Tibalah saatnya untuk praktik, setelah
sekian lama menggeluti dunia keilmuan. Saya menawarkan kepada teman-teman agar
keluar untuk menyampaikan khotbah di kedai-kedai kopi. Teman-teman merasa heran
seraya berkomentar: “Para pemilik kedai kopi tentu tidak akan mengizinkan hal
ini. Mereka pasti akan menolaknya, karena dapat mengganggu pekerjaan mereka. Di
samping itu, kebanyakan dari para pengunjung kedai kopi adalah orang-orang yang
hanya memikirkan apa yang sedang mereka nikmati. Bagaimana kita mesti berbicara tentang agama
dan ahlak di hadapan orang-orang yang hanya memikirkan kesenangan duniawi
seperti yang sedang mereka nikmati itu?”
Bagaimana Hasan Al-Banna menghadapi
sikap skeptic (ragu-ragu) dari
teman-temannya? Apakah akhirnya ia mundur ?