Penghormatan kepada orang lain yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW menimbulkan pengaruh besar dan membawa seseorang
menjadi Muslim. Salah satunya adalah Adi bin Hatim. Ia terkesan dengan akhlak Muhammad. Sebelum
memeluk Islam, Adi pernah berkunjung ke rumah Muhammad. Ia memperoleh pelayanan
yang baik walaupun non- Muslim. Rasulullah mengambil sebuah bantal agar Adi bin
Hatim duduk nyaman.
Dengan penuh rasa hormat, ia dipersilakan
duduk di atas bantal itu. Adi semula menolak dan menanyakan bagaimana dengan
Rasul sendiri. Menurut dia, sang tuan rumah lebih berhak duduk di bantal
dibandingkan dirinya. Namun, Rasul menegaskan, tamunya lebih utama. Hati Adi tersentuh
dan kagum dengan sikap ayah Fatimah itu.
Padahal, saat itu Muhammad telah menjadi
pemimpin di Madinah yang sangat dihormati oleh siapa pun. Pada akhirnya, Adi
bin Hatim memutuskan mengucapkan syahadat. Menghormati orang lain, dapat pula
diungkapkan dalam hal yang mungkin dianggap sepele, di antaranya dengan
bersikap ramah.
Lewat sikap ramah ini, melahirkan persatuan
yang kuat di dalam tubuh umat. Rasul pun menyatakan agar Muslim tak menganggap
remeh kebaikan walaupun hanya dengan menampakkan wajah ramah. Aam Amiruddin
melalui bukunya, Bedah Masalah Kontemporer, menguraikan kesan Jarir bin
Abdullah selama bergaul dengan Rasul.
“Sejak masuk Islam, saya melihat wajah
Rasul selalu tersenyum ramah. Demikian terungkap dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim. Shaleh Ahmad Asy-Syaami, menyampaikan penjelasan lain
mengenai sikap menghormati orang. Jika diberi hadiah, Rasul akan menerimanya
dan membalasnya dengan yang lebih baik.
Sebaliknya, saat menolak sebuah pemberian,
dia akan menyampaikan permintaan maaf kepada orang yang ingin memberinya hadiah
tersebut. Seperti yang ia katakan kepada sahabatnya Sha’b bin Jatstsamah. Waktu
itu, Sha’b mau agar Rasul menerima pemberian daging hasil buruannya, namun
ditolaknya.
Rasul menjelaskan, ia tak bersedia menerima
bukan karena tidak suka Sha’b, tetapi karena sedang berihram. Selain itu,
utusan Allah ini selalu mendoakan orang yang berbuat baik kepadanya sesuai
dengan kondisi orang bersangkutan. Dikisahkan, Ibnu Abbas membantunya dengan
memberikan air wudhu.
Kemudian, Rasul mendoakan agar Ibnu Abbas
menjadi orang yang ahli dalam agama dan menguasai tafsir Alquran. Pada waktu
lain, Abu Qatadah pernah menjaga tubuh Rasul yang sedikit miring dari
tunggangannya pada malam hari agar tak jatuh. Rasul mendoakan agar Allah
menjaga Abu Qatadah seperti Dia menjaga nabi-Nya.
(Agung
Sasongko)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar