Halaman

Sabtu, 27 Juni 2020

KEPITING BIOLA (Uca spp.), FAUNA UNIK DI PESISIR PANTAI


Kepiting laga atau kepiting biola (Uca spp.) merupakan salah satu jenis fauna tetap yang terdapat di daerah pantai terutama hutan mangrove.  Penamaan kepiting ini dengan nama kepiting biola berasal dari gerakan capit individu jantan ketika makan.  Gerakan capit kecil yang terus menerus dari mengambil subtrat makanan ke mulut sangat mirip dengan gerakan pemain biola menggesek biola.
Jumlah jenis kepiting biola yang ada di dunia mencapai 97 jenis. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 19 jenis yang ada di Indonesia. Kepiting biola hidup di dekat muara sungai dengan substrat lumpur yang halus, padat dan hitam kecoklatan.  Kebanyakan dari kepiting-kepiting tersebut sangat aktif disaat surut rendah, dimana lantai daratan (sedimen atau lumpur) mangrove betul-betul kering.  Hidup di dalam lubang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan laut yang bertemperatur tinggi yang terkena pasang surut sepanjang hari, karena air yang terdapat di liang galian berfungsi membantu pengaturan suhu tubuh.  Di dalam lubang galiannya, kepiting-kepiting mangrove dapat bernafas atau berespirasi meskipun dengan kandungan oksigen yang rendah.

Pada habitat yang ideal kepiting biola hidup hingga mencapai umur 3-4 tahun. Kepiting biola yang berusia 12-14 bulan telah dapat melakukan proses perkembangbiakan (aktifitas kawin) yang biasanya terjadi secara serentak. Musim perkembangbiakan kepiting biola biasanya terjadi antara bulan Juni-Agustus.  Individu betina membawa kumpulan telur di sisi bawah tubuhnya dan akan menetap dalam liangnya selama dua minggu. Setelah itu betina akan berusaha keluar untuk melepaskan telurnya ke perairan laut untuk mejadi larva. Larva hasil perkawinan biasanya dilepaskan di daerah perairan laut berenang bebas yang hanyut dengan plankton, yang secara bertahap sesuai perkembangannya berubah menjadi bentuk lain dan akan kembali lagi ke daratan dan berkembang menjadi Kepiting biola.
Kepiting biola mempunyai ukuran tubuh yang relative kecil (± 2-3 cm) namun sangat mencolok karena mempunyai warna yang sangat cerah, merah, hijau atau biru metalik yang kontras dengan warna lumpur yang berwarna gelap. 
Ciri fisik yang menonjol dari kepiting biola adalah individu jantan memiliki satu capit yang berukuran sangat besar, dengan bobot hampir seberat tubuhnya sendiri dan warna capitnya sangat kontras dengan warna karapaks atau tubuh lainnya. Bentuk dan ukuran serta warna capit tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi jenis ini.  Sedangkan individu betina memiliki dua buah capit yang berukuran kecil, yang ukuran jauh berbeda dengan ukuran capit besar individu jantan.  Kedua capit memiliki fungsi yang sangat berbeda. Capit besar pada kepiting jantan digunakan sebagai alat bertarung dan mengintimidasi individu jantan lainnya sekaligus sebagai alat untuk menarik individu betina.  Sama seperti pada jenis kepiting lainnya, kepiting biola mengalami moulting yaitu proses berganti cangkang atau capit yang telah putus sebelumnya. Pada individu jantan ketika kehilangan capit besarnya, pada proses moulting capit akan tumbuh kembali pada posisi yang berbeda dari posisi sebelumnya.
Jenis kepiting biola memegang peranan ekologi yang penting dalam habitatnya, secara umum kepiting biola merupakan detritivor (pemakan detritus organik di lumpur). Ketika beraktivitas makan sebagian besar spesies keluar dari lubangnya untuk mencari makan hanya di saat air surut dan ketika air pasang kepiting akan masuk ke dalam lubang yang kemudian ditutupi oleh lumpur.  Capit Kepiting biola yang kecil mengambil sepotong sedimen dari tanah dan membawanya ke mulut, kemudian menyaringnya. Setelah didapatkan baik itu ganggang, mikrobia, jamur, atau detritus membusuk lainnya, sedimen dikeluarkan dalam bentuk bola-bola kecil.
Perilaku makan dan perilaku hidup di lubang lumpur kepiting biola tersebut berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan. Lubang kepiting menunjang pertukaran unsur hara antara sedimen serta meningkatkan aerasi karena tanah menjadi teraduk dan mencegah kondisi anaerobik.

Sumber Rujukan:
Krisnawati Y, Arthana IW , Dewi APWK.  2018. Variasi Morfologi dan Kelimpahan Kepiting Uca spp. Di Kawasan Mangrove, Tuban-Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences 4(2).
Natania T, Herliany EN, Kusuma AB. 2017.  Struktur komunitas kepiting biola (Uca spp.) di Ekosistem Mangrove Desa Kahyapu Pulau Enggano.  Jurnal Enggano Vol. 2, No. 1.
Pratiwi R. 2014.  Karakteristik Morfologi Kepiting Mangrove Uca spp. (Crustacea: Decapoda: Ocypodidae). Oseana Vol XXXIX, No 2.
Wulandari T, Hamidah A, Siburian J. 2013. Morfologi Kepiting Biola (Uca spp.) di Desa Tungkal I Tanjung Jabung Barat Jambi.  Biospecies Vol. 6 No.1.
https://kepitingtakbertulang.wordpress.com/2012/05/08/kepiting-uca-fiddler-crab-kepiting-unik-dan-menggemaskan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar