Burung adalah salah satu makhluk yang
ditundukkan oleh Allah SWT bagi manusia, guna dinikmati dan dijadikan ibrah
dalam kehidupan. Telah menjadi kehendak Allah SWT bahwa burung menjadi ayat
qauliyah (tersurat) dan kauniyah (kosmologi). Dalam Alquran terdapat kisah burung hudhud
yang kecil, tetapi mampu mengerjakan sesuatu yang melebihi bentuk fisiknya.
Dalam hadist Rasulullah saw disebutkan
bagaimana burung-burung berangkat di pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan
kembali di sore hari dalam keadaan perut kenyang oleh makanan. Oleh karena itu, manusia diperintahka Allah
SWT untuk selalu membaca ayat-ayat-Nya secara utuh, baik yang tersurat maupun
yang tersirat. Terhadap kisah burung hudhud ataupun eksistensi burung-burung
yang hidup di alam semesta ini, terdapat pelajaran yang bisa kita teladani.
Burung mengajarkan kepada kita untuk memiliki obsesi melebihi bentuk fisik kita, misalnya, fisik boleh kecil, tetapi cita-cita dan idealisme harus lebih besar. Hal ini bukanlah mimpi dan khayalan. Yang membedakan antara kenyataan dan khayalan adalah kemauan dan kesungguhan untuk merealisasikan obsesi, cita-cita, dan idealisme itu. Lihatlah hudhud seekor burung kecil mampu memberikan informasi yang tidak diketahui oleh Nabi Sulaiman, bahwa ada kerajaan yang penduduknya menyembah selain Allah SWT dan dipimpin oleh seorang wanita.