Halaman

Kamis, 27 September 2012

BEBERAPA PRODUK TUMBUHAN MONOKOTIL (ROTAN)

Tumbuhan monokotil merupakan salah satu kelompok hasil hutan ikutan (HHBK) yang dikenal luas masyarakat, baik masyarakat pedesaan terutama masyarakat yang berkecimpung  langsung dengan pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu monokotil maupun masyarakat yang lebih luas yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu monokotil sebagai bahan makanan , bahan baku industri, bahan perdagangan, dan pelengkap dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi, dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua golongan, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) tumbuhan berbiji keping dua (dikotil).  Secara umum perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki yaitu sebagai berikut:

Ciri Fisik
Monokotil
Dikotil
Bentuk Akar
Memiliki sistem akar serabut
Memiliki sistem akar tunggang
Bentuk sumsum atau pola tulang daun
Melengkung atau sejajar
Menyirip atau menjari
Kaliptrogen/tudung akar
Ada tudung akar/kaliptra
Tidak terdapat tudung akar
Jumlah keping biji/kotiledon
Satu keping biji
Dua keping biji
Kandungan akar dan batang
Tidak terdapat kambium
Ada kambium
Jumlah kelopak bunga
Umumnya adalah kelipatan tiga
Biasanya kelipatan empat atau lima
Pelindung akar dan batang lembaga
Ditemukan batang lembaga/koleoptil dan akar lembaga/koleorhiza
Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
Pertumbuhan akar dan batang
Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
Contoh tumbuhan
jagung, kacang tanah dsb
Mangga, rambutan dsb.

Peranan tumbuhan monokotil bagi kehidupan manusia
Tumbuhan monokotil mempunyai  peranan penting bagi manusia. Peranan ini dapat bersifat merugikan juga bersifat menguntungkan, baik secara langsung dan tidak langsung.  Peranan yang merugikan disebabkan banyak sekali anggota tumbuhan monokotil yang berperan sebagai  gulma di danau, waduk, atau kolam akan mempercepat proses pendangkalan saluran sehingga mengurangi daya tampung air dan merusak habitat hutan.  Gulma yang terdapat di perairan dapat menganggu pelayaran.  Pada pengairan teknis, gulma dapat menyumbat pintu-pintu  air dan mempercepat pendangkalan saluran sehingga mengurangi debit air yang diperlukan manusia.  Gulma yang terdapat di sawah dan lahan pertanian dapat memperkecil produktivitas pertanian.
Peranan yang menguntungkan disebabkan sebagian besar bahan makanan pokok manusia merupakan anggota tumbuhan monokotil.  Beberapa kegunaannya sebagai berikut:
1.      Sumber karbohidrat: terutama tanaman serelia, tanaman umbi-umbian dan beberapa tanaman palma.
2.      Sumber minyak goreng: terutama anggota famili palmae dan beberapa anggota famili Gramineiae.
3.      Sumber bumbu dan rempah: terutama anggota famili zingeberaceae.
4.      Sumber bahan kerajinan dan bangunan:  anggota famili palmae, Pandanaceae, Cyperaceae, dan Gramineiae.
5.      Sumber tanaman hias:  terutama anggota famili Orchidaceae dan banyak anggota famili lainnya.
6.      Sumber kebutuhan lainnya.
Beberapa Produk Monokotil
Rotan
Rotan sebagai bahan baku industri, bahan perdagangan, dan pelengkap dalam kehidupan sehari-hari.  Indonesia merupakan negara produsen rotan yang mampu memenuhi kebutuhan rotan dunia, dan mampu mensuplai ±80% kebutuhan dunia dan 90% dari produksi rotan dihasilkan dari hutan alam yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi.  Sekitar 10% dihasilkan dari budidaya rotan.
Tempat Tumbuh
Rotan tumbuh pada hutan primer maupun hutan sekunder pada daerah tropis, pada daerah perladangan berpindah dan belukar.  Rotan dapat tumbuh pada berbagai keadaan seperti: di rawa, tanah kering, dataran rendah,  pegunungan, tanah kering berpasir, tanah liat berpasir yang secara periodik digenangi air atau sama sekali bebas dari genangan air.  Jenis tanah yang dapat ditumbuhi rotan pertumbuhan terbaik pada daerah-daerah lereng bukit yang cukup lembab dengan ketinggian antara 0-2900 mdpl dan memiliki iklim basah sampai kering.
Klasifikasi dan Penyebaran
Indonesia memiliki delapan marga rotan yang terdiri dari 306 jenis. Dari 306 jenis ini 51 jenis di antaranya sudah dimanfaatkan.  Di Asia Tenggara terdapat  ± 516 jenis yang berasal dari delapan genera, antara lain: Calamus (333 jenis), Daemonorops (122 jenis), Korthalsia (30 jenis), Plectocomia (10 jenis), Plectocomiopsis (10 jenis), Calopspatha (2 jenis), Bejaudia (1 jenis) dan Ceratolobus (6 jenis).  Dari delapan genera tersebut terdapat dua genera rotan yang bernilai tinggi yaitu Calamus dan Daemonorops.
Jenis rotan berdasarkan SNI digolongkan ke dalam dua golongan diameter yaitu diameter besar dan diameter kecil. Diameter besar yaitu Ø >18 cm dan diameter kecil yaitu : Ø < 18 cm.  Kebutuhan rotan di pasaran terdapat 68 % rotan berdiameter besar dan 32 % rotan berdiameter kecil.
Rotan termasuk dalam klasifikasi tumbuhan :
- Divisio           : Spermatophyta
- Sub Divisio    : Angiospermae
- Kelas             : Monocotyledonae
- Ordo             : Spacaflorae
- Famili/Suku : Palmae
Daerah  penyebaran: Kalimantan (137 jenis), Sumatera (91 jenis), Sulawesi (36 jenis),     Jawa (19 jenis), Irian (48 jenis), Maluku (11 jenis), Timor (1 jenis) dan Sumbawa (1 jenis).
Potensi rotan
Potensi rotan Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

No
Propinsi (Ton/Thn)
Potensi
1
Sulawesi Selatan              
150.000
2
Kalimantan Barat                            
92.500
3
Sulawesi Utara                              
87.000
4
Aceh                                               
45.000
5
Nusa Tenggara Barat                    
36.000
6
Sumatera Barat                                
34.000
7
Lampung                                         
24.000
8
Kalimantan Tengah                        
24.000
9
Bengkulu                                        
23.100
10
Sulawesi Tengah                            
18.400
11
Kalimantan Timur                          
11.650
12
Kalimantan Selatan                         
7.000
13
Jambi                                               
6.900
14
Sumatera Utara                                         
6.000
15
Sumatera Selatan                                      
5.000
16
Riau                                                              
2.800

Jumlah                                               
573.890

Perdagangan
Rotan merupakan komoditi utama di antara hasil hutan bukan kayu, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan pasaran yang luas.  Perdagangan rotan dikuasai oleh daerah produsen, yaitu Kalimantan (69 %), Sulawesi (23 %). Dan daerah lainnya (8 %).  Daerah yang menjadi tujuan perdagangan rotan antar pulau sebagian besar jawa (57 %), Makassar (31 %) dan daerah lainnya (12 %).  Tahun 1996, pemasaran rotan melonjak mencapai 58%, yakni dari total 174.759 ton menjadi 332.432 ton.
 Rotan Indonesia sampai dengan tahun 1980 telah memberikan kontribusi terbesar dalam memenuhi keperluan rotan dunia, yaitu sebesar 73,8 % (81.26 ribu ton) dari total 111,2 ribu ton perdagangan rotan dunia. Negara tujuan utama perdagangan rotan adalah Hongkong, Singapura, dan Taiwan. Hingga saat ini ada 25 negara menjadi tujuan ekspor rotan.
Perdagangan luar negeri ditaksir sekitar US $ 4 milyar tiap tahunnya (World Resources Institute et al., 1985).  Perdagangan dalam negeri total adalah US $ 2,5 milyar (Manokaran, 1990).  Pada tahun 2005, ekspor rotan mentah dan produk rotan olahan mencapai volume 177.869 ton dengan nilai US$ 372.207.183.  Terdapat 0,7 milyar dari 5 milyar manusia di dunia menggunakan, atau terlibat dalam produk dan perdagangan rotan.
Manfaat rotan
Kegunaan rotan dapat dibedakan berdasarkan batangnya.  Rotan yang berdiameter kecil lebih banyak digunakan untuk tali pengikat, bahan anyaman, dan bahan pendamping dalam pembuatan rangka mebel.  Sedangkan rotan yang berdiameter besar lebih banyak kegunaannya untuk tongkat berjalan dan rangka mebel.  Adapun rincian kegunaan rotan adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan batang untuk berbagai keperluan bahan kerajinan, dan lain-lain sebanyak 117 jenis rotan.
b. Kegunaan pucuk rotan (umbut) dan buah untuk sayuran dan bumbu masak sebanyak 9 jenis rotan.
c.  Kegunaan rotan untuk atap (daun) dan konstruksi tulangan beton sebanyak 2 jenis.
d.   Kegunaan rotan untuk obat tradisional sebanyak 2 jenis rotan.
Rotan Terpenting Indonesia
1. Rotan Jernang Besar (Daemonorops draco Blume)
Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatera, dataran rendah pada 300 mdpl.  Batang: membentuk rumpun, diameter 12 mm, panjang ruas 18 – 35 cm, warna coklat kekuningan dan mengkilat, hati berwarna putih.  Manfaat: batang untuk bahan baku furniture, getah buah untuk pewarna dan farmasi (rotan jernang).
2. Rotan Dahanan (Korthalsia flagellaris Miq)
Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, pada rawa-rawa 50 mdpl.  Batang : rumpun sampai dengan 20 batang, diameter 15 – 30 mm, panjang ruas 20 – 50 cm, warna coklat sebam dan kasar, keras agak sukar dibelah, panjang batang sampai dengan 50 meter.  Manfaat: batang sebagai bahan baku furniture.
3. Rotan Semambu (Calamus scipionum Lour)
     Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatera Kalimantan, pada 1000 mdpl.  Batang: membentuk rumpun, diameter 30 mm, panjang ruas 20 – 30 cm, warna coklat kemerahan kalau kering, panjang batang sampai dengan 20 m, kasar dan ulet.  Manfaat: batang untuk tongkat pendaki gunung, tongkat ski, rangka mebel.
4. Rotan Jermasin (Calamus ecojolis Becc.)
Penyebaran: Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, pada 10 – 100 mdpl, tanah berbatu, berpasir dan punggung gunung.  Batang: rumpun 30 – 50 batang, diameter 6 – 10 mm, panjang ruas 15 – 40 cm, warna kekuningan kalau kering mengkilat, panjang batang sampai dengan 50 m. Kuat dan ulet.  Manfaat: batang sebagai bahan furniture.
5. Rotan Buyung (Calamus optimus Becc.)
      Penyebaran: Sulawesi, Kalimantan, Sumatera. Pinggiran sungai pada 100 – 300 mdpl. Pada tanah berbatu, pasir dan punggung gunung.  Batang: rumpun sampai dengan 60 batang, diameter 12 – 24 mm, panjang ruas 20 -30 cm, hijau kekuningan, bila kering mengkilat, panjang sampai dengan 40 m, kuat dan ulet.  Manfaat: batang sebagai bahan furniture.
6. Rotan Mantang (Calamus ornatus Blume)
      Penyebaran: Sumatera, Kalimantan dan Jawa, pinggiran sungai pada 100 – 300 mdpl, tanah berbatu, pasir dan punggung gunung.  Batang: soliter, diameter 15 – 40 mm, panjang ruas 16 – 20 cm, hijau gelap, bila kering kekuningan mengkilat, kuat dan ulet.  Manfaat: batang sebagai bahan furniture.
7. Rotan Dandan (Calamus schitolantus Blume)
      Penyebaran: Sumatera, Kalimantan. Ketinggian sedang sampai tinggi, tidak terpengaruh pasang surut.  Batang: soliter, diameter 3 - 6 mm, panjang ruas 15 cm, kuning mengkilat agak coklat, kuat dan ulet.  Manfaat: batang sebagai tali pengikat, alat penangkap ikan, anyaman.
8. Rotan Inun (Calamus scabridulus Becc)
      Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Pada 50 – 200 mdpl. Tidak terpengaruh pasang surut.  Batang: berkelompok dan merambat, diameter 6 mm, panjang ruas 28 – 40 cm. Kekuningan agak coklat, kuat dan ulet.  Manfaat: batang digunakan sebagai tali pengikat, anyaman.
9. Rotan Batang (Daemonorops robustus Warb)
      Penyebaran: Sulawesi. Pada 10 – 900 mdpl.  Batang: berumpun sampai dengan 90 batang, warna hijau tua, bila kering warna abu-abu dan kemerahan, diameter 25 – 60 mm, panjang ruas 25 – 60 cm.  Manfaat: Sebagai rangka mebel.
10. Rotan Manau (Calamus manan Miq)
      Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan pada 50 – 600 mdpl, beriklim basah, berpasir, tidak terpengaruh pasang surut.  Batang: soliter diameter 25 – 60 mm panjang ruas sampai dengan 35 cm, warna hijau tua, bila kering kekuning-kuningan, kuat dan ulet, panjang sampai dengan 100 m.  Manfaat: batang sebagai bahan kerangka mebel.
11. Rotan Irit (Calamus trachycoleus Becc)
      Penyebaran : Kalimantan. Endemik di Sungai Barito dan Kahayan, rawa tergenang pada 0 – 15 mdpl, beriklim basah.  Batang: berumpun sampai dengan 100 batang, diameter 4 – 11 mm, panjang ruas 10 – 15 cm, warna hijau tua dan bila kering kekuningan/kuning telur, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 50 m.  Manfaat: anyaman, lampit, tirai, kursi antik.
12. Rotan Taman (Calamus caesius Blume)
      Penyebaran: Pulau Kalimantan dan Sumatera, dataran rendah kering berbukit.  Batang:r umpun sampai dengan 100 batang diameter 4 – 11 mm, panjang ruas 15 – 30 cm warna hijau tua bila kering kekuningan/kuning telur mengkilap, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 50 m.  Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman, lampit, tirai, kursi antik.
13. Rotan Lilin (Calamus javensis Blume)
      Penyebaran: Pulau Kalimantan dan Sumatera, dataran rendah sampai pegunungan pada 1200 mdpl, beriklim basah.  Batang: berumpun, diameter 2 – 6 mm, panjang ruas 30 cm, warna kekuningan pada waktu muda dan bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang 50 m.  Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman, keranjang, tali pengikat.
14. Rotan Korod (Calamus heteroides Bl)
      Penyebaran: Jawa Barat, dataran rendah sampai pegunungan pada 200 – 1500 mdpl, beriklim basah.  Batang: rumpun sampai dengan 5 batang, diameter 25 mm, panjang ruas 16 – 35 cm warna hijau tua dan bila kering kekuningan/kuning telur, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 40 m.  Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman, keranjang dan tali pengikat.
15. Rotan Balukbuk (Calamus burkianus Becc)
      Penyebaran: Jawa Barat, dataran rendah sampai dengan pegunungan pada 50 – 800 mdpl, beriklim basah.  Batang: rumpun sampai dengan 10 batang, diameter 25 mm, panjang ruas 50 cm, warna kekuningan muda bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 50 m.  Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman, keranjang dan tali pengikat.
16. Rotan Pelah (Daemonorops rubra Blume)
      Penyebaran: Pulau Sumatera dan Jawa, dataran rendah sampai dengan pegunungan pada 100 – 800 mdpl, beriklim basah.  Batang: rumpun 2 – 5 batang, diameter 2 – 6 mm, panjang ruas15 – 35 cm, warna kekuningan pada waktu muda dan bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 40 m.  Manfaat : Batang sebagai bahan baku anyaman, keranjang dan tali pengikat.
17. Rotan Kirtung (Myrialepis scortechini Becc).
      Penyebaran : Sumatera, dataran rendah sampai dengan pegunungan pada 1000 mdpl, beriklim basah.  Batang: berumpun dengan diameter 40 mm, panjang ruas 30 cm warna kekuningan bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai 40 m.  Manfaat: batang sebagai kerangka kerajinan.
18. Rotan Pulut Merah (Calamus sp)
      Penyebaran: Pulau Kalimantan terutama Kalimantan Timur, dataran rendah pada tanah alluvial di pinggiran sungai.  Batang: berumpun sampai 50 batang, diameter 2 – 5 mm panjang ruas 40 cm warna abu-abu kemerahan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 30 m.  Manfaat: batang sebagai bahan baku kerajinan kualitas tinggi
19. Rotan Getah (Daemonorops angustifolia Mart)
      Penyebaran: Pulau Kalimantan dan Sumatera, dataran rendah beriklim basah.  Batang: berumpun, diameter 25 mm, panjang ruas 35 cm, warna kekuningan ketika masih muda dan bila kering warnanya coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 40 m.  Manfaat: sebagai bahan baku kerangka kerajinan.
20. Rotan Umbul (Calamus symphysipus Mart)
      Penyebaran: Pulau Sulawesi, dataran rendah sampai pegunungan pada 300 – 600 mdpl, beriklim basah.  Batang: Soliter, diameter 15 – 30 mm, panjang ruas 20 – 30 cm, hijau bergaris kekuningan mengkilap, kuat dan ulet.  Manfaat : sebagai bahan kerangka kerajinan.
21. Rotan Sego Ayer (Calamus axillaris Becc)
      Penyebaran: Pulau Sumatera dan Kalimantan, dataran rendah, beriklim basah.  Batang: berumpun, diameter 13 mm, panjang ruas 15 cm, warna muda kekuningan bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 10 m.  Manfaat: sebagai bahan anyaman.
22. Rotan Saloso (Calamus sp)
      Penyebaran: Sulawesi Utara, dataran rendah beriklim basah.  Batang: berumpun dengan diameter 8 – 20 mm, panjang ruas 25 – 40 cm, warna hijau bila kering kuning, kuat dan ulet.  Manfaat: sebagai bahan anyaman dan tali pengikat.
23. Rotan Manau Riang (Calamus oxeleyanus T et B)
      Penyebaran: Pulau Sumatera, dataran rendah beriklim basah.  Batang: berumpun dengan diameter 12 mm, panjang ruas 12 cm warna kekuningan.
24. Rotan Tohiti (Calamus inops Becc)
      Penyebaran: Pulau Sulawesi, dataran rendah sampai pegunungan pada 300 – 600 mdpl beriklim basah.  Batang: soliter dengan diameter 15 mm, panjang ruas 20 – 35 cm, warna kuning mengkilap, kuat dan keras tidak mudah dibelah.  Manfaat: kerangka kerajinan, mebel, kerangka beton, sandaran kapal.
25. Rotan Seel (Daemonorops melanochaetes Blume)
      Penyebaran: Pulau Sumatera dan Jawa, dataran rendah sampai pegunungan pada 10 – 500 mdpl beriklim basah.  Batang: berumpun sampai 5 batang denagn diameter 22 – 25 mm, panjang ruas 22 – 28 cm hijau kekuningan bila kering warnanya kuning telur, kuat dan ulet.  Manfaat: tali pengikat, umbut untuk sayur.
26. Rotan Loluo (Calamus sp)
      Penyebaran: Pulau Sulawesi, dataran rendah sampai pegunungan pada 1000 – 2000 mdpl, punggung bukit dan lereng bukit.  Batang: soliter dengan diameter 25 – 40 mm, panjang ruas 25 – 40 cm, warna kemerahan bila kering kuning mengkilap, kuat dan ulet.  Manfaat: kerangka kerajinan
27. Rotan Udang Semut (Kothalsia scaphigera Mart)
      Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan, daerah yang tergenang air, tepi sungai berawa.  Batang: soliter dengan diameter kurang dari 4 mm, panjang ruas 10 – 20 cm, warna coklat kusam, bergaris membujur, inti berwarna kuning gading.  Manfaat: bahan pengikat yang cukup kuat dan mudah dibelah dalam kondisi segar.
28. Rotan Dahan (Korthalsia rigida Blume)
      Penyebaran: Belitung, dataran rendah sampai pegunungan pada 1100 mdpl.  Batang: Soliter dengan diameter 20 – 25 mm, panjang ruas 20 cm, panjang batang kurang dari 20 m, bentuk tidak rata, buku menonjol berwarna coklat kusam inti berwarna coklat muda.  Manfaat: Bahan keranjang.
29. Rotan Meiya (Korthalsia echinometra Becc)
      Penyebaran : Kalimantan dan Sumatera, tanah berawa-rawa.  Batang: soliter dengan diameter 30 mm, panjang ruas 20 – 25 cm, panjang batang sampai dengan kurang dari 35 m, bentuk rata, warna coklat kusam beralur memanjang, inti berwarna coklat muda.
30. Rotan Lowa (Plepcomiopsis geminiflorus Becc)
      Penyebaran: Belitung, Kalimantan, Sumatera dan Malaysia, kawasan rawa gambut.  Batang : Soliter dengan diameter 30 mm, panjang ruas 20 – 25 mm, panjang batang kurang dari 35 m, bentuk rata, berwarna coklat kusam beralur memanjang, inti berwarna coklat muda.
31. Rotan Sabut (Daemonorops hystrix (Griff) Mart)
      Penyebaran : Pulau Sumatera.  Batang : Berumpun kurang dari atau sama dengan 6 batang dengan diameter 8 – 15 mm, buku menonjol, panjang ruas 10 – 15 cm, kasar, agak mengkilat, sedikit beralur, kuning kecoklatan, panjang batang sampai dengan 25 m.
32. Rotan Pakak (Daemonorops periacantha Miq)
      Penyebaran: Sumatera, Kalimantan pada 200 mdpl.  Batang: berumpun antara 2 – 3 batang, panjang batang 20 m dengan diameter 30 mm atau lebih (dengan pelepah), batang bersih berdiameter 10 – 17 mm, panjang ruas kurang dari 20 cm.
33. Rotan Uwi Koroh (Daemonorops geniculata (Griff) Mart)
      Penyebaran: Sumatera Selatan pada 1000 mdpl.  Batang: berumpun 5 batang, panjang batang 15 m dengan diameter 1,5 cm dalam keadaan bersih dari pelepah 30 mm, panjang ruas 6 – 10 cm, buku menonjol warna coklat kekuningan, inti berwarna kuning gading, keras dan mudah dibelah.  Manfaat: untuk tongkat berjalan, mebel, keranjang.
34. Rotan Duduk (Daemonorops longipes (Griff) Mart)
      Penyebaran: Hutan Payau di Sumatera dan Kalimantan.  Batang: Berumpun 5 – 10 batang, panjang batang 10 m diameter dengan pelepah 5 cm, bersih tanpa pelepah 15 – 35 mm, panjang ruas 20 cm, warna suram, inti berwarna coklat sebam dan lunak.  Manfaat: bahan perabotan rotan.
35. Rotan Ulur (Calamus ulur Becc)
      Penyebaran: Sumatera Bagian Selatan.  Batang : Berumpun 6 – 8 batang panjang batang sampai dengan 40 m dengan diameter 25 mm dengan pelepah, bila bersih 10 mm, panjang ruas 20 cm berwarna coklat kekuningan, mengkilat, gelang warna gelap pada buku, inti berwarna kuning sebam, lemah, lentur, mudah dibelah, kuat dan ulet.  Manfaat: sebagai bahan keranjang batu bara (Sumatera).
36. Rotan Manau Tikus (Calamus tumindus Furtado)
      Penyebaran : Sumatera Barat, Semenanjung Malaysia. Batang : Soliter, panjang sampai dengan 60 m dengan diameter pangkal 1,2 cm dan ujung 2,5 cm panjang ruas 12 – 30 cm. Manfaat: sebagai bahan pembuatan mebel rotan.
37. Rotan Manau Padi (Calamus marginatus Mart)
      Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan.  Batang: soliter pada dataran rendah dengan panjang sampai 40 m dengan diameter 10 – 15 mm, panjang ruas 12 – 20 cm, kuning mengkilat, gelang-gelang hitam melingkari buku, inti berwarna kuning gading, padat, keras, kokoh.  Manfaat: mebel dengan kualitas yang tinggi
38. Rotan Tunggal (Calamus laevigatus Mart)
      Penyebaran: Kalimantan, Sumatera, Semenanjung Malayadan Singapura pada 800 mdpl.  Batang: soliter dengan panjang batang mencapai 30 m dengan diameter 2 cm kotor, bila bersih tanpa pelepah 8 – 10 mm, panjang ruas 25 cm.
39. Rotan Dago Kancil (Calamus conirostris Becc)
      Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan, pinggiran sungai yang tidak tergenang air.  Batang: berumpun 3 – 6 batang, panjang batang 35 m dengan diameter 10 mm, panjang ruas 35 cm atau lebih, berwarna kuning sebam mengkilat, inti berwarna coklat muda, lemah, lentur, lunak, sukar dibelah, peralihan buku tidak rata.  Manfaat: bahan pengikat pada bangunan rumah, anyaman, keranjang kasar.
40. Rotan Lita (Daemonorops lemprolepis Becc)
      Penyebaran: Sulawesi Bagian Selatan pada rawa-rawa air tawar dan asin.  Batang: berdiameter 5 – 10 mm, panjang ruas 20 – 35 cm warna kuning cerah mengkilat, inti berwarna kuning gading.  Manfaat: Bahan pembuatan keranjang.
(Dari berbagai sumber)
Bahan Bacaan Utama: Buku Ajar Hasil Hutan Bukan Kayu: Baharuddin, Ira Taskirawati (2009).
Pertemuan Kedua, Kuliah Hasil Hutan Bukan Kayu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar