Halaman

Minggu, 16 Desember 2012

OAK

Lelaki tua itu akhirnya hidup sebatang kara setelah ditinggal mati istri dan putra tunggalnya.  Ia meninggalkan rumahnya, memilih beberapa ekor domba dan pergi ke Lembah Cavennen, sebuah daerah sepi di Prancis.
Di tempat itu masih tersisa puing-puing reruntuhan yang ditinggalkan penduduknya.  Lelaki tua itu memperkirakan, seluruh daerah itu akan menjadi gurun gersang jika tak ada pohon tumbuh.  Ia lantas memutuskan bermukim di sana.
Dalam perjalanan mengembalakan domba-dombanya, lelaki tua itu memungguti biji-biji oak, memilih yang masih baik, dan merendamnya dalam seember air.  Hari-hari berikutnya, dengan sebatang besi, ia melubangi tanah yang dilaluinya dan mulai menanam biji-biji oak itu satu demi satu.
Tiga tahun berlalu.  Ternyata ia telah menanam 100.000 biji pohon oak.  Ia berharap setidaknya 10.000 biji oak akan tumbuh.  Ia juga berharap diberi umur beberapa tahun lagi untuk terus menanam.
Ketika akhirnya ia meninggal dunia pada tahun 1947 dalam usia 89 tahun, lelaki tua itu telah berhasil menumbuhkan sebuah hutan paling indah di Prancis.  Hutan itu terbentang sepanjang 11 kilometer dengan lebar tiga kilometer.
Kini, ada jutaan akar yang mampu menampung air hujan dan menyuburkan tanah.  Sungai-sungai kecil mengalir lagi.  Rerumputan dan bebungaan merekah subur.  Burung-burung pun bernyanyi kembali ke hutan itu.  Kehidupan pun kembali segar (Frank Mihalic/ 1.500 Cerita Bermakna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar