Burung
northern wheatear (Oenanthe oenanthe) tercatat sebagai salah satu burung
yang bermigrasi terjauh di dunia. Dalam satu tahun, burung ini terbang
pergi-pulang sejauh tiga per empat keliling bumi.
Penelitian
jarak tempuh migrasi Oenanthe ini menggunakan perangkat GPS seberat 1,2 gram
yang terpasang di kaki burung. Peneliti menyebar 46 perangkat pada dua kelompok
burung yang tinggal di daerah berbeda, yaitu di Pulau Baffin di timur laut
Kanada dan Puncak Eagle di Alaska, kemudian membiarkan mereka bermigrasi.
Kedua
kelompok ini ternyata menempuh lintasan berbeda. Kelompok Pulau Baffin memilih
rute Samudera Atlantik lalu hinggap di Inggris. Dari sini, penerbangan
dilanjutkan menuju tujuan akhir, Mauritania. Jarak penerbangan ini mencapai
3.500 kilometer.
Kelompok
Alaska memilih lintasan lebih panjang, terbang melewati Selat Bering lalu
berturut-turut hinggap di Siberia, Gurun Arab, Sudan, dan berakhir di Kenya.
Total jarak tempuh penerbangan ini mencapai 14.500 kilometer. Dengan demikian,
jarak pergi-pulang burung ini mencapai 29 ribu kilometer.
"Selama
ini kami meremehkan kemampuan terbang burung ini," ujar ahli burung dari
Institute of Avian Research, Jerman, Heiko Schmaljohann.
Penerbangan
melintas Samudera Atlantik menyimpan fakta tak kalah menarik. Dalam semalam,
burung ini sanggup terbang sejauh 850 kilometer tanpa henti. Peneliti dibuat
keheranan atas kemampuan ini. Namun diperkirakan burung ini dibantu oleh
dorongan angin dari belakang yang mencapai 75 kilometer per jam.
Jarak
yang jauh berarti membutuhkan lebih banyak energi. Karena itu, peneliti
memperkirakan burung menyimpan energi dengan cara menaikkan berat badan hingga
dua kali lipat sepanjang penerbangan. Energi ini banyak dipakai ketika
melintasi bentangan alam luas dan ganas, seperti Samudera Pasifik dan Gurun
Sahara.
Burung
lain dengan migrasi terjauh adalah albatros dan arctic tern. Kedua burung ini
sanggup terbang hingga 80 ribu kilometer dalam satu tahun atau hampir dua kali
keliling bumi.
Peneliti
menilai burung-burung ini bisa terbang lebih jauh dalam satu tahun. "Namun
ukuran bumi membatasi jarak migrasi mereka," ujar Schmaljohann. (Tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar