Ketika ijazah S1 sudah di tangan,
teman temanmu yang lain sudah berpenghasilan, sedangkan kamu, dari pagi hingga
malam sibuk membentuk karakter bagi makhluk yang akan menjadi jalan surga bagi
masa depan.
Mainkan saja peranmu, dan tak ada
yang tak berguna dari pendidikan yang kau raih, dan bahwa rezeki Allah bukan
hanya tentang penghasilan kan? Memiliki anak-anak penuh cinta pun adalah
rezeki-Nya.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ketika pasangan lain mengasuh
bersama dalam cinta untuk buah hati, sedang kau terpisah jarak karena suatu
sebab.
Mainkan saja peranmu, suatu hari
percayalah bahwa Allah akan membersamai kalian kembali.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ketika nyatanya kondisi memaksamu
untuk bekerja, meninggalkan buah hati yang tiap pagi melepas pergimu dengan
tangis.
Mainkan saja peranmu, sambil
memikirkan cara agar waktu bersamanya tetap berkualitas.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ketika katamu lelah ini seakan tiada
habisnya, menjadi punggung padahal rusuk.
Mainkan saja peranmu, bukankah
semata-mata mencari ridha Allah? Lelah yang Lillah, berujung maghfirah.
Ketika belahan jiwa nyatanya bukan
seperti imajinasimu dulu, mainkan saja peranmu, bukankah Allah yang lebih tahu
mana yang terbaik untukmu? Tetaplah berjalan bersama ridha-Nya dan ridhanya,
untuk bahagia buah cinta.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ketika timbul iri pada mereka yang
dalam hitungan dekat setelah pernikahannya langsung Allah beri anugerah
kehamilan, sedangkan kau kini masih menanti titipan tersebut.
Mainkan saja peranmu dengan sebaik
sebaiknya sambil tetap merayu Allah dalam sepertiga malam, menengadah mesra
bersamanya.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ketika hari-hari masih sama dalam
angka menanti, menanti suatu bahagia yang katamu bukan hanya untuk satu hari
dan satu hati.
Mainkan saja peranmu sambil perbaiki
diri semata-mata murni karena ketaatan pada-Nya hingga laksana Adam yang
menanti Hawa di sisi.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ketika ribuan pasangan pengantin
mengharapkan amanah Ilahi, membesarkan anak kebanggaan hati, dan kau kini
membesarkan, mengasuh dan mendidik anak yang meski bukan dari rahimmu.
Mainkan saja peranmu, sebagai ibu
untuk anak dari rahim saudarimu.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ya, taat. Bagai Nabiyullah Ibrahim,
melaksanakan peran dari Allah untuk membawa istri dan anaknya ke padang yang
kering. Kemudian, rencana Allah luar biasa, menjadikannya kisah penuh hikmah
takdir manusia.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ya, taat. Bagai Nabiyullah Ayub yang
nestapa adalah bagian dari hidupnya, dan kau dapati ia tetap mempesona,
menjadikannya kisah sabar yang tanpa batas berujung surga.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Ya, taat. Bagai Nabiyullah lainnya.
Berkacalah pada mereka, dan jejaki kisah ketaatannya, maka taat adalah cinta.
Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya
taat kan?
Taat yang dalam suka maupun tidak
suka.
Taat yang bukan tanpa keluh, namun
mengupayakan agar keluh menguap bersama doa-doa yang mengangkasa menjadikan
kekuatan untuk tetap taat.
Mainkan saja peranmu, dalam taat
kepada-Nya, dan karena-Nya.
(Salim A. Fillah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar