Jaringan sosial ternyata memberi pengaruh
pada cara makan burung. Burung
mempelajari teknik baru untuk mencari makan dengan mengamati hewan lain di
jaringan sosial mereka, demikian hasil satu studi mengenai bagaimana inovasi
menyebar dan berlangsung di alam liar.
Studi tersebut, yang hasilnya disiarkan
pada Rabu (3/12/2014) di majalah Nature, melibatkan percobaan pada delapan
populasi lokal burung besar di Oxfordshire, Inggris. Pada lima populasi, dua
burun jantan dilatih untuk menggeser pintu kotak teka-teki baik ke kiri maupun
ke kanan.
Dalam tiga kelompok pemantau, dua burung
jantan ditangkap tapi tidak dilatih. Burung
tersebut kemudian dilepaskan kembali di populasi asal mereka untuk bertindak
sebagai "inovator", bersama dengan kotak teka-teki yang memberikan
makanan lezat berupa cacing ketika mereka bisa membukanya.
Meskipun kedua metode itu sama berhasilnya,
tim tersebut --yang dipimpin oleh para peneliti Oxford University, mendapati
masing-masing populasi percobaan sangat mendukung penyelesaian teka-teki yang
telah diperkenalkan kepada burung yang sudah dilatih.
Rujukan bagi penyelesaian secara acak itu
meningkat dari waktu ke waktu, sehingga terbentuk tradisi yang stabil, kata
Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Sebaliknya, di dalam populasi pemantau, semua burung memerlukan waktu
lebih lama untuk menyelesaikan teka-teki tersebut.
Para peneliti itu bisa memperlihatkannya, bahkan
ketika burung menemukan kedua cara untuk membuka kotak teka-teki, mereka sangat
mungkin untuk menggunakan prilaku yang dominan di dalam populasi lokal mereka. Dengan kata lain, burung tersebut
menyesuaikan diri dengan prilaku populasi lokal mereka.
"Percobaan kami menunjukkan bahwa
burung dapat belajar melalui pengamatan dan ini mungkin membantu menciptakan
tradisi budaya lokal secara acak," kata Profesor Ben Sheldon dari Oxford
University.
"Segera setelah mayoritas di dalam
satu kelompok mensahkan satu cara untuk melakukan tindakan, tradisi budaya ini
ditularkan ke generasi selanjutnya dan mungkin berjalan terus selama
bertahun-tahun," ujar Ben Sheldon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar