Burung yang paling cerdas dan tertua di
dunia di dunia ternyata burung yang berasal dari Benua Australia. Mereka juga
ternyata jauh lebih cerdas dari perkiraan manusia. Seorang pakar perilaku hewan dari Pusat Ilmu
Syaraf dan Perilaku Binatang di Universitas New England, Profesor Gisela Kaplan
mengatakan, Australia merupakan rumah bagi sebagian burung yang paling tua
usianya di bumi.
Burung-burung itu menurut Kaplan, memainkan
peran yang sangat penting dalam sejarah burung itu sendiri. "Burung-burung, seperti kakatua Australia setidaknya punya sejarah
sudah hidup di dunia ini selama 90 juta tahun,” katanya.
Kaplan juga mengatakan kemungkinan ada
banyak spesies burung lain di planet ini yang sudah hidup sebelum terjadi
kepunahan massa 65 juta tahun yang lalu. Tetapi satu-satunya burung yang mampu
bertahan hidup setelah itu berada di timur Gondwanaland, sekarang dikenal
sebagai Australia.
"Jadi burung sebenarnya memang
berevolusi di Australia. Burung Australia memiliki usia hidup sangat panjang,
hampir dua kali lebih lama dari burung-burung yang hidup di belahan bumi bagian
utara," kata Profesor Kaplan. Dia
mengatakan ketidakpastian yang keras dari lanskap Australia terkait kebakaran
lahan, banjir, dan kekeringan telah memberikan kontribusi bagi kelangsungan
hidup mereka dan pengembangan lebih lanjut.
Sedangkan spesies dari belahan bumi utara
dengan musim yang lebih mudah diperkirakan dan sangat sedikit memiliki
perbedaan membuat lingkungan mereka kurang menantang. "Hewan yang hidup di
benua yang sulit ini harus memiliki banyak akal dan harus memiliki memori yang
sangat baik," kata Profesor Kaplan.
Kondisi ini kemudian menurut Kaplan
menjadikan burung di benua Australia memiliki kecerdasan yang lebih baik
sehingga bisa bertahan hidup lama atau juga sebaliknya karena berumur panjang
maka burung di Australia menjadi cerdas.
Selain itu Kaplan juga mengatakan burung
ternyata jauh lebih cerdas dari yang diperkirakan manusia serta banyak berbagi
karakter yang sama dengan manusia. Misalnya
saja berdasarkan penelitiannya, burung magpies mampu berpikir kognitif seperti
memahami konsep dari objek yang dihilangkan sesaat ketika bermain petak umpet. "Padahal petak umpet merupakan permainan
manusia yang secara konsep cukup sulit, “ kata Professor Kaplan.
Kemampuan berbahasa
juga merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki burung.
Menurut Kaplan, Burung memiliki keahlian
menyerupai spesies lain atau mimikri yang Ia lebih suka menyebutnya dengan
‘ocehan bayi”. "Ocehan bayi’ adalah
langkah pertama dari mempelajari intonasi dan suara, misalnya saja, berbicara
dengan bahasa manusia atau menyanyikan lagu mereka sendiri,” tutur Professor
Kaplan.
Dalam beberapa kasus menurutnya kemampuan
mimikri kakatua sudah diperluas ke fungsi yang sebenarnya yakni diperlukan
untuk kelangsungan hidup. "Beberapa
dari burung itu merupakan master sejak dari masa lalu dalam perilaku menipu,
mereka akan memberi pesan peringatan bahaya kepada spesies yang lain agar
spesies itu menjauh dan akhirnya mereka akan bisa menguasai sumber makanan
untuk mereka sendiri di lokasi yang ditinggalkan,” katanya.
Professor Kaplan juga mengatakan
burung-burung juga memiliki kemampuan mengungkapkan emosi. Menurutnya emosi
pada burung serupa dengan emosi yang dimiliki hewan seperti anjing atau anak
berusia 2 – 3 tahun.
"Mereka memiliki emosi seperti
tantrum, sifat serakah, perilaku untuk mencari perhatian, mengamuk karena
membutuhkan kasih sayang,memiliki kebutuhan untuk berbicara kepada seseorang
dan menunjukkan kasih sayang mereka dengan sangat jelas, "kata Profesor
Kaplan.
Berduka juga
merupakan bentuk emosi kompleks lain yang ditemukan Profesor Kaplan pada burung.
"Kami tidak pernah menyangka kalau
burung bisa mengingat hal-hal yang terjadi di masa lalu atau merencanakan
tindakan di masa depan, dan kita sekarang juga tahu mereka juga merasa berduka
karena rasa kehilangan sesuatu di masa lalu dan itu merupakan ekspresi yang
sangat kuat,”
Professor Kaplan mengatakan kemampuan
komunikasi ini harus terbangun dengan baik pada burung, karena banyak dari
mereka hidup berpasangan seumur hidup. "Itu
merupakan waktu hidup bersama yang sangat lama jika Anda terikat selama 60-80
tahun, jadi Anda harus mampu berkomunikasi secara efektif sehingga mereka tidak
frustasi,”
Sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-10-22/burung-di-australia-ternyata-yang-tercerdas-dan-tertua-di-dunia/1506304
Tidak ada komentar:
Posting Komentar