ADA beberapa faktor yang dialami
pria/wanita sehingga belum siap menikah. Di antaranya:
1.
Keenakan pacaran.
Hayo loh, siapa dari kalian yang masih
pacaran? Gimana Hati? Lebih sayang Allah atau dia? Sela yakin kamu ga setega
itu untuk menduakan cinta dan kasih sayang Allah yang segitu besar terhadap
kamu.. so, Udah putusin aja.
Sifat keenakan pacaran bisa menjadi
pemicu untuk ketidaksiapan kita dalam pernikahan. Iyaa, ngapain nikah kalau
kamu udah bisa dapetin apa yang kamu mau hanya dengan jalan pacaran? Di tambah
lagi dengan kemudahan yang ada didalamnya karena gada komitmen yang sah dan rasa
tanggungjawab yang nihil. Makanya pria yang suka dengan lawan jenis namun tidak
berani menanggung komitmen serta ga mampu bertanggungjawab memilih pacaran
sebagai solusi.
Mau seberapa lama usia pacaran kamu,
gakan ngejamin kalau kalian bisa bersanding di pelaminan. Yaa, contoh kasusnya
kan udah tampak banget di sekitar kita. Nunggu apa lagi? Sadari dan langsung
action, berani bilang engga buat pacaran. Jangan melakukan kesalahan yang
sama.. Hijrah cinta akan membuatmu lebih baik, perbanyak mengaji dan mengkaji,
cintai Allah, Rindukan Rasulullah, insyaaAllah dia yang Terbaik dari–Nya akan
datang dengan cara yang tak di sangka.
2.
Ilmu yang belum memadai.
Banyak di antara kita yang kadang suka
menghadiri kajian pranikah. Tidak ada salahnya kamu juga hadir disana untuk
menambah ilmu jelang pernikahan (sekalipun belum ada calonnya). Boleh juga kamu
beli buku-buku yang membahas Risalah Khitbah.
Muslimah.. di tangannya tergenggam
peradaban, dan di telapak kakinya dititipkan Syurga. Kita (Perempuan) hanya tau
Jodoh pasti Bertemu tapi kenyataannya Jodoh pasti Bertamu hee. Jadi, mau pilih
mana? pria yang mendalami Ilmu ‘pacaran’ atau Pria yang mengkaji ilmu
‘pernikahan’?
3.
Biaya Pernikahan yang Mahal.
Nah, point ini jangan menjadikan pria
menghela nafas panjang yaa.. justru jadikan motivasi agar bisa lebih berjuang
dengan sungguh-sungguh lagi. Inget, berlian itu di dapetinnya susah dan bukan
dengan harga murah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
harus selalu jadi panutan dan suri tauladan kita, Rasullullah memberikan mahar
untuk Siti Khodijah dengan 100 ekor unta merah, unta ini menjadi hewan unggulan
di masanya dan bernilai tinggi, Rata-rata harga unta saat ini sekitar 12 juta.
Kalau di Rupiahkan, Maharnya sejumlah 1,2 Milyar.
Waah, ikhwan langsung pada tutup mata
nih hee, Tenang. Hal itu tidak mengharuskan kamu untuk memberikan mahar yang
senilai dengan Rasul. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Carilah walaupun hanya cincin dari besi”
Allah
Subhanahu wa ta’alla berfirman:
وَآتُوا
النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا
فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا ﴿النساء:٤﴾
“Berilah
mas kawin (mahar) kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh
kerelaan”. (Q.S. An-Nissa : 4)
4.
Lupa untuk Memantaskan Diri.
Semua orang pasti ingin mendapatkan
sosok pendamping yang berlebelkan ‘nyaris sempurna’, walaupun gakan kamu
temukan pasang sesempurna itu. Now or Never, Waktunya untuk memantaskan diri
jika memang pengharapan yang kamu inginkan bisa terwujud jadi kenyataan, karena
gada yang ga mungkin dalam kamus Allah.. Jodoh itu cerminan diri kamu.
Jangan mengharap datangnya sosok Ali
jika kita tidak mem-Fatimahkan diri kita. Allah Subhanahu wa ta’alla berfirman:
الْخَبِيثَاتُ
لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ
لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّايَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ
كَرِيمٌ
“Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang di tuduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”.
(Q.S An-Nuur : 26)
5.
Faktor lainnya ada di diri kamu sendiri untuk menentukan pilihan.
Hanya kamu yang tau kapan waktu yang
tepat untuk mengajaknya ta’aruf, sampai dengan kemantapan hati untuk mengkhitbah.
Hanya butuh helaan nafas satu kali untuk mengucap “Saya terima nikahnya ….”
(pahala mengalir, bidadari di hati dan surga menanti), sama saja.. hanya butuh
helaan nafas satu kali ketika menyataan “Kamu mau ga jadi pacar aku?” (dosa
terpupuk, syetan bertepuk, di neraka meringkuk) mau yang mana?
Menerima atau menolak? Yaaa gimana ukti…
(Sela
Septiani, shilaseptiani20@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar