Halaman

Rabu, 26 September 2018

PERILAKU MAKAN GAGAK BANGGAI (CORVUS UNICOLOR) DI PULAU PELENG, SULAWESI TENGAH


     PENDAHULUAN
Corvus unicolor merupakan jenis burung endemik Kepulauan Banggai. Di kepulauan ini hanya ditemukan di Pulau Peleng, pada hutan-hutan primer dan sekunder tua ketinggian 300 s/d 915 m.
Dalam beberapa dekade terakhir jenis ini diketahui hanya berdasarkan dua specimen yang dikoleksi oleh Rothschild dan Hartert, dari sebuah tempat yang tidak diketahui dengan pasti letaknya di Kepulauan Banggai selama rentang waktu 1884 - 1885 (Coates dan Bishop, 2000). Sejak saat itu hingga sebelum ditemukan Fachry Nur Mallo dan Dadang Dwi Putra  tahun 2007, jenis ini tidak diketahui statusnya dengan pasti. Data lokasi penyebaran dan ekologinya diketahui dari beberapa literatur, yang hanya berdasarkan perkiraan saja. Dalam beberapa literatur hanya mencantumkan Pulau Banggai sebagai tempat penyebarannya.
Salah satu aspek ekologi Corvus unicolor yang jarang diketahui adalah jenis makanan dan perilaku makan.  Data yang tersaji pada tulisan ini masih minim, tetapi paling tidak dapat memberikan pengetahuan awal mengenai hal itu.
JENIS MAKANAN
Menurut Mallo, dkk. (2006 dan 2018) Corvus unicolor mengkonsumsi serangga berukuran besar, ulat serangga, reptilia kecil (seukuran tokek dan cicak), ular berukuran kecil, anak dan telur burung spesies lain, telur ayam peliharaan dan buah tumbuhan, terutama Ficus spp. dan Macaranga sp. Dengan demikian Corvus unicolor merupakan jenis burung pemakan segala (omnivore), sebagaimana kebanyakan spesies dalam famili Corvidae (Redaksi ensiklopedi Indonesia, 1989).
PERILAKU MAKAN
Dari pengamatan penulis, diketahui perilaku Corvus unicolor saat mencari makan dan memberi makan anak, yaitu:
-            Mencari makan
Corvus unicolor mencari makan dengan cara membongkar kulit, batang dan dahan lapuk serta membongkar daun kering atau serasah lain terdapat pada dahan atau tumbuhan epifit, tempat hewan reptilia dan serangga tinggal atau bersembunyi. Saat melakukan aktifitas membongkar menggunakan paruh. Bila hewan-hewan diburu tersebut keluar lalu disergap menggunakan paruhnya.
Tabel 1. Daftar spesies burung yang terlibat pembentukan kelompok antar-spesies dalam perburuan  serangga  di hutan primer Dusun Kokolomboi (ketinggian 865 m).


Spesies Inti


Spesies yang seringkali
ikut serta


Spesis yang kadang saja ikut serta
    - Pachycephala pectoralis
   - Hypothymis puella
   - Zosterops altrifrons

        - Phylloscopus sp.
     - Edolisoma obiensis
     - Dicrurus hottentottus
    - Culicicapa helianthea

-  Corvus unicolor

Selain  itu,  Corvus unicolor  sekali   teramati   membaur  dalam kelompok  antar-spesies burung  pemakan serangga (insectivore) saat berburu serangga di hutan primer Dusun Kokolomboi pada ketinggian 820 m. Tujuh spesies yang terlibat selain Corvus unicolor dalam peristiwa perburuan serangga tersebut, yaitu Phylloscopus sp., Pachycepala pectoralis, Edolisoma obiensis, Dicrurus hottentottus, Hypothymis azurea, Culicicapa helianthea dan  Zosterops altrifrons. Pada kelompok antar-spesies tersebut kemungkinan Corvus unicolor termasuk dalam kategori kadang saja ikut  serta; kategori spesies burung yang jarang tergabung dalam kelompok antar-spesies burung insectivore dan hanya menunggu saja dari jarak jauh serangga yang terusik oleh anggota kelompok antar-spesies saat berburu serangga, karena teramati Corvus unicolor yang tergabung dalam kelompok antar-spesies tersebut menunjukan karakter yang demikian (Mallo, dkk., 2018).
Satu individu Corvus unicolor yang teramati dapat dipastikan berbaur dengan kelompok antar-jenis burung insectivore saat berburu serangga, karena Corvus unicolor tersebut melakukan kontak dengan cara mengikuti anggota kelompok antar-spesies tersebut, saat serangga berukuran besar terbang terusik hinggap lalu disergap, dan dimakan (Mallo, dkk., 2018).
Selama ini belum pernah teramati Corvus unicolor (mungkin juga spesies Corvus  lain di Sulawesi) berbaur dengan kelompok antar-spesies burung insectivore saat berburu serangga.
-       Memberi makan anak
Perilaku saat memberi makan anak (menjelang remaja), diawali kedua induk pergi mencari makan meninggalkan anak di sarang, pada jarak tidak jauh dari sarang. Setelah memperoleh makanan, satu induk yang mendapatkan makanan menyuapi anak, sementara satu induk lain pergi mencari makanan, demikian seterusnya dilakukan bergantian. Juga teramati kadang satu induk mencari makan dan menyuapi anak, sementara induk lain berjaga-jaga disekitar sarang. Bila ada gangguan, induk yang menjaga akan berteriak-teriak tanpa henti, mengeluarkan suara berupa --kaark-kaaaark-- dua nada. Nada terakhir lebih panjang dan lebih menekan.  Induk lain sedang mencari makan akan datang mendengar suara panggilan tersebut. Bila pengganggu tidak pergi, maka kedua atau satu induk akan mengusir pengganggu, dengan cara mendekatinya sambil berlompat-lompat diantara dahan atau terbang disekitar pengganggu, sambil mengeluarkan suara berulang-ulang. Teramati sekali satu induk memperlihatkan perilaku nekat menggigit dan menarik bulu elang pengganggu saat mendekati anaknya di sarang.
Bila pengganggu mendekati sarang saat induk belum berada disarang, anak mengeluarkan suara seperti mendesir, tanpa henti, hingga kedua induk datang kepada anaknya.
Bila anak Corvus unicolor masih kecil, kedua induk tidak sekaligus meninggalkan anaknya, tetapi salah satu induk mencari makan, satu induk lagi menjaga anaknya dari gangguan. Aktifitas tersebut dilakukan secara bergantian (Mallo, dkk., 2018).
Teramati tiga jenis makanan disuapi pada anak (menjelang remaja), yaitu cicak hutan, serangga berukuran besar dan sejenis kadal.
[Penulis: Fachry Nur Mallo 1, Dadang Dwi Putra 2 Abdul Rahman 3, Herlina 4,
Moh. Ihsan Nur  Mallo 5 dan Alpian Maleso 6]
1, 2, 3, 4  Celebes Bird Club (CBC) di Palu, 5 KPB Spilornis Fahutan Untad-Palu,  6 Pengamat burung di Pulau Peleng.

DAFTAR  PUSTAKA

 Coates, B.J. and Bishop, K.D. 1997. A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and  the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.
del Hoyo, J. and Collar, NJ.  2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 1 Non Passerines. Lyns and Birdlife International.
del Hoyo, J. and Collar, NJ.  2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Lyns  and Birdlife International.
Ihsan, M., 2011. Analisis Kuantitatif Komunitas Burung di Pulau Peleng Dengan Fokus Corvus unicolor (Corvus unicolor). Thesis. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Indrawan, M., Masala, Y., Putra, D.D., Mallo, F.N., Maleso, A., Salim, A., Masala, F., Tinulele, I., Pesik, L., Katiandagho, D.S. and Sunosol. 2010. Rediscovery  of the Critically Endagered Banggai Crow Corvus unicolor on Peleng Island, Indonesia; Part 1; Ekologis. Bull. Brit. Orn. Cl. 130; 1546 -165.  
Maleso, A. 2016. Catatan Perkembangbiakan 17 Burung Pulau Peleng. Salakan.
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rahman, A., Herlina, Lilis dan Wati. 2006. Status Corvus unicolor (Corvus unicolor) di Pulau Peleng, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Palu. Celebes Bird Club (CBC). Tidak dipublikasikan.
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rasmunssen, P.C.,  Herlina, Soemadikarta, S., Indrawan, M., Darjono, Mallo, M.I.N., Sweet, P., Rahman, A., Raharjaningtrah, W., Masala, Y., and Verbelen, F. 2011. Rediscovery  of the Critically Endagered Banggai Crow Corvus unicolor on Peleng Island, Indonesia; Part 2; Taxonomy. Bull. Brit. Orn. Cl. 130; 166 -180.
Mallo, F.N. Putra, D.D., Rahman, A., Herlina. Mallo, M.I.N  dan  Maleso, A. 2018. Corvus unicolor, dan burung-burung di Kepulauan Banggai-Sula. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) dan Program Studi Magister Ilmu Lingkungan (PSMIL) Universitas Padjadjaran.
Redaksi Ensiklopedi Indonesia1989. Burung, Ensikopedi Indonesia seri fauna. Jakarta.                      PT. Intermasa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar