“Ada empat doa yang tidak tertolak, yaitu doa orang
yang berhaji hingga ia kembali, doa orang yang berjihad hingga selesai, doa
orang yang sakit hingga sembuh, dan doanya seseorang terhadap saudaranya tanpa
sepengetahuannya. Adapun doa yang paling cepat diterima di antara doa-doa
tersebut adalah doa seseorang kepada saudaranya tanpa sepengetahuannya.”
(Riwayat Ad-Dailami dari Ibnu Abbas).
Pada dasarnya semua doa tidak ada yang tertolak,
kecuali doanya orang yang ragu, yang tidak sungguh-sungguh, dan sombong. Allah
Subhanahu wa Ta’ala tentu tidak mengabulkan doa mereka karena mereka sendiri
tidak percaya, setengah hati, bahkan masih membanggakan diri.
Ada empat alternatif bagi setiap doa. Pertama, doa itu
dikabulkan Allah pada saat itu juga. Misalnya, banyak orang sakit yang meminta
kesembuhan lalu Allah sembuhkan beberapa saat kemudian.
Kedua, doanya diterima tapi ditangguhkan menunggu saat
yang tepat. Boleh jadi seseorang yang berdoa sangat menginginkan agar doanya
segera terkabul, tapi menurut Allah justru jika dikabulkan sekarang kurang baik
akibatnya. Karena itu, seorang mukmin tetap harus yakin bahwa doanya pasti
diterima, adapun mengenai waktunya, serahkan sepenuhnya kepada Allah.
Ketiga, doanya diterima tapi digantikan dengan yang
lebih baik. Manusia boleh menyangka bahwa doanya itu sudah benar, baik bagi
dirinya, agamanya, maupun untuk lingkungannya. Tapi, yang paling tahu akibatnya
adalah Allah. Dialah yang mengetahui yang nyata dan yang gaib, yang paling tahu
sekarang dan nanti. Boleh jadi jika doa kita dikabulkan apa adanya justru
berakibat buruk bagi kita, berakibat tidak baik bagi agama, dan bagi
lingkungan. Terhadap doa seperti ini, Allah sering menggantikannya dengan yang
lebih baik.
Keempat, doa tersebut benar-benar ditangguhkan sampai
hari akhirat. Sebagai seorang mukmin kita hanya bisa berserah diri kepada Allah
dengan berdoa dan berikhtiar, selebihnya Dialah yang menentukan. Jika doa kita
tidak dikabulkan di dunia, percayalah bahwa doa itu menjadi investasi kita di
akhirat. Justru kita khawatir jika bagian kita diberikan semua di dunia, lalu
untuk akhiratnya kita tidak memiliki bekal apa-apa. Na’udzu billah.
Banyak penjelasan dalam Hadits Nabi yang merujuk doa
yang mustajabah, sebagaimana dicantumkan di atas. Yang perlu dicatat bahwa di
antara empat doa yang mustajabah tersebut ada yang paling cepat diterima, yaitu
doanya seorang kepada saudaranya tanpa sepengetahuannya.
Di sekeliling kita banyak saudara kita yang sering
menyakiti hati kita, baik melalui sikap maupun pernyataannya. Lalu apa tindakan
kita? Membalas dengan mencacinya? Adalah kesempatan bagi kita jika berada dalam
situasi seperti itu untuk memaafkan dan mendoakan kebaikannya. Bisa jadi
melalui doa kita mereka mendapat hidayah, lalu menjadi berperilaku baik.
Bukankah yang demikian itu ladang amal kebaikan bagi kita?
Ada pula teman baik kita yang senantiasa memotivasi,
dan membantu setiap kesulitan kita. Mereka juga memerlukan doa-doa kita. Tanpa
sepengetahuannya, kita sebut namanya, lalu kita doakan untuk kebaikannya.
Bukankah doa seperti ini dikabulkan dan paling cepat diterima Allah?
Banyak pula teman kita yang sedang mengalami
kesulitan, mendapatkan musibah dan ujian hidup. Kepada mereka, tanpa
sepengetahuannya kita mendoakannya agar dijauhkan dari musibah, dihindarkan
dari ujian yang memberatkannya, dan diberi keselamatan, kesehatan, dan
kesuksesan dalam hidupnya.
Mari kita jadikan doa untuk saudara kita ini sebagai
tradisi dan kebiasaan kita.
(SUARA
HIDAYATULLAH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar