Tumbuhan
monokotil merupakan salah satu kelompok hasil hutan ikutan (HHBK) yang dikenal
luas masyarakat, baik masyarakat pedesaan terutama masyarakat yang
berkecimpung langsung dengan pemanfaatan
dan pemungutan hasil hutan bukan kayu monokotil maupun masyarakat yang lebih
luas yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu monokotil sebagai bahan makanan ,
bahan baku industri, bahan perdagangan, dan pelengkap dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada
tumbuhan kelas tingkat tinggi, dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua golongan,
yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) tumbuhan berbiji keping
dua (dikotil). Secara umum perbedaan
tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki
yaitu sebagai berikut:
Ciri
Fisik
|
Monokotil
|
Dikotil
|
Bentuk
Akar
|
Memiliki
sistem akar serabut
|
Memiliki
sistem akar tunggang
|
Bentuk
sumsum atau pola tulang daun
|
Melengkung
atau sejajar
|
Menyirip
atau menjari
|
Kaliptrogen/tudung
akar
|
Ada
tudung akar/kaliptra
|
Tidak
terdapat tudung akar
|
Jumlah
keping biji/kotiledon
|
Satu
keping biji
|
Dua
keping biji
|
Kandungan
akar dan batang
|
Tidak
terdapat kambium
|
Ada
kambium
|
Jumlah
kelopak bunga
|
Umumnya
adalah kelipatan tiga
|
Biasanya
kelipatan empat atau lima
|
Pelindung
akar dan batang lembaga
|
Ditemukan
batang lembaga/koleoptil dan akar lembaga/koleorhiza
|
Tidak
ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
|
Pertumbuhan
akar dan batang
|
Tidak
bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
|
Bisa
tumbuh berkembang menjadi membesar
|
Contoh
tumbuhan
|
jagung,
kacang tanah dsb
|
Mangga,
rambutan dsb.
|
Peranan tumbuhan monokotil bagi
kehidupan manusia
Tumbuhan
monokotil mempunyai peranan penting bagi
manusia. Peranan ini dapat bersifat merugikan juga bersifat menguntungkan, baik
secara langsung dan tidak langsung.
Peranan yang merugikan disebabkan banyak sekali anggota tumbuhan
monokotil yang berperan sebagai gulma di
danau, waduk, atau kolam akan mempercepat proses pendangkalan saluran sehingga
mengurangi daya tampung air dan merusak habitat hutan. Gulma yang terdapat di perairan dapat
menganggu pelayaran. Pada pengairan
teknis, gulma dapat menyumbat pintu-pintu air dan mempercepat pendangkalan saluran
sehingga mengurangi debit air yang diperlukan manusia. Gulma yang terdapat di sawah dan lahan
pertanian dapat memperkecil produktivitas pertanian.
Peranan
yang menguntungkan disebabkan sebagian besar bahan makanan pokok manusia
merupakan anggota tumbuhan monokotil.
Beberapa kegunaannya sebagai berikut:
1.
Sumber
karbohidrat: terutama tanaman serelia, tanaman umbi-umbian dan beberapa tanaman
palma.
2.
Sumber
minyak goreng: terutama anggota famili palmae dan beberapa anggota famili
Gramineiae.
3.
Sumber
bumbu dan rempah: terutama anggota famili zingeberaceae.
4.
Sumber
bahan kerajinan dan bangunan: anggota
famili palmae, Pandanaceae, Cyperaceae, dan Gramineiae.
5.
Sumber
tanaman hias: terutama anggota famili
Orchidaceae dan banyak anggota famili lainnya.
6.
Sumber
kebutuhan lainnya.
Beberapa
Produk Monokotil
Rotan
Rotan sebagai bahan baku industri, bahan
perdagangan, dan pelengkap dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia merupakan negara produsen rotan yang
mampu memenuhi kebutuhan rotan dunia, dan mampu mensuplai ±80% kebutuhan dunia
dan 90% dari produksi rotan dihasilkan dari hutan alam yang terdapat di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Sekitar
10% dihasilkan dari budidaya rotan.
Tempat Tumbuh
Rotan tumbuh pada hutan primer maupun
hutan sekunder pada daerah tropis, pada daerah perladangan berpindah dan
belukar. Rotan dapat tumbuh pada
berbagai keadaan seperti: di rawa, tanah kering, dataran rendah, pegunungan, tanah kering berpasir, tanah liat
berpasir yang secara periodik digenangi air atau sama sekali bebas dari
genangan air. Jenis tanah yang dapat
ditumbuhi rotan pertumbuhan terbaik pada daerah-daerah lereng bukit yang cukup
lembab dengan ketinggian antara 0-2900 mdpl dan memiliki iklim basah sampai
kering.
Klasifikasi dan Penyebaran
Indonesia memiliki delapan marga rotan
yang terdiri dari 306 jenis. Dari 306 jenis ini 51 jenis di antaranya sudah
dimanfaatkan. Di Asia Tenggara
terdapat ± 516 jenis yang berasal dari
delapan genera, antara lain: Calamus (333 jenis), Daemonorops (122 jenis), Korthalsia
(30 jenis), Plectocomia (10 jenis), Plectocomiopsis (10 jenis), Calopspatha (2
jenis), Bejaudia (1 jenis) dan Ceratolobus (6 jenis). Dari delapan genera tersebut terdapat dua genera
rotan yang bernilai tinggi yaitu Calamus dan Daemonorops.
Jenis rotan berdasarkan SNI digolongkan
ke dalam dua golongan diameter yaitu diameter besar dan diameter kecil.
Diameter besar yaitu Ø >18 cm dan diameter kecil yaitu : Ø < 18 cm. Kebutuhan rotan di pasaran terdapat 68 %
rotan berdiameter besar dan 32 % rotan berdiameter kecil.
Rotan termasuk
dalam klasifikasi tumbuhan :
- Divisio : Spermatophyta
- Sub Divisio : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledonae
- Ordo : Spacaflorae
- Famili/Suku : Palmae
- Divisio : Spermatophyta
- Sub Divisio : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledonae
- Ordo : Spacaflorae
- Famili/Suku : Palmae
Daerah
penyebaran: Kalimantan (137 jenis), Sumatera (91 jenis), Sulawesi (36
jenis), Jawa (19 jenis), Irian (48
jenis), Maluku (11 jenis), Timor (1 jenis) dan Sumbawa (1 jenis).
Potensi
rotan
Potensi rotan Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut:
No
|
Propinsi (Ton/Thn)
|
Potensi
|
1
|
Sulawesi Selatan
|
150.000
|
2
|
Kalimantan Barat
|
92.500
|
3
|
Sulawesi Utara
|
87.000
|
4
|
Aceh
|
45.000
|
5
|
Nusa Tenggara Barat
|
36.000
|
6
|
Sumatera Barat
|
34.000
|
7
|
Lampung
|
24.000
|
8
|
Kalimantan Tengah
|
24.000
|
9
|
Bengkulu
|
23.100
|
10
|
Sulawesi Tengah
|
18.400
|
11
|
Kalimantan Timur
|
11.650
|
12
|
Kalimantan Selatan
|
7.000
|
13
|
Jambi
|
6.900
|
14
|
Sumatera Utara
|
6.000
|
15
|
Sumatera Selatan
|
5.000
|
16
|
Riau
|
2.800
|
Jumlah
|
573.890
|
Perdagangan
Rotan merupakan komoditi utama di antara
hasil hutan bukan kayu, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan pasaran yang
luas. Perdagangan rotan dikuasai oleh
daerah produsen, yaitu Kalimantan (69 %), Sulawesi (23 %). Dan daerah lainnya
(8 %). Daerah yang menjadi tujuan
perdagangan rotan antar pulau sebagian besar jawa (57 %), Makassar (31 %) dan
daerah lainnya (12 %). Tahun 1996, pemasaran
rotan melonjak mencapai 58%, yakni dari total 174.759 ton menjadi 332.432 ton.
Rotan Indonesia sampai dengan tahun 1980 telah
memberikan kontribusi terbesar dalam memenuhi keperluan rotan dunia, yaitu
sebesar 73,8 % (81.26 ribu ton) dari total 111,2 ribu ton perdagangan rotan
dunia. Negara tujuan utama perdagangan rotan adalah Hongkong, Singapura, dan
Taiwan. Hingga saat ini ada 25 negara menjadi tujuan ekspor rotan.
Perdagangan luar negeri ditaksir sekitar
US $ 4 milyar tiap tahunnya (World Resources Institute et al., 1985). Perdagangan dalam negeri total adalah US $
2,5 milyar (Manokaran, 1990). Pada tahun
2005, ekspor rotan mentah dan produk rotan olahan mencapai volume 177.869 ton
dengan nilai US$ 372.207.183. Terdapat 0,7
milyar dari 5 milyar manusia di dunia menggunakan, atau terlibat dalam produk
dan perdagangan rotan.
Manfaat
rotan
Kegunaan rotan dapat dibedakan
berdasarkan batangnya. Rotan yang
berdiameter kecil lebih banyak digunakan untuk tali pengikat, bahan anyaman,
dan bahan pendamping dalam pembuatan rangka mebel. Sedangkan rotan yang berdiameter besar lebih
banyak kegunaannya untuk tongkat berjalan dan rangka mebel. Adapun rincian kegunaan rotan adalah sebagai berikut:
a.
Kegunaan batang untuk berbagai keperluan bahan kerajinan, dan lain-lain
sebanyak 117 jenis rotan.
b.
Kegunaan pucuk rotan (umbut) dan buah untuk sayuran dan bumbu masak sebanyak 9
jenis rotan.
c.
Kegunaan rotan untuk atap (daun) dan
konstruksi tulangan beton sebanyak 2 jenis.
d.
Kegunaan
rotan untuk obat tradisional sebanyak 2 jenis rotan.
Rotan Terpenting Indonesia
1. Rotan Jernang
Besar (Daemonorops draco Blume)
Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatera, dataran
rendah pada 300 mdpl. Batang: membentuk
rumpun, diameter 12 mm, panjang ruas 18 – 35 cm, warna coklat kekuningan dan
mengkilat, hati berwarna putih. Manfaat:
batang untuk bahan baku furniture, getah buah untuk pewarna dan farmasi (rotan
jernang).
2. Rotan
Dahanan (Korthalsia flagellaris Miq)
Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan,
pada rawa-rawa 50 mdpl. Batang : rumpun
sampai dengan 20 batang, diameter 15 – 30 mm, panjang ruas 20 – 50 cm, warna
coklat sebam dan kasar, keras agak sukar dibelah, panjang batang sampai dengan
50 meter. Manfaat: batang sebagai bahan
baku furniture.
3. Rotan
Semambu (Calamus scipionum Lour)
Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatera
Kalimantan, pada 1000 mdpl. Batang: membentuk
rumpun, diameter 30 mm, panjang ruas 20 – 30 cm, warna coklat kemerahan kalau
kering, panjang batang sampai dengan 20 m, kasar dan ulet. Manfaat: batang untuk tongkat pendaki gunung,
tongkat ski, rangka mebel.
4. Rotan
Jermasin (Calamus ecojolis Becc.)
Penyebaran: Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, pada 10 –
100 mdpl, tanah berbatu, berpasir dan punggung gunung. Batang: rumpun 30 – 50 batang, diameter 6 –
10 mm, panjang ruas 15 – 40 cm, warna kekuningan kalau kering mengkilat,
panjang batang sampai dengan 50 m. Kuat dan ulet. Manfaat: batang sebagai bahan furniture.
5. Rotan
Buyung (Calamus optimus Becc.)
Penyebaran:
Sulawesi, Kalimantan, Sumatera. Pinggiran sungai pada 100 – 300 mdpl. Pada
tanah berbatu, pasir dan punggung gunung.
Batang: rumpun sampai dengan 60 batang, diameter 12 – 24 mm, panjang
ruas 20 -30 cm, hijau kekuningan, bila kering mengkilat, panjang sampai dengan
40 m, kuat dan ulet. Manfaat: batang
sebagai bahan furniture.
6. Rotan Mantang
(Calamus ornatus Blume)
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan dan
Jawa, pinggiran sungai pada 100 – 300 mdpl, tanah berbatu, pasir dan punggung
gunung. Batang: soliter, diameter 15 –
40 mm, panjang ruas 16 – 20 cm, hijau gelap, bila kering kekuningan mengkilat,
kuat dan ulet. Manfaat: batang sebagai
bahan furniture.
7. Rotan
Dandan (Calamus schitolantus Blume)
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan.
Ketinggian sedang sampai tinggi, tidak terpengaruh pasang surut. Batang: soliter, diameter 3 - 6 mm, panjang
ruas 15 cm, kuning mengkilat agak coklat, kuat dan ulet. Manfaat: batang sebagai tali pengikat, alat
penangkap ikan, anyaman.
8. Rotan
Inun (Calamus scabridulus Becc)
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi. Pada 50 – 200 mdpl. Tidak terpengaruh pasang surut. Batang: berkelompok dan merambat, diameter 6
mm, panjang ruas 28 – 40 cm. Kekuningan agak coklat, kuat dan ulet. Manfaat: batang digunakan sebagai tali
pengikat, anyaman.
9. Rotan Batang
(Daemonorops robustus Warb)
Penyebaran: Sulawesi. Pada 10 – 900
mdpl. Batang: berumpun sampai dengan 90
batang, warna hijau tua, bila kering warna abu-abu dan kemerahan, diameter 25 –
60 mm, panjang ruas 25 – 60 cm. Manfaat:
Sebagai rangka mebel.
10. Rotan
Manau (Calamus manan Miq)
Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan pada
50 – 600 mdpl, beriklim basah, berpasir, tidak terpengaruh pasang surut. Batang: soliter diameter 25 – 60 mm panjang
ruas sampai dengan 35 cm, warna hijau tua, bila kering kekuning-kuningan, kuat
dan ulet, panjang sampai dengan 100 m. Manfaat:
batang sebagai bahan kerangka mebel.
11. Rotan
Irit (Calamus trachycoleus Becc)
Penyebaran : Kalimantan. Endemik di
Sungai Barito dan Kahayan, rawa tergenang pada 0 – 15 mdpl, beriklim basah. Batang: berumpun sampai dengan 100 batang,
diameter 4 – 11 mm, panjang ruas 10 – 15 cm, warna hijau tua dan bila kering
kekuningan/kuning telur, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 50 m. Manfaat: anyaman, lampit, tirai, kursi antik.
12. Rotan Taman (Calamus caesius Blume)
12. Rotan Taman (Calamus caesius Blume)
Penyebaran: Pulau Kalimantan dan
Sumatera, dataran rendah kering berbukit.
Batang:r umpun sampai dengan 100 batang diameter 4 – 11 mm, panjang ruas
15 – 30 cm warna hijau tua bila kering kekuningan/kuning telur mengkilap, kuat
dan ulet, panjang batang sampai dengan 50 m.
Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman, lampit, tirai, kursi antik.
13. Rotan
Lilin (Calamus javensis Blume)
Penyebaran: Pulau Kalimantan dan
Sumatera, dataran rendah sampai pegunungan pada 1200 mdpl, beriklim basah. Batang: berumpun, diameter 2 – 6 mm, panjang
ruas 30 cm, warna kekuningan pada waktu muda dan bila kering coklat kekuningan,
kuat dan ulet, panjang batang 50 m. Manfaat:
batang sebagai bahan baku anyaman, keranjang, tali pengikat.
14. Rotan
Korod (Calamus heteroides Bl)
Penyebaran: Jawa Barat, dataran rendah
sampai pegunungan pada 200 – 1500 mdpl, beriklim basah. Batang: rumpun sampai dengan 5 batang,
diameter 25 mm, panjang ruas 16 – 35 cm warna hijau tua dan bila kering
kekuningan/kuning telur, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 40 m. Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman,
keranjang dan tali pengikat.
15. Rotan
Balukbuk (Calamus burkianus Becc)
Penyebaran: Jawa Barat, dataran rendah
sampai dengan pegunungan pada 50 – 800 mdpl, beriklim basah. Batang: rumpun sampai dengan 10 batang,
diameter 25 mm, panjang ruas 50 cm, warna kekuningan muda bila kering coklat
kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 50 m. Manfaat: batang sebagai bahan baku anyaman,
keranjang dan tali pengikat.
16. Rotan
Pelah (Daemonorops rubra Blume)
Penyebaran: Pulau Sumatera dan Jawa,
dataran rendah sampai dengan pegunungan pada 100 – 800 mdpl, beriklim basah. Batang: rumpun 2 – 5 batang, diameter 2 – 6
mm, panjang ruas15 – 35 cm, warna kekuningan pada waktu muda dan bila kering
coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai dengan 40 m. Manfaat : Batang sebagai bahan baku anyaman,
keranjang dan tali pengikat.
17. Rotan
Kirtung (Myrialepis scortechini
Becc).
Penyebaran : Sumatera, dataran rendah
sampai dengan pegunungan pada 1000 mdpl, beriklim basah. Batang: berumpun dengan diameter 40 mm,
panjang ruas 30 cm warna kekuningan bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet,
panjang batang sampai 40 m. Manfaat: batang
sebagai kerangka kerajinan.
18. Rotan
Pulut Merah (Calamus sp)
Penyebaran: Pulau Kalimantan terutama
Kalimantan Timur, dataran rendah pada tanah alluvial di pinggiran sungai. Batang: berumpun sampai 50 batang, diameter 2
– 5 mm panjang ruas 40 cm warna abu-abu kemerahan, kuat dan ulet, panjang
batang sampai dengan 30 m. Manfaat: batang
sebagai bahan baku kerajinan kualitas tinggi
19. Rotan
Getah (Daemonorops angustifolia Mart)
Penyebaran: Pulau Kalimantan dan
Sumatera, dataran rendah beriklim basah.
Batang: berumpun, diameter 25 mm, panjang ruas 35 cm, warna kekuningan
ketika masih muda dan bila kering warnanya coklat kekuningan, kuat dan ulet,
panjang batang sampai dengan 40 m. Manfaat:
sebagai bahan baku kerangka kerajinan.
20. Rotan
Umbul (Calamus symphysipus Mart)
Penyebaran: Pulau Sulawesi, dataran
rendah sampai pegunungan pada 300 – 600 mdpl, beriklim basah. Batang: Soliter, diameter 15 – 30 mm, panjang
ruas 20 – 30 cm, hijau bergaris kekuningan mengkilap, kuat dan ulet. Manfaat : sebagai bahan kerangka kerajinan.
21. Rotan
Sego Ayer (Calamus axillaris Becc)
Penyebaran: Pulau Sumatera dan
Kalimantan, dataran rendah, beriklim basah.
Batang: berumpun, diameter 13 mm, panjang ruas 15 cm, warna muda
kekuningan bila kering coklat kekuningan, kuat dan ulet, panjang batang sampai
dengan 10 m. Manfaat: sebagai bahan
anyaman.
22. Rotan Saloso (Calamus sp)
22. Rotan Saloso (Calamus sp)
Penyebaran: Sulawesi Utara, dataran
rendah beriklim basah. Batang: berumpun
dengan diameter 8 – 20 mm, panjang ruas 25 – 40 cm, warna hijau bila kering
kuning, kuat dan ulet. Manfaat: sebagai
bahan anyaman dan tali pengikat.
23. Rotan
Manau Riang (Calamus oxeleyanus T et
B)
Penyebaran: Pulau Sumatera, dataran
rendah beriklim basah. Batang: berumpun
dengan diameter 12 mm, panjang ruas 12 cm warna kekuningan.
24. Rotan
Tohiti (Calamus inops Becc)
Penyebaran: Pulau Sulawesi, dataran
rendah sampai pegunungan pada 300 – 600 mdpl beriklim basah. Batang: soliter dengan diameter 15 mm,
panjang ruas 20 – 35 cm, warna kuning mengkilap, kuat dan keras tidak mudah dibelah. Manfaat: kerangka kerajinan, mebel, kerangka
beton, sandaran kapal.
25. Rotan
Seel (Daemonorops melanochaetes
Blume)
Penyebaran: Pulau Sumatera dan Jawa,
dataran rendah sampai pegunungan pada 10 – 500 mdpl beriklim basah. Batang: berumpun sampai 5 batang denagn
diameter 22 – 25 mm, panjang ruas 22 – 28 cm hijau kekuningan bila kering
warnanya kuning telur, kuat dan ulet. Manfaat:
tali pengikat, umbut untuk sayur.
26. Rotan
Loluo (Calamus sp)
Penyebaran: Pulau Sulawesi, dataran
rendah sampai pegunungan pada 1000 – 2000 mdpl, punggung bukit dan lereng bukit. Batang: soliter dengan diameter 25 – 40 mm,
panjang ruas 25 – 40 cm, warna kemerahan bila kering kuning mengkilap, kuat dan
ulet. Manfaat: kerangka kerajinan
27. Rotan
Udang Semut (Kothalsia scaphigera
Mart)
Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan,
daerah yang tergenang air, tepi sungai berawa.
Batang: soliter dengan diameter kurang dari 4 mm, panjang ruas 10 – 20
cm, warna coklat kusam, bergaris membujur, inti berwarna kuning gading. Manfaat: bahan pengikat yang cukup kuat dan
mudah dibelah dalam kondisi segar.
28. Rotan Dahan
(Korthalsia rigida Blume)
Penyebaran: Belitung, dataran rendah
sampai pegunungan pada 1100 mdpl. Batang:
Soliter dengan diameter 20 – 25 mm, panjang ruas 20 cm, panjang batang kurang
dari 20 m, bentuk tidak rata, buku menonjol berwarna coklat kusam inti berwarna
coklat muda. Manfaat: Bahan keranjang.
29. Rotan
Meiya (Korthalsia echinometra Becc)
Penyebaran : Kalimantan dan Sumatera,
tanah berawa-rawa. Batang: soliter
dengan diameter 30 mm, panjang ruas 20 – 25 cm, panjang batang sampai dengan
kurang dari 35 m, bentuk rata, warna coklat kusam beralur memanjang, inti
berwarna coklat muda.
30. Rotan
Lowa (Plepcomiopsis geminiflorus
Becc)
Penyebaran: Belitung, Kalimantan,
Sumatera dan Malaysia, kawasan rawa gambut.
Batang : Soliter dengan diameter 30 mm, panjang ruas 20 – 25 mm, panjang
batang kurang dari 35 m, bentuk rata, berwarna coklat kusam beralur memanjang,
inti berwarna coklat muda.
31. Rotan
Sabut (Daemonorops hystrix (Griff)
Mart)
Penyebaran : Pulau Sumatera. Batang : Berumpun kurang dari atau sama
dengan 6 batang dengan diameter 8 – 15 mm, buku menonjol, panjang ruas 10 – 15
cm, kasar, agak mengkilat, sedikit beralur, kuning kecoklatan, panjang batang
sampai dengan 25 m.
32. Rotan
Pakak (Daemonorops periacantha Miq)
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan pada 200
mdpl. Batang: berumpun antara 2 – 3
batang, panjang batang 20 m dengan diameter 30 mm atau lebih (dengan pelepah),
batang bersih berdiameter 10 – 17 mm, panjang ruas kurang dari 20 cm.
33. Rotan
Uwi Koroh (Daemonorops geniculata
(Griff) Mart)
Penyebaran: Sumatera Selatan pada 1000
mdpl. Batang: berumpun 5 batang, panjang
batang 15 m dengan diameter 1,5 cm dalam keadaan bersih dari pelepah 30 mm,
panjang ruas 6 – 10 cm, buku menonjol warna coklat kekuningan, inti berwarna
kuning gading, keras dan mudah dibelah. Manfaat:
untuk tongkat berjalan, mebel, keranjang.
34. Rotan
Duduk (Daemonorops longipes (Griff)
Mart)
Penyebaran: Hutan Payau di Sumatera dan
Kalimantan. Batang: Berumpun 5 – 10
batang, panjang batang 10 m diameter dengan pelepah 5 cm, bersih tanpa pelepah
15 – 35 mm, panjang ruas 20 cm, warna suram, inti berwarna coklat sebam dan
lunak. Manfaat: bahan perabotan rotan.
35. Rotan
Ulur (Calamus ulur Becc)
Penyebaran: Sumatera Bagian Selatan. Batang : Berumpun 6 – 8 batang panjang batang
sampai dengan 40 m dengan diameter 25 mm dengan pelepah, bila bersih 10 mm,
panjang ruas 20 cm berwarna coklat kekuningan, mengkilat, gelang warna gelap
pada buku, inti berwarna kuning sebam, lemah, lentur, mudah dibelah, kuat dan
ulet. Manfaat: sebagai bahan keranjang
batu bara (Sumatera).
36. Rotan
Manau Tikus (Calamus tumindus
Furtado)
Penyebaran : Sumatera Barat, Semenanjung
Malaysia. Batang : Soliter, panjang sampai dengan 60 m dengan diameter pangkal
1,2 cm dan ujung 2,5 cm panjang ruas 12 – 30 cm. Manfaat: sebagai bahan
pembuatan mebel rotan.
37. Rotan
Manau Padi (Calamus marginatus Mart)
Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan. Batang: soliter pada dataran rendah dengan
panjang sampai 40 m dengan diameter 10 – 15 mm, panjang ruas 12 – 20 cm, kuning
mengkilat, gelang-gelang hitam melingkari buku, inti berwarna kuning gading,
padat, keras, kokoh. Manfaat: mebel
dengan kualitas yang tinggi
38. Rotan
Tunggal (Calamus laevigatus Mart)
Penyebaran: Kalimantan, Sumatera,
Semenanjung Malayadan Singapura pada 800 mdpl.
Batang: soliter dengan panjang batang mencapai 30 m dengan diameter 2 cm
kotor, bila bersih tanpa pelepah 8 – 10 mm, panjang ruas 25 cm.
39. Rotan
Dago Kancil (Calamus conirostris
Becc)
Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan,
pinggiran sungai yang tidak tergenang air.
Batang: berumpun 3 – 6 batang, panjang batang 35 m dengan diameter 10
mm, panjang ruas 35 cm atau lebih, berwarna kuning sebam mengkilat, inti
berwarna coklat muda, lemah, lentur, lunak, sukar dibelah, peralihan buku tidak
rata. Manfaat: bahan pengikat pada
bangunan rumah, anyaman, keranjang kasar.
40. Rotan
Lita (Daemonorops lemprolepis Becc)
Penyebaran: Sulawesi Bagian Selatan pada
rawa-rawa air tawar dan asin. Batang: berdiameter
5 – 10 mm, panjang ruas 20 – 35 cm warna kuning cerah mengkilat, inti berwarna
kuning gading. Manfaat: Bahan pembuatan
keranjang.
(Dari berbagai
sumber)
Bahan Bacaan
Utama: Buku Ajar Hasil Hutan Bukan Kayu: Baharuddin, Ira Taskirawati (2009).
Pertemuan
Kedua, Kuliah Hasil Hutan Bukan Kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar