESKRIPSI PULAU PASOSO
Status dan letak
Pulau Pasoso beserta perairan lautnya merupakan kawasan Suaka Margasatwa Laut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan luas kurang lebih 5.000 ha, yang dikhususkan untuk melindungi segala aktifitas penyu di tempat ini. Luas daratan Pulau Pasoso 49 ha. Secara administrasi Pulau Pasoso termasuk wilayah Desa Pomolulu, Kec. Balaesang, Kab. Donggala. Prov. Sulawesi Tengah.
Geomorfologi, tumbuhan dan hewan
Sebagian besar daratan Pulau Pasoso merupakan hutan primer bercampur jenis tumbuhan pantai. Hutan ini ini kondisinya relatif masih baik. Pada vegetasi hutan ini ditemukan beragam jenis tumbuhan, yang dominan adalah Ficus spp., Diospyros sp., Alstonia sp. dan Dehaasia sp. Kondisi tanah pada vegetasi berhutan cukup subur. Tanah ini bercampur dengan serasah-serasah tanaman yang lapuk bersama batu karang yang mulai hancur (Sakada-BQD, 1991).

Pesisir pantai Pulau Pasoso didominasi pantai bertebing karang. Tebing-tebing tersebut bila air laut pasang akan tergenangi air laut setengah atau seluruhnya. Diatas tebing-tebing terbentuk vegetasi tumbuhan pantai yang memiliki ciri-ciri berukuran kerdil, berbatang keras dan kurus, karena kurangnya unsur hara atau tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan. Selain areal pantai bertebing, juga terdapat pantai berpasir, tidak luas di bagian tenggara. Bentuk vegetasi yang terbentuk di areal ini terdiri atas dua formasi, yaitu:
- Formasi Baringtonia: jenis-jenis tumbuhan pada formasi ini tumbuh dibelakang formasi Pescaprae dan agak menjauh atau berbatasan dengan areal bertelur penyu. Jenis tumbuhan dominan di formasi ini adalah Baringtonia asiatica, Terminalia catappa, dan Morinda citrifolia.
- Formasi Pescaprae: Merupakan formasi tumbuhan pantai yang tumbuh tepat dibelakang garis pasang surut. Jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di formasi ini agak jarang, umumnya berupa tumbuhan rumput, semak dan menjalar diatas pasir. Jenis tumbuhan dominan di formasi ini adalah Ipomea pescaprae, Spinifex littoreus, Vigna marina dan Wedelina biflora.
Pada pesisir pantai juga ditumbuhi beberapa pohon bakau dari jenis Sonneratia sp. yang mulai membentuk vegetasinya sendiri. Dibelakang areal bertelur penyu terbentuk sebuah rawa payau seluas 0,25 ha, jenis tumbuhan dominan ditemukan di tempat ini adalah rumput rawa (grass swamp), Phragmites sp., dan anakan nipah (Nipah sp.).
Pulau Pasoso memiliki terumbu karang cukup luas, dan dihuni cukup banyak jenis hewan. Kondisi terumbu karang ini pada beberapa tempat sudah menunjukkan adanya kerusakkan, akibat adanya aktifitas penangkapan ikan menggunakan bom. Diantara semua penghuni terumbu karang, yang sangat penting adalah dua jenis penyu, yaitu Chelonia mydas dan eretmochelis imbricata. Hewan reptilia lain yang juga umum ditemukan di adalah Varanus salvator, Gecko gecko, Mobouya sp., dan berbagai jenis ular laut (Hydrophiidae). Hewan mamalia yang ditemukan tikus Rumah (Mus sp.), dan Pteropus sp. Di Pulau ini dijumpai 53 jenis burung, diantara semua jenis burung tersebut yang terpenting adalah Cacatua sulphurea.
BURUNG-BURUNG PULAU PASOSO
Pengamatan dan survei burung telah dilakukan Sakada-BQ tiga kali (1988, 1991, 1999) dan KPB Spilornis tiga kali (2014, 2018, 2019). Dari kegiatan tersebut diketahui   pulau ini dihuni 51 jenis burung. Para penulis telah mengikuti ke tujuh pangamatan dan survei tersebut.
Jenis burung di pulau ini sedikit, tetapi pulau ini menjadi sangat penting bagi konsevasi Cacatua sulphurea, karena dari seluruh tempat penyebarannya, pulau ini memungkinkan dilakukan konservasi terhadap jenis tersebut, dengan pertimbangan konservasi dilakukan di Pulau Pasoso lebih terukur hasilnya dibandingkan kawasan lain.
Pulau ini juga penting bagi studi ekologi jenis-jenis burung di pulau terpencil dan studi biogeografi burung Sulawesi, karena hutannya yang tetap terjaga sehingga kehidupan burung relatif belum terganggu. Hampir seluruh pulau-pulau kecil dan sedang di selat Makassar vegetasinya telah terdegradasi, mengingat selat ini merupakan jalur lalu lintas pelayaran yang ramai, maka dengan kondisi tersebut keberadaan pulau ini menjadi semakin penting.
Studi biogeografi pulau menarik dilakukan. Proses migrasi burung dari daratan Sulawesi ke pulau ini setiap saat akan nampak teramati, walaupun pulau ini letaknya cukup jauh dari daratan Sulawesi. Selain itu jenis supertramp Sulawesi juga terdapat di Pulau ini (Coloenas nicobarica dan Pitta elegans) dan beberapa jenis yang teramati di pulau ini, pada saat tertentu tidak dijumpai lagi, misalnya Hypotaenidia torquata, Amaurornis phoenicurus, Spilornis rufipectus, Ictinaetus malaiensis dan Milvus migrans., Artamus leucoryn Hal ini merupakan fenomena  biogerografi menarik untuk di teliti.
Adapun jenis-jenis burung yang terdapat di Pulau Pasoso, termasuk perairan lautnya adalah sebagai berikut;
1. Gosong Filipina Megapodius cumingii 
Umum terdengar suaranya di hutan primer, tepi hutan primer dan tepi rawa, tetapi kadang terlihat soliter atau berpasangan sibuk mengais-ngais serasah pada lantai hutan dan kadang juga terlihat bercampur dengan ayam kampung yang dipelihara penjaga pulau. Suaranya berupa:--kyooooooouuuuu--, teriakan sedih dan memelas. Suara ini lebih sering terdengar pada sore hari.
2. Uncal Ambon Macropygia amboinensis
Hanya dijumpai pada 29 Desember 1988. Satu kelompok kecil mengunjungi pohon-pohon berbuah, terutama Ficus spp., pada tepi hutan primer atau hutan tepi pantai. Kadang terlihat bersama-sama Treron vernans mengujungi pohon berbuah. Pada pengamatan selanjutnya tidak pernah ditemukan lagi.
3. Junai Mas Coloenas nicobarica 
Sangat jarang dijumpai. Pada 8 September 1999 satu ekor terlihat terbang dari lantai hutan ke dahan yang tidak terlalu tinggi tengah Pulau Pasoso. Menurut Pak Ahmad, penjaga pulau (Kom, pribadi, 2019), burung ini jarang dijumpai, sering teramati di pesisir pantai berkarang. Mungkin pengunjung jarang saat berbiak ke pulau ini.
4. Delimukan Timur Chalcophaps indica
Pada 9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati satu individu terbang di lantai hutan primer, dekat areal terbuka.           
5. Punai Gading Treron vernans
Umum berkelompok kecil mengujungi pohon-pohon berbuah, terutama Ficus spp., pada tepi hutan primer atau hutan di pesisir pantai. Suaranya sering terdengar dari dalam tajuk. Kadang berbaur dengan jenis merpati lain atau Aplonis panayensis saat mengunjungi pohon berbuah.
(5A). Pergam Hijau Ducula aenea
Status keberadaannya di Pulau Pasoso masih meragukan. Hanya dari catatan penulis (F.N. Mallo) pada 29 Desember 1988 mendapat informasi dari nelayan melihat satu kelompok kecil berkunjung ke Pulau Pasoso tetapi diusir sekelompok Ducula luctuosa/ Ducula bicolor. Pada 13 Agustus 2018 penulis (M.I.N. Mallo) sepintas mendengar suaranya di hutan pesisir pantai, tetapi dia belum yakin. Status keberadaanya di Pulau Pasoso perlu pengamatan lebuh lanjut.
6. Pergam Laut Ducula bicolor
Teramati mengunjungi pohon-pohon berbuah di tepi hutan atau pesisir pantai. Pada 21 Pebruari 1991 ditemukan sarang bersama satu anak dan 9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati beberapa individu di hutan pesisir pantai.
7. Pergam Putih Ducula luctuosa
Pada 18 Maret 2019 KPB Spilornis menjumpai satu ekor terbang di atas tajuk pepohonan hutan primer tengah pulau.
8. Walik Kembang Ptilinopus melanospilus 
Kadang terlihat soliter atau berpasangan mengunjungi pohon berbuah di tepi hutan primer dan hutan pesisir pantai, terutama Ficus spp. Suaranya sering terdengar dari dalam tajuk.
9. Walet Sapi Collocalia esculenta  
Kadang terbang mengunjungi Pulau Pososo dari daratan Sulawesi. Pada 6 Agustus 1999 beberapa ekor terlihat terbang di atas tajuk pepohonan hutan primer.
10. Walet polos Aerodramus vanicorensis
Pada 9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati satu kelompok kecil terbang di diatas tajuk pohon.
11. Tuwur Timur Eudynamis orientalis 
Umum terdengar suaranya di tepi hutan primer, tetapi kadang terlihat sibuk soliter atau berpasangan mencari makan pada tajuk.
12. Kedasih Laut Chalcites minutillus  
Jarang dijumpai. Pada 28 September dan 3 Nopember 2014 tim Survei KPB Spilornis menjumpai satu ekor di hutan primer.
(12 A.) Kedasih Australia Chalcites basalis
Pada 9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati 10 individu di pepohonan areal terbuka           
13. Wiwik Encuing Cacomantis variolosus  
Jarang dijumpai. Pada 6 Agustus 1999 suaranya terdengar pada tepi hutan primer berbatasan dengan perkebunan kelapa.
14. Kedasih hitam Maluku Surniculus musschenbroeki
Pada 9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati satu individu di tepi hutan primer.           
15. Kangkok Ranting Cuculus saturatus  
Jarang dijumpai. Migran dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Pada 14 September dan 7 Nopember 2014 tim Survei KPB Spilornis mendengar suaranya di hutan primer.
16. Mandar padi Zebra Hypotaenidia torquata   
Pada 13 Agustus 2018 dan 8 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis mengamati satu ekor di di rawa air payau.  Sebelumnya tidak pernah tercatat di pulau ini. Mungkin pengunjung jarang ke pulau ini dari daratan Sulawesi.
17. Tikusan Kerdil Porzana pusilla 
Migran jarang dari utara khatulistiwa saat musim dingin ke Indonesia, yang juga dijumpai di Pulau Pasoso. Pada 2 Pebruari 1989 terlihat satu ekor di rawa air payau sedang mencari makan. Di Sulawesi hanya pernah tercatat di Sulawesi bagian Utara dan tahun ini di Pulau Peleng. Dengan demikian penemuan burung ini di Pulau Pasoso sangat penting.
18. Kareo Padi Amaurornis phoenicurus 
Umum terlihat soliter mengunjungi tepi rawa mencari makan, suaranya yang ribut dan khas sering terdengar di rawa payau atau di tepi hutan primer dekat rawa payau.
19. Kokokan Laut Butorides striatus  
Umum soliter atau berkelompok kecil di pesisir pantai, terutama pada pesisir pantai bertebing karang dan pesisir pantai berbatu-batu.
20. Cikalang Kecil Frigate ariel   
Umum berpasangan atau berkelompok kecil mengunjungi perairan laut Pulau Pasoso atau terbang melintasi daratan pulau. Tinggal dan berbiak di Pulau Burung (gugusan Pulau Genting). Sering membentuk kawanan antar-jenis dengan Sterna sumatrana dan   Thalasseus bengalensis mencari ikan pelagik.
21. Kuntul Karang Egretta sacra
Pada Mei dan September 2019 tim survei KPB Spilornis menjumpai masing-masing satu individu di pesisir pantai Pulau Pasoso.           
22. Gagang bayang Belang Himantopus himantopus
Pada 27 Agustus 2019 tim KPB Spilornis menjumpai satu individu di pesisir pantai  Pulau Pasoso. Mungkin pengunjung dari daratan Sulawesi.
23. Kaki-rumbai Kecil Phalaropus lobatus  
Migran rutin dari utara khatulistiwa saat musim dingin ke perairan laut Pulau Pasoso. Pada 16 Pebruari 1991 beberapa kawanan 300-400 ekor  terlihat berenang pada perairan antara Pulau Pasoso dan Gugusan Pulau Genting, pada 23 Nopember 1993  beberapa kawanan 200-300 ekor  terlihat berenang pada perairan antara Pulau Pasoso dan Gugusan Pulau Genting
24. Trinil Pantai Actitis hypoleucos 
Migran rutin dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Umum terlihat soliter pada pesisir pantai dan tepi rawa payau.
25. Trinil Semak Tringa glareola 
Migran jarang dari utara khatulistiwa saat musim dingin ke Pulau Pasoso. Pada 1 Pebruari 1989 terlihat satu ekor di pesisir pantai berpasir.
26. Dara-laut Tengkuk-hitam Sterna sumatrana  
Umum berkelompok kecil atau soliter mengunjungi perairan laut mencari ikan bersama-sama Frigate ariel dan Thalasseus bengalensis. Tinggal dan berbiak di pulau-pulau kecil dan berbatu di Gugusan Pulau Genting.
27. Dara-laut Benggala Thalasseus bengalensis 
Migran rutin dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Umum terlihat berkelompok kecil mengunjungi perairan laut mencari ikan pelagik bersama-sama jenis burung laut lain.
28. Serak Sulawesi Tyto rosenbergii
Pada 9 dan 12 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mendengar suaranya hutan primer.           
29. Elang ular Sulawesi Spilornis rufipectus   
Pada 22 September dan 7 Nopember 2014 tim survei KPB Spilornis menjumpai satu ekor terbang di atas tajuk pepohonan tengah pulau. Merupakan pengunjung jarang ke pulau ini dari daratan Sulawesi.
30. Elang Hitam Ictinaetus malaiensis  
Pada 24 Oktober 2014 KPB Spilornis menjumpai satu ekor terbang di atas tajuk pepohonan tengah pulau. Merupakan pengunjung jarang ke pulau ini dari daratan Sulawesi.
31. Elang-laut Perut-putih Haliaeetus leucogaster  
Cukup umum ditemukan terbang di pesisir pantai dan tepi hutan primer, atau bertengger pada pohon kering dan terbuka. Kadang suaranya keras dan parau terdengar dari kejauhan.
32. Elang Bondol Haliastur indus  
Umum soliter, berpasangan atau berkelompok kecil mengunjungi pesisir pantai, rawa dan tepi hutan primer mencari makan.
33. Elang Paria Milvus migrans  
Pada 21 Pebruari 1991 satu ekor terlihat terbang diatas tajuk hutan primer dan dekat tepi hutan primer berbatasan dengan lahan budidaya. Merupakan pengunjung jarang ke pulau ini dari daratan Sulawesi.
34. Kirik-kirik Laut Merops philippinus  
Kadang mengunjungi Pulau Pasoso. Pada 21 Pebruari 1991 satu kawanan kecil terbang bersama kawanan Collocalia esculenta. Merupakan pengunjung dari daratan Sulawesi.
35. Kirik kirik Australia Merops ornatus
Pada 9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati sembilan individu di terbang diatas tajuk pohon. 
36. Pekaka Bua-bua Pelargopsis melanorhyncha 
Umum terdengar suaranya pada hutan pesisir pantai, atau kadang terlihat bertengger soliter atau berpasangan pada pohon tidak jauh dari pesisir pantai berburu makanan.
37. Cekakak Sungai Todiramphus chloris 
Sangat umum ditemukan pada semua areal terbuka, terutama pada pepohonan di pesisir pantai, tepi rawa dan tepi hutan primer. Suaranya yang ribut dan khas sering terdengar sepanjang hari.
38. Cekakak Australia Todiramphus sanctus 
Tidak umum. Migran dari selatan Khatulistiwa saat musim dingin. Sebelumya tidak pernah dijumpai, tetapai pada 2 September 2018 tim Survei KPB Spilornis menjumpainya satu ekor.
39. Alap-alap Sapi Falco moluccensis  
Cukup umum soliter atau berpasangan terbang di pesisir pantai maupun di tepi hutan berbatasan lahan budidaya berburu makanan. Kadang bertengger pada tempat terbuka.
40. Kakatua-kecil Jambul-kuning Cacatua sulphurea  
Umum dijumpai mengunjungi pohon-pohon berbuah, terutama Marang Taipa/bahasa lokal (Mangifera sp.), Ficus sp, Kedondong Batu (bahas lokal) dan Sonneratia sp., yang merupakan sumber makanannya di hutan pesisir pantai atau di tepi hutan primer berbatasan lahan budidaya.
Pada 1999 Sanggar Karya Pemuda-Bubalus Quarlessi Depresicornis (Sakada-BQD) bekerjasama dengan Birdlife-Indonesia Programme melakukan survei terhadap populasi dan beberapa aspek ekologi burung ini di Pulau Pasoso.
Dari hasil survei diketahui saat itu populasinya di Pulau Pasoso hanya tersisa 7-15 ekor. Umumnya burung ini lebih sering ditemukan pada bagian selatan dan tengah pulau, karena pada bagian tersebut lebih cocok bagi habitatnya atau kebutuhan sumberdaya lain. Pada survei tersebut ditemukan sarang lama pada pohon Alstonia scholaris.
Di tempat lain di daerah penyebarannya semakin jarang dijumpai, sehingga saat ini sangat terancam puncah. IUCN menetapkan status keterancamannya kategori kritis (critically endangered). Hampir pada semua tempat penyebarannya semakin sulit ditemukan, a akibat semakin gencarnya perburuan yang dilakukan terhadap burung ini dan pengrusakkan habitatnya (Cahyadin, Y. dkk., 1994 dan Mallo, F.N., dkk., 1996).  Survei terakhir dilakukan KPB Spilornis pada 2014 dan 2018 menunjukkan populasinya tetap stabil sejak survei pada 1999.
41. Paok Laus Pitta elegans 
Pada 28 September dan 2 Oktober tim survei KPB Spilornis menjumpai satu ekor di hutan primer. 
42. Remetuk Laut Gerygone sulphurea  
Suaranya umum terdengar pada hutan pesisir pantai, tepi hutan primer dan hutan tepi rawa. Tetapi kadang terlihat soliter atau berpasangan sibuk menelisik dedaunan di tajuk mencari serangga sebagai sumber makanan utamanya.
43. Kapasan Sayap-putih Lalage sueurii   
Pada 14 Agustus 2018 tim survei KPB Spilornis menujumpai satu ekor bertengger di pohon mengkudu. Jenis yang baru melakukan migrasi ke pulau ini dari daratan Sulawesi.
44. Kekep Babi Artamus leucoryn
Pada 10 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati sepuluh individu di tepi hutan primer dan hutan tepi pantai. Sering berkelahi dengan Aplonis panayensis dan kadang Passer montanus. Mungkin berkompetisi dengan kedua jenis burung tersebut.       
(42A). Bentet Coklat Lanius cristatus (?) 
Pada 22 Pebruari 1991 terlihat satu ekor sedang mencari makan pada sebuah pohon setinggi 8 meter. Merupakan Pengunjung dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Perlu pengamatan lebih lanjut untuk memastikan keberadaannya di Pulau Pasoso.
45. Gagak Hutan Corvus enca   
Sangat umum berpasangan atau bekelompok kecil hingga sedang pada semua areal terbuka, terutama di pesisir pantai. Menurut M.I.N. Mallo pada waktu tertentu jarang dijumpai. Mungkin sebagian populasinya berkunjung ke daratan Sulawesi, atau saat melimpah populasinya di Pulau Paososo karena ketambahan populasi yang berkunjung dari daratan Sulawesi.
46. Layang-layang Batu Hirundo javanica  
Sangat umum ditemukan terbang hampir pada semua bagian pulau, terutama pada areal terbuka, seperti pesisir pantai, tepi rawa atau tepi hutan. Sarang burung ini cukup banyak ditemukan di goa yang tidak terlalu dalam pada pesisir pantai.
47. Kacamata Laut Zosterops chloris  
Umum berkelompok kecil, sedang hingga besar mengunjungi pohon-pohon berbuah kecil atau berburu serangga pada pesisir hutan primer, hutan pesisir pantai dan pohon Bakau (Sonneratia sp.), tetapi kadang juga dijumpai berpasangan sibuk berburu serangga menelisik tajuk rapat.
48. Perling Kumbang Aplonis panayensis 
Sangat umum berkelompok kecil hingga sedang mengunjungi pohon-pohon berbuah, terutama Ficus spp. di tepi hutan primer dan pesisir pantai. Pada 8 September 1999, terlihat beberapa juvenile berbaur dengan dewasa mengunjungi pohon Ficus sp. di dekat pesisir pantai.
49. Murai Batu Tarung Monticola solitarius 
Rutin melakukan migrasi ke Wallacea dari utara khatulistiwa saat musim dingin, tetapi di pulau ini jarang dijumpai. Pada 21 Pebruari 1991 satu ekor terlihat mencari makan di pesisir pantai berbatu.
50. Burung madu Kelapa Anthreptes malacensis
Cukum umum mengunjungi pohon-pohon yang sedang berbunga pada hutan dan semak di pesisir pantai dan tepi hutan primer. Sebelumnya tidak tercatat tetapi pada 2 September 2018 tim survei KPB Spilornis menjumpainya. Mungkin belum lama bermigrasi ke Pulau Pasoso dari daratan Sulawesi.
51. Burung madu Sriganti Cinnyris jugularis  
Umum soliter atau berpasangan mengunjungi pohon-pohon berbunga pada hutan dan semak di pesisir pantai dan tepi hutan primer. Kadang hanya terdengar suaranya yang ribut saat bertengger di tempat terbuka.
52. Bondol Kepala-pucat Lonchura pallida
Pada 10 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati sepasang di tepi hutan primer.           
53. Burung gereja Erasia Passer montanus  
Umum ditemukan pada tempat terbuka. Merupakan migran belum lama menetap di Pulau Pasoso dari daratan Sulawesi.
(Fachry Nur Mallo* dan Moh. Ihsan Nur Mallo**)
*anggota Celebes Bird Club (CBC) di Palu, dan
**anggota KPB Spilornis/Dosen Fahutan Universitas Tadulako – Palu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu selama dilakukan kunjungan ke Pulau Pasoso.  Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih pada rekan-rekan di Sanggar Karya Pemuda-Bubalus Quarlessi Depresicornis (Sakada-BQD), Yayasan-BQD dan rekan-rekan Pencinta Alam SMAN 2 Palu (Pasmada) yang telah bersama-sama melakukan kegiatan survei ke Pulau Pasoso, Bapak Usman Lagadja beserta keluarga dan Bapak Madjidal beserta keluarga, yang selama tiga kali mengujungi Pulau Pasoso dan satu kali Gugusan Pulau Genting tak henti-hentinya memberikan bantuan yang tak terhingga, Pak Rolex Lameanda (BKSDA Palu) yang telah membantu mengusahakan proyek survei burung-burung air dan penyu di Pulau Pasoso, Koordinator Wetland Internasional-Indonesia Programme yang telah mempercayakan saya dan rekan-rekan di Sakada-BQD melaksanaan survei burung-burung air dan penyu di Pulau Pasoso, Kang Iwan Setiawan dan Christian Mawengko yang telah mengusahakan dan membantu  proyek survei Cacatua  sulphurea  di wilayah  Sulawesi  Tengah  dan  khusus di  Pulau  Pasoso.  Pak Ahmad dan keluarga (penjaga pulau Pasoso) bantuannya sangat peting sehingga kegiatan selama di Pulau Pasoso berjalan sukses. Serta semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu kami selama melakukan kegiatan survei di lapangan, terutama masyarakat Desa Pomolulu dan Desa Ketong.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, P. dan Holmes, D.A. 1990. Sulawesi bird report. Kukila 5: Hal. 4-26.
Bhushan, B., Fry, G., Hibi, A., Mundkur, T., Prawiradilaga, D.M.,  Sonobe, K., Usui, S. 1993. A Field Guide to the Waterbird of Asia. Tokyo. Wild Bird Society of Japan.
Coates, B.J. and Bishop, K.D.. 1997. A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and  the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.
Coates, B.J. dan Bishop, K.D. 2000. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea (Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara). Terjemahan. Bogor. Birdlife-Indonesia Programme dan Dove Publication.
Mallo, F.N., dan Setiawan, I. 1996. Telaah status Cacatua sulphurea sulphurea di Sulawesi Tengah. PHPA dan Birdlife-Indonesia Programme. Bogor.
Mallo, F.N., 1997. Jenis-Jenis Burung Yang Hidup di Pulau Pasoso dan Gugusan Pulau Genting  Serta Beberapa Aspek Ekologisnya. Palu. Sakada-BQD. Tidak dipublikasikan
Mallo, F.N., Alam, S., Harjun, dan Mawengko, C. 2000. Status Kakatua-kecil Jambul-Kuning C.s. sulphurea, di Pulau Pasoso, Sulawesi Tengah. Bogor. Yayasan BQD dan Birdlife-Intenational.
Sakada-BQD. 1991. Laporan Expedisi Sakada-BQD di Pulau Pasoso, Kec. Balaesang. Palu. Sakada-BQD.
Shannaz, J., Jepson, P. dan Rudyanto (penyunting). 1995. Burung-Burung Yang Terancam Punah  di Indonesia. Bogor. Dep. Kehutanan dan Birdlife-Indonesia Programme.
White, C.M.N. and Bruce, M.D. 1996. The bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and Lesser Sunda Islands, Indonesia): an annotated checklist. London: British Ornithologist’ Union.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar