Chapter 7: Nusaibah binti Ka’ab. ra
(Emak-emak militan Perisai Rasulullah saw)
1. Nusaibah binti Ka’ab alias Ummu Umarah adalah
seorang shahabiyah (sahabat nabi dari kalangan perempuan) dengan skill
bertarung tingkat tinggi dan keberanian jauh di atas manusia normal.
2. Sebagai ibu, dia ibu yang sukses mendidik
anak-anaknya menjadi para ksatria hebat.
Sebagai istri, dia istri yang bertanggung jawab dan
mampu menjalankan tugas serta kewajibannya dengan baik.
Sebagai kesatria, dia termasuk pendekar perempuan hebat
dan pemberani bahkan di antara para sahabat laki-laki.
3. Nusaibah mengikuti banyak pertempuran yaitu Perang
Uhud, Perang Khaibar, Perang Hunain, Perang Yamamah, Perang Bani Quraidzah, dan
juga peristiwa-peristiwa penting seperti Perjanjian Hudaibiyah, umrah qadha,
Baiatur Ridwan dan Fatkhu Makkah,
4. Aksi gregetnya dimulai ketika dia beserta suami dan
2 anaknya mengikuti Perang Uhud. Nusaibah berperan sebagai support dan medic
yang memberi minum dan merawat prajurit muslimin yang terluka.
Awalnya 700an prajurit muslimin dengan mudah berhasil
memukul mundur 3000an pasukan Quraisy. Sayangnya gara-gara 43 dari 50 pemanah
meninggalkan pos pertahanan di atas bukit, keadaan berbalik. Muslimin yang
tadinya lagi asyik nguber-uber pasukan Quraisy, tanpa sadar sudah terkepung.
Korban pun berjatuhan. Bahkan banyak sahabat senior yang syahid.
Ketika muslimin kacau balau terpukul mundur. Musuh pun
mengincar Rasulullah saw. Saat itu sang nabi hanya dijaga 9 orang yang
merupakan’bodyguard’ dan sahabat terdekat nabi yaitu Umar bin Khattab, Zubair
bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Bakar, Thalhah bin Ubaidilah, dan Abbas.
Menyadari nabi dalam keadaan genting, Nusaibah langsung mengambil pedang dan
panah lalu, dan bergabung bersama mereka yang melindungi nabi.
5. Ternyata 3 dari 9 orang itu adalah anggota keluarga
Nusaibah yaitu suaminya yang bernama Zaid bin Asim beserta 2 putranya yaitu
Hubaib bin Zaid dan Abdullah bin Zaid. Maka kompaklah satu keluarga melindungi
nabi.
6. Di hadapan nabi dan segelintir orang yang melindungi
beliau, datanglah kavaleri berkuda Quraisy yang baru saja membantai banyak
muslimin. Mereka begitu bernafsu ingin membunuh target nomer 1 mereka yaitu
Rasulullah saw.
Sekelompok kecil para pelindung nabi ini bertempur
dengan mengerahkan segenap tenaga dan kemampuan untuk melawan musuh dengan
jumlah jauh lebih banyak dan senjata yang jauh lebih lengkap.
Perlu diketahui bahwa kuda yang digunakan untuk perang
adalah kuda terlatih, bisa menendang atau menginjak lawan karena memang
dipersiapkan untuk bertempur. Kata Nusaibah, seandainya lawannya juga pasukan
berjalan kaki bukan pasukan berkuda, pasti dia dan sahabat lainnya akan
menyerang duluan.
7. Dalam keadaan sangat genting itu, nabi memerintahkan
kepada Abdullah anak Nusaibah
“Anak Ummu Umarah?” tanya Rasulullah saw.
“Ya.”
“Melemparlah!” perintah beliau.
Maka Abdullah melempar batu dan mengenai mata kuda
prajurit Quraisy yang berada di hadapan Rasulullah saw. Maka kuda itu
bergerak-gerak tak terkendali sehingga si penunggang jatuh. Abdullah terus
melemparinya hingga batu-batu menumpuk di atas tubuhnya.
8. Nusaibah bergerak dengan gesit dan bermanuver dengan
lincah, menangkis semua serangan dari segala arah demi melindungi nabi, bahkan
sampai Rasulullah saw bersabda “Aku tidak menoleh ke kanan dan kiri kecuali aku
melihat Ummu Umarah bertempur melindungiku.”
Ini menunjukkan bahwa Nusaibah memang punya skill
bertarung yang mampu mengimbangi kekuatan lawan, tidak seperti Hinata yang
nekat melindungi Naruto dari Pain tapi langsung kalah.
9. Nabi melihat Nusaibah tak punya perisai. Kebetulan
lewatlah seorang prajurit muslimin yang berusaha kabur dari ganasnya
pertempuran. Rasulullah saw berteriak kepadanya, “Berikan perisaimu kepada
orang yang berperang!” Maka orang itu melempar perisainya dan diambil oleh
Nusaibah.
Nusaibah diserang seorang penunggang kuda Quraisy.
Dengan perisai yang baru didapat, dia melindungi diri, lalu menebas kaki kuda
lawannya hingga si penunggang jatuh.
Rasulullah saw berteriak kepada Abdullah, “Wahai Anak
Ummu Umarah! Ibumu! Ibumu!” Maka dia membantu ibunya melawan si Quraisy hingga
Nusaibah berhasil mengalahkannya.
10. Abdullah sempat mendapat luka di lengannya. Darah
tak berhenti mengucur. “Perbanlah lukamu!” Perintah Rasulullah saw. Nusaibah
segera datang dan membalut luka Abdullah. Baru selesai dibalut, Abdullah
langsung disuruh emaknya bertempur lagi, “Bangkitlah Nak! Serang musuh dengan
pedangmu!”
Kita tangan lecet dikit aja, disuruh emak cuci piring
ngga mau.
11. Nusaibah mencari orang yang melukai anaknya.
“Mana orang yang menebas lengan anakku?” tanyanya.
Rasulullah saw menunjukkannya “Itu dia yang menebas
anakmu, wahai Ummu Umarah!”
Nusaibah langsung mendatangi orang itu, menyabet
kakinya hingga jatuh, dan langsung menamatkan secara paksa riwayat hidupnya.
Mana ada emak-emak yang diam saja melihat anaknya
disakiti?
12. Di tengah meriahnya pertempuran, Nusaibah
sekeluarga dan para bodyguard nabi lainnya membuka jalan menuju Bukit Uhud.
Saat itu Nusaibah menghadapi seorang penunggang kuda Quraisy yang memakai 2
lapis baju pelindung. Dia menebas Nusaibah dengan pedang dan menyebabkan luka
parah di pundak. Nabi melihat luka itu terus mengeluarkan darah. “Ibumu! Ibumu!
Perbanlah lukanya!” perintah beliau kepada Abdullah lalu berdoa, “Ya Allah,
jadikanlah mereka sebagai pendampingku di surga.” Di kemudian hari, Nusaibah
berkata bahwa sejak didoakan nabi, dia tak peduli lagi walau harus menghadapi
musibah seberat apapun di dunia.”
Ya iyalah, udah dijamin masuk surga.
Btw, Rasulullah saw pernah bersabda, “Di surga itu
terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan
Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika
kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga
yang paling tengah dan paling tinggi…” (HR. Bukhari)
Jika Nusaibah sekeluarga menjadi pendamping nabi, tentu
saja mereka berada di Firdaus, surga tertinggi.
13. Berkat usaha superkeras Nusaibah sekeluarga dan
beberapa sahabat lainnya, nabi berhasil dievakuasi ke Bukit Uhud. Ditambah
dengan kemampuan one shoot three kills oleh Saad bin Abi Waqqash sang pemanah
andalan Rasulullah saw (yang kita bahas di chapter 5), pasukan Quraisy tidak
berani mendekati nabi.
14. Di Perang Uhud ini Nusaibah mendapat 12 luka. Yang
terparah adalah tebasan pedang di pundaknya. Dia membutuhan waktu setahun untuk
menyembuhkannya.
Sedangkan Rasulullah saw juga mendapat luka di wajah
dan gigi seri beliau pecah.
15. Setelah Perang Uhud selesai, muslimin hanya
memiliki waktu semalam untuk beristirahat di rumah mereka dan mengobati luka.
Besoknya, pasukan muslimin yang masih luka-luka, pegel-pegel karena pertempuran
berat di hari sebelumnya itu harus berangkat lagi untuk mengejar pasukan
Quraisy . Nusaibah segera berniat mempersiapkan untuk bergabung bersama
pasukan, tapi dia tidak mampu karena darah terus mengalir.
Nusaibah badan penuh luka kelewat parah masih pengen
berangkat perang. Kita bekas cacar belum ilang aja, males berangkat sekolah.
16. Setelah misi pengejaran pasukan Quraisy selesai,
Rasulullah saw tidak langsung pulang ke rumah. Beliau lebih dulu mengutus
saudara Nusaibah untuk menanyakan keadaan Nusaibah. Nabi pun gembira setelah
mengetahui keadaan Nusaibah baik-baik saja.
17. Nusaibah termasuk assabiqunal awwalun (orang yang
lebih dahulu masuk Islam) di antara kaum anshar. Ini adalah keistimewaan
tersendiri. Allah swt berfirman tentang mereka,
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah Ridha kepada mereka dan mereka pun ridha
kepada Allah. Allah Menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang agung.” (QS At Taubah: 100)
18. Sudah jadi assabiqunal awwalun yang dijanjikan
surga, sudah didoakan nabi agar mendampingi beliau di surga tertinggi, trus mau
apa lagi? Kalo ane sih tinggal santai santai nunggu mati. Nusaibah ngga gitu!
Dia tidak bosan untuk selalu berjuang menegakan Islam termasuk di medan tempur.
19. 2 tahun setelah Perang Uhud, meletuslah Perang
Ahzab. 10.000 prajurit aliansi Quraisy, Yahudi, dan beberapa sekutu mereka
datang untuk menggempur Madinah. Sementara itu di
pihak muslimin, 3000 mujahid mempertahankan
mati-matian kota mereka di bawah cuaca ekstrim musim dingin dan minimnya
pesediaan pangan.
Para sahabat bertempur di garis depan sedangkan para
shabaiyah (sahabat perempuan), anak-anak dan para lansia diamankan di sebuah
benteng. Nusaibah? Tentu saja dia ikut bertempur dengan tugas seperti biasa
yaitu sebagai penyedia bekal dan medis.
20. Nusaibah juga berpartisipasi dalam Baiatur Ridwan,
yaitu sumpah setia kepada Rasulullah saw untuk sehidup semati berjuang
menegakkan Islam. Sumpah ini dilaksanakan ketika 1397 orang rombongan muslimin
ditolak memasuki Mekah oleh Quraisy saat akan melaksanakan umrah.
Peserta Baiatur Ridwan ini memiliki kedudukan istimewa
di antara para sahabat. Rasulullah
saw bersabda: “Insya Allâh, tidak ada satu pun yang masuk neraka dari orang
orang yang berbai’at di bawah pohon.” (HR. Muslim)
Udah jadi assabiqunal awwalun, didoakan jadi pendamping
nabi di surga, ikut Baiatur Ridwan pula!
21. Orang-orang Yahudi yang dendam karena diusir dari
Madinah (padahal gara-gara ulah mereka sendiri) mengumpulkan
kekuatan dan berusaha menghancurkan muslimin. Maka sebelum mereka menyerang,
Rasulullah saw memutuskan untuk lebih dulu menggempur pusat kekuatan militer
mereka di daerah Khaibar. Saat itu yang diperbolehkan ikut berperang hanya 1397
orang yang ikut Baiatur Ridwan termasuk Nusaibah, sedangkan lawannya 10.000an
pasukan Yahudi dengan benteng-benteng yang tangguh, persenjataan lengkap, dan
suplai yang melimpah. Dengan izin Allah swt, muslimin berhasil memenangkan
pertempuran yang sangat tak seimbang ini. Benteng-benteng musuh direbut
satu-persatu hingga akhirnya dikuasai sepenuhnya. Inilah yang disebut Perang Khaibar.
22. Setelah Peristiwa Fathu Makkah, seluruh penduduk
Mekah masuk Islam sehingga jumlah kaum muslimin bertambah secara signifikan.
Maka ketika terjadi Perang Hunain kekuatan mereka dengan musuh hampir sama.
Padahal sebelumnya muslimin selalu kalah jumlah tapi hampir selalu menang.
Hal ini memunculkan perasaan bangga akan kekuatan
mereka. Karena itulah Allah swt justru memberi teguran kepada mereka.
Dalam perjalanan menuju lokasi musuh, pasukan muslimin
mendapat serangan mendadak ketika melewati lembah yang curam. Mereka masuk ke
perangkap musuh dan dihujani panah dari berbagai arah. Kondisi medan yang
terjal, sempit, dan gelapnya subuh membuat pergerakan pergerakan muslimin
sangat terbatas. Barisan yang tadinya rapi langsung kacau balau, kuda unta dan
saling bertabrakan, banyak muslimin berlarian menyelamatkan diri terutama yang
baru masuk Islam dan imannya masih lemah.
Melihat pasukan muslimin tercerai berai, Rasulullah saw
memerintahkan Abbas, paman beliau yang memiliki suara sangat keras untuk
memanggil orang dulu ikut Baiatur Ridwan. Dia berteriak, “Mana orang yang
bersumpah di Baiatur Ridwan?” Maka mereka yang dulu telah bersumpah setia
kepada Rasulullah saw berdatangan. Dari sekitar 12.000 pasukan muslimin hanya
sekitar 100 orang yang dengan cepat mampu mendatangi seruan itu, diantaranya
ada 2 perempuan Nusaibah dan Ummu Hakim.
Dengan izin Allah swt, 100 orang ini mampu membendung
kekuatan 12.000 tentara musuh. Setelah itu muslimin lain yang tadi sempat kocar
kacir saling memanggil dan berkumpullah kembali sebagian dari mereka untuk
melanjutkan pertempuran. Sementara itu, sebagian lain yang imannya masih lemah
sudah kabur entah sampai mana.
23. Nusaibah adalah seorang ibu yang mampu mendidik
anak-anaknya menjadi orang hebat. Menjelang nabi wafat, muncullah orang mengaku
nabi. Dia bernama Musailamah Al Kadzab. Anak Nusaibah yang bernama Hubaib
terpilih menjadi utusan muslimin dikirim kepada Musailamah untuk menyampaikan
pesan agar si nabi palsu itu segera bertobat.
Di mana-mana dari dulu sampai sekarang yang namanya
utusan tidak boleh disakiti, tapi Musailamah tidak mempedulikan aturan itu.
Hubaib ditangkap.
“Apa kau bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah?” tanya
Musailamah.
“Ya.” Jawab Hubaib.
“Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah?” tanya
Musailamah lagi.
“Aku tuli. Aku tidak mendengar.” Jawab Hubaib.
Musailamah mengulang-ulang pertanyaan itu dan selalu
mendapat jawaban yang sama. Setiap Hubaib menjawab, “Aku tuli. Aku tidak
mendengar.” Musailamah memotong satu persendian tubuh Hubaib hingga akhirya dia
syahid dengan tubuh termutilasi.
24. Mengetahui anaknya syahid di tangan Musailamah,
Nusaibah malah bersyukur karena anaknya telah syahid dalam tugas mulia dan
bangga anaknya teguh dalam menegakkan kalimat syahadat walaupun di bawah
siksaan. Meski begitu, sebagai ibu dia juga sedih dan berjanji akan menuntut
balas dengan tangannya sendiri.
Btw, dalam ajaran Islam, kita diperbolehkan untuk
membalas perbuatan dengan balasan yang setara dengan
perbuatannya.
25. Membunuh utusan sama dengan mengajak perang
pengutusnya. Maka di masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, dikirimlah pasukan
untuk memberantas Musailamah dan pengikutnya. Tentu saja Nusaibah tak mau
ketinggalan. Nusaibah yang biasanya bertugas membawa wadah air dan obat-obatan,
saat itu berangkat membawa senjata. Seorang sahabat melaporkan hal ini kepada
Khalifah Abu Bakar ternyata sang khalifah mengizinkannya karena beliau tahu
bahwa Nusaibah memiliki skill bertarung yang kompeten.
26. Perang Yamamah petcah! 13.000 muslimin yang
dipimpin Khalid bin Walid, panglima yang tak pernah kalah harus menghadapi
40.000 pengikut Musailamah. Di situ Nusaibah langsung berperang sebagai
prajurit tempur, bukan pengurus perbekalan dan medis seperti biasanya.
Dia bertarung sekuat tenaga, mengerahkan segala skill
dan pengalaman tempurnya yang didapat sejak jaman Rasulullah saw dulu.
27. Satu tangan Nusaibah putus ditebas pedang dalam
Perang Yamamah ini.
28. Dengan semangat berkobar dan kegigihan luwar
biyasa, muslimin yang kalah jumlah berhasil mendesak musuh hingga akhirnya si
target utama yaitu Musailamah terkena lemparan tombak oleh Wahsyi, (mantan
budak yang dulu membunuh Hamzah, paman nabi) ditambah tebasan pedang oleh
Abdullah anak Nusaibah hingga tewaslah si nabi gadungan.
Nusaibah begitu bahagia setelah dendamnya terbalas
apalagi yang melakukannya adalah anaknya sendiri.
29. Nusaibah pulang ke Madinah dengan satu tangan.
30. Setelah Perang Yamamah, Nusaibah tak pernah terjun
ke medan perang lagi. 3 tahun kemudian dia menyusul sang nabi dan anaknya yang
syahid untuk menikmati apa yang telah Allah swt janjikan kepadanya.
Sumber Rujukan
Biografi 35 Shahabiyah Nabi, karya Syaikh Mahmud Al
Mishri
Peperangan Rasulullah, karya Dr. Ali Muhammad Ash
Shallabi
Sirah Nabawiyah karya Syaikh Saifurrahman Al
Mubarakfuri
Bekal Pernikahan, karya Syaikh Mahmud Al Mishri
https://www.youtube.com/watch?v=SC3UWI2NpGM
https://www.youtube.com/watch?v=27B8p0PihO0
https://konsultasisyariah.com/26628-firdaus-surga-paling-ti…
https://almanhaj.or.id/4085-baiatur-ridhwan.html
Sumber artikel: https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2269102480082955&id=1472187026441175
Tidak ada komentar:
Posting Komentar