Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah kata
yang belum lama diperkenalkan oleh pakar yang bergerak dalam bidang lingkungan
hidup. Kata ini kemudian menjadi lebih
mempunyai makna setelah E.O Wilson memperkenalkannya tahun 1989. Perkembangan selanjutnya, kata ini kemudian
menjadi sangat populer dan dipakai bukan saja oleh ahli lingkungan tetapi juga
oleh peneliti, pemerhati lingkungan, penyandang dana, pendidik, ahli sosial, ekonomi,
pengambil kebijakan.
Defenisi mengenai keanekaragaman
hayati cukup banyak, salah satu di
antaranya, yaitu menurut WWF (1989) ”kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan,
hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan ekosistem yang
dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Defenisi tersebut mencakup tiga tingkatan keanekaragaman
hayati, yaitu:
- Tingkatan spesies: mencakup seluruh organisme di muka bumi, mulai dari bakteria dan protista, hingga tumbuhan, hewan serta jamur.
- Tingkatan genetik: mencakup variasi genetik di dalam spesies, di antara populasi yang terpisah secara geografis dan di antara individu di dalam suatu populasi.
- Tingkatan komunitas: dimana spesies hidup, dan ekosistem dimana komunitas berada, serta interaksi pada antar tingkatan tersebut.
Setiap tingkatan biologi
tersebut mempunyai arti penting bagi keberlangsungan spesies dan komunitas
alami. Keanekaragaman spesies, menyediakan sumber daya dan
alternatifnya. Misalnya hutan tropis dengan
banyaknya jenisnya, mengasilkan sejumlah besar hasil tumbuhan dan hewan yang
bisa digunakan sebagai sumber makanan, tempat bernaung dan obat-obatan. Keanekaragaman
genetik diperlukan oleh setiap spesies untuk menjaga vitalitas
reproduksi, ketahanan terhadap penyakit, dan kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan kondisi lingkungan.
Keanekaragaman genetik pada tumbuhan dan hewan memiliki nilai tertentu
bagi program pengembangbiakan yang bertujuan memelihara dan memperbaiki spesies
peternakan dan pertanian moderen. Komunitas
biologi yang ditemukan di padang pasir, padang rumput, lahan basah dan hutan
secara alami mendukung kelanjutan pada ekosistem yang menyediakan kontrol terhadap
banjir, perlindungan dari erosi tanah,
serta penyaringan udara dan air.
Sejarah dan Biogeografi
Dari keadaan flora dan fauna Indonesia terdapat berbagai perbedaan dan
pada berbagai wilayah terdapat jenis-jenis flora dan fauna unik dan memiliki
ciri khas tersendiri, berbeda-beda, dan seringkali tidak terdapat pada daerah
lainnya. Hal tersebut disebabkan karena
proses geologi dan iklim dibumi kita yg terus berubah.
Ternyata, dalam kurun waktu jutaan tahun, sebaran maupun letak daratan
dan lautan selalu mengalami pergeseran dan pergerakan. Untuk memahami peristiwa geologi ini maka
perlu diperhatikan terlebih dahulu struktur planet bumi yang terdiri atas kerak
bumi, mantel bumi, dan inti bumi. Kerak
bumi (setebal 36 km) membungkus mantel bumi (setebal 3.000 km), sementara mantel
bumi itu sendiri berupa cairan pekat serta panas yang terus bergolak, yang
mengelilingi inti bumi (setebal 3.300 km).
Kerak bumi tersusun
atas lempengan-lempengan yang terpecah-terpecah serta memiliki tebal yang tidak
merata dan dikenal dengan istilah “plate crusts” (lempeng-kerak). Lempeng-lempeng yang tebal biasanya membentuk
lempeng benua yang mencuat ke atas permukaan laut. Lempeng yang tipis, namun
bersifat relatif padat, biasanya membentuk lempeng lautan yang terbenam di
lautan yang paling dalam.
Lempeng-lempeng yang
terdapat pada kerak bumi tersebut terus “berlayar” di atas mantel bumi seperti
bongkahan-bongkahan es yang terapung di kutub dan saling berbenturan satu sama
lain, seringkali lempengan tersebut saling menghimpit sehingga letak maupun
tinggi daratan dan lautan di bumi ini selalu berubah, saat ini di bumi kita ini
terdapat delapan lempengan kerak (benua dan lautan).
Oleh karena permukaan
serta ketinggian daratan dan lautan selalu berubah, hal tersebut berdampak pada
iklim yang juga turut berubah-ubah. Sebagai
gambaran di zaman Pleistosen (100.000-1,5 juta tahun) suhu utama di bumi telah
mengalami perubahan sebanyak 20 kali.
Dimasa yang amat dingin tersebut, es telah menutupi benua-benua, air
laut membeku sehingga permukaan air laut di daerah tropis jauh lebih rendah
dari permukaan pada masa sekarang. Pada
zaman es terakhir dimasa Pleistosen, 18.000 tahun yang lalu, permukaan air laut
di daerah tropis turun hingga mencapai 120 m.
Pada masa Pleistosen
inilah beberapa ahli memperkirakan bahwa pernah terjadi hubungan “land
bridge” antara beberapa pulau di
Indonesia yang memungkinkan berlangsungnya percampuran antara fauna khas asia
dan fauna khas australia di pulau-pulau tersebut. Sebagai contoh: suatu jenis babi yang khas
Asia telah mencapai Sulawesi melalui Kalimantan dan akhirnya berevolusi yang sekarang dikenal dengan babirusa, satwa
endemik sulawesi. Contoh lainnya di
Sulawesi telah ditemukan empat fosil mamalia Asia yang telah punah, yaitu tiga
spesies gajah (Stegodon c.f. triginicephalus yang berukuran besar, Stegodon
sompoensis, dan Elephas
celebensis yang berukuran kecil) dan satu spesies babi berukuran raksasa (Celebochoerus
heekerenii).
Geologi kepulauan
Indonesia dan Filipina pd umumnya dan Indonesia Timur pada khususnya, termasuk
paling rumit di dunia. Sejarah
pembentukan kepulauan Indonesia bermula 200 juta tahun silam. Ketika itu,
didunia ini hanya terdapat dua benua berukuran raksasa, yaitu Laurasia (terdiri
dari Amerika Utara, Eropa, dan sebagian besar Benua Asia) dan Gondwana (terdiri
dari Antartik, Australia, India, Amerika Selatan, Selandia Baru dan Kaledonia
baru serta sebagian Asia Timur dan Tenggara) di belahan bumi selatan.
Sekitar 160 juta tahun
yang lalu, terjadi pelebaran dasar lautan sehingga fragmen Asia Tenggara
(Sumatera, Semenanjung Malaysia, Birma, Kalimantan dan Sulawesi barat)
terdorong ke Utara, terpecah dari
Australia dan Irian di ujung timur laut Gondwana. Sejak masih bergabung dengan Gondwana sampai
sekarang, fragmen Asia Tenggara tersebut selalu berada di permukaan laut,
sehingga berfungsi membawa flora dan fauna khas Gondwana. Diantara waktu 160-100
juta tahun yang lampau, fragmen Asia Tenggara ini “mengapung” dan terisolasi di
Samuderra Tethys, yang terletak di antara Laurasia dan Gondwana.
Kemudian sekitar 70 tahun
yang lampau, lempeng yang membawa Australia, Irian, Sulawesi Timur, Seram,
Timor, dan Tanimbar terpecah dari lempeng Antartika (bagian yang tersisa dari
Gondwana) dan berlayar menuju utara. Sebagian Australia pada awalnya berada di bawah laut,
namun dalam proses pergerakannya ke utara, lempengan itu muncul ke permukaan
laut dengan kecepatan 10 cm/thn. Dari
Gondwana, Australia telah membawa bentuk-bentuk primitif satwa mamalia dan burung serta tumbuhan berbunga.
Selanjutnya sekitar 40
juta tahun yang lampau, fragmen Asia Tenggara telah mencapai khatulistiwa. Pada masa itu, Indonesia bagian barat telah berada
dalam posisi yang relatif sama dengan masa kini. Ketika itu semenanjung Malaysia telah bersatu
dengan Laurasia. Pd posisi tersebut,
memungkinkan perpindahan dua arah antara biota benua asia dan australia,
khsususnya yang mampu melewati lautan pemisah.
Pada saat itu Australia
telah bergerak jauh meninggalkan Gondwana di selatan dan berada dalam posisi
cukup dekat dengan fragmen Asia Tenggara, pada masa ini tumbuhan berbunga yang berasal dari Gondwana telah terbawa oleh fragmen Asia Tenggara,
dan kemudian tersebar ke Laurasia. Dan
setelah itu di Pulau Sulawesi terjadi pertemuan antara berbagai kuskus yang
khas Gondwana dan babirusa yang khas asia, yang keduanya tiba terlebih dahulu
melalui fragmen barat Sulawesi.
Pada masa 40 juta tahun
yang lalu, lempengan yang membawa benua Australia dan Irian bertumbuk dengan
suatu lempengan laut (laut utara) yang menyebabkan sebagian Pulau Irian
terangkat dari bawah permukaan laut sehingga menambah luas pulau tersebut. Pertumbukan
yang masih berlangsung hingga kini itulah yang membentuk pegunungan tengah Irian.
Pada waktu yang hampir
bersamaan lempengan Australia yang bertumbukan dengan lengkungan Banda, mengalami subduksi (proses penghimpitan),
sehingga di kawasan sekitar Pulau Banda
muncul dua jejeran pulau-pulau yaitu
jejeran pulau vulkanik dan jejeran pulau yang berasal dari lempeng benua yang
terangkat.
Pertumbukan langsung
antara kepingan Asia Tenggara dari Gondwana dengan Asia diperkirakan terjadi 15
juta tahun lalu. Pd masa ini, Sulawesi Timur
(yang membawa flora dan fauna khas Gondwana) menumbuk Sulawesi barat (yang
telah banyak terdapat biota Laurasia). Seperti
tombak yang mematahkan sasarannya di bagian
tengah, tumbukan itu membuat Sulawesi Barat berputar sedemikian sehingga bagian
utara Pulau Sulawesi berputar 90 derajat searah jarum jam. Inilah asal muasal
bentuk Sulawesi yang mirip huruf “K”.
Hasil kerja geologi tersebut,
menyebabkan Indonesia mempunyai keanekaragaman
hayati
yang unik, yang ditandai
oleh :
• Adanya fauna bertipe Oriental, Australis dan peralihan
• Memiliki tumbuhan (Flora) bertipe Malesiana
• Memiliki hewan dan tumbuhan yang endemik
• Memiliki hewan dan tumbuhan yang langka
Ciri-ciri
Daerah Oriental
• Mamalia berukuran besar.Misalnya : gajah Sumatra (Elephas
maximus sumatrensis), banteng (Bos sondaicus), harimau sumatra (Panthera
tigris sondaicus)
• Banyak jenis primata.Misalnya : orang utan sumatra (Pongo
pygmaeus obelii), orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus), kera (Macaca
fascicularis)
• Warna bulu burung kurang menarik dan tidak beragam,
misalnya : burung Rangkong (Rhinoplax
vigil), murai (Myophoneus sp)
Ciri Hewan Daerah Australis
• Mamalia berukuran lebih Kecil.
• Memiliki mamalia berkantong. Misalnya walabi kecil (Dorcopsulus)vanheurni),
walabi semak (Thylogale bruijni), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus)
• Warna bulu burung lebih menarik dan beragam. Misalnya burung cendrawasih (Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius
casuarius)
Ciri Hewan
Daerah Peralihan
Pada daerah peralihan atau transisi Oriental-Australis (Sulawesi dan
Nusa Tenggara) terdapat hewan-hewan dengan ciri khas tersendiri. Misalnya :
komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo (NTT), babi rusa (Babyrousa
babyrussa), anoa (Bubalus depressicornis), dan burung maleo (Macrocephalon
maleo) di Sulawesi
( Dari berbagai sumber)
Pertemuan Pertama, Kuliah Keanekaragaman
Hayati.
Abd. Karar L 131 10 380
BalasHapuskeanekaragaman hayati biasanya menyangkut ttg mahluk hidup. keanekaragaman mahluk hidup apakah sama dgn kehati?
ya, sama. istilah keanekaragaman hayati merupakan istilah yg belum lama diperkenalkan, intinya istilah tsb merupakan istilah lain dari keanekaragaman mahluk hidup.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusASS.I MADE ISMAIL LOSE L 131 10 022
BalasHapusYang ingin saya tnyakan,bgmn proses perpindahan dan penyebaran floranya......trimss
secara umum proses penyebaran terbagi atas 2 yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Klu tumbuhan(flora) termasuk dalam kategori penyebaran pasif, karena memerlukan bantuan dari luar, mis. angin, air, dan manusia. Klu proses penyebarannya pada zaman dahulu, dimana proses pergeseran dan pemindahan daratan masih berlangsung, proses penyebarannya mengikuti proses pergeseran tsb. Ada beberapa fragmen yg selalu berada di atas permukaan laut, sehingga flora di atasnya ikut menyebar bersama fragmen tsb, kemudian ada fragmen yg terpecah dari fragmen induknya kemudian bergabung dgn fragmen lain. Sehingga penyebaran dan pengabungan fragmen, otomatis juga menyebarkan dan menggabungkan flora yg terdapat pd masing2 fragmen.
HapusSy kutip kembali materi sebelumnya sbg contoh: "Sekitar 160 juta tahun yang lalu, terjadi pelebaran dasar lautan sehingga fragmen Asia Tenggara (Sumatera, Semenanjung Malaysia, Birma, Kalimantan dan Sulawesi barat) terdorong ke Utara, terpecah dari Australia dan Irian di ujung timur laut Gondwana. Sejak masih bergabung dengan Gondwana sampai sekarang, fragmen Asia Tenggara tersebut selalu berada di permukaan laut, sehingga berfungsi membawa flora dan fauna khas Gondwana." Utk saat sekarang, penyebarannya lebih banyak disebabkan oleh air, angin dan manusia.
Febriyanti Sali T. L 131 10 349
BalasHapusdari yang saya ketahui, Setiap individu itu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda-beda sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.
sama seperti jawaban utk Karar, ya bisa dikatakan demikian, cuma beda istilah saja,tapi pada prinsipnya sama. Keanekaragaman mahluk hidup = keanekaragaman hayati, cuma istilah keanekaragaman hayati baru diperkenalkan belakangan.
Hapusbagaimn keanekaragaman hayati dalam hutan bila terjadi tebang habis
Hapusmoh.rizal l131 10 008
Klu hutan ditebang habis, bisa dipastikan sebagian besar keanekaragaman hayati akan hilang. Karena hutan merupakan salah satu wadah utama yg berfungsi sbg tempat hidup sebagian besar keanekaragaman hayati. Selain itu hutan jg termasuk dlm keanekaragaman tingkat komunitas.
Hapusmuliyanti L 131 10 323
BalasHapus1. distribusi apa saja yang paling tersangkutpautkan dengan keanekaragaman hayati??
2. apakah biogeografi sangat berperan penting dalam keanekaragaman hayati???
mengapa demikian???
2. sangat penting karena biogeografi dalam keanekaragaman hayati mempunyai nilai tersendiri dalam mengartikan atau membantu untuk menjaga keanekaragaman hayati.
Hapusmoh. rizal
l 131 10 008
Oleh karena permukaan serta ketinggian daratan dan lautan selalu berubah, hal tersebut berdampak pada iklim yang juga turut berubah-ubah. Sebagai gambaran di zaman Pleistosen (100.000-1,5 juta tahun) suhu utama di bumi telah mengalami perubahan sebanyak 20 kali.
BalasHapusapakah perubahan iklim tersebut dapat mempengaruhi kepunahan flora/fauna yang sbnyak 20 kali perubahaan ...???
IGAL L 131 10 045
keaneka ragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan.
BalasHapushbunganya dgn biogeografi adalah menjadi hubungan yg sama2 menjaga dan melestarikan hutan atau bumi.
keaneka ragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan.
BalasHapushbunganya dgn biogeografi adalah menjadi hubungan yg sama2 menjaga dan melestarikan hutan atau bumi.
apa hubungan antara SEJARAH dan BIOGEOGFRAFI dalam keanekaragaman hayati???
BalasHapushubugan sejarah degan biogeografi dalam keanekaragaman hayati ialah:
BalasHapussejarah merupakan proses yang terjadi dalam alam semesta yang tidak bisa terlupakan dalam kehidupan, jd sejarah sifatnya Universal jelas berhubugan dengan biogeografi dalam keanekaragaman hayati karna biogeografi adalah cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya,Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait, serta ktersediaan sumber daya alam.
jadi menurut saya seperti itu pak.
IGAL L I31 10 045