Halaman

Minggu, 17 Desember 2017

PEREMPUAN ANEH DALAM KWK 02

Saya pertama kali bertemu dengan perempuan itu kira-kira dua minggu yang lalu.  Hampir saya berteriak kaget ketika masuk ke dalam angkutan KWK 02 dan bertubruk pandang dengannya.  Apalagi tak seorang pun ada dalam angkutan jurusan Cililitan-Cilangkap itu.
Waktu menunjukkan pukul 22.00.  Malam pekat.  Saya pulang dari TIM. Usai rapat dengan teman-teman Dewan Kesenian Jakarta.  Saya memang sengaja tak naik taksi, agar bisa lebih hemat.  Ah, saya menarik napas tak panjang.  Perempuan itu tak berkedip menatap saya.  Saya membuang wajah ke jalan raya, tak mau membalas menatap.   Ya Allah, siapa dia? Kapan ia turun? Dimana ia turun? Ada apa dengannya?  Pertanyaan pertanyaan itu berkecamuk di benak saya.  Apakah ia gila? Mau menodong? Apa ia akan mebayar ongkos? Atau perlu saya bayari.

Senin, 11 Desember 2017

SEHAT DENGAN OLAHRAGA, HEBAT DALAM MEMBELA AGAMA

Tujuan olahraga agar raga bugar dan ibadah lancar. Jikapun sampai ahli, keahlian itu bisa untuk membela agama Allah. SETIAP usai foto dalam keadaan sedang berolahraga, kemudian di upload ke media sosial, seringkali banyak orang menghubungkannya dengan kesehatan.
Hal tersebut memang tidak sepenuhnya salah, meski tidak sepenuhnya benar. Sebab kesehatan seseorang tidak mutlak ditentukan oleh kedisiplinannya dalam berolahraga, tetapi juga dipengaruhi oleh pola pikir, dan kejernihan hati.

Selasa, 05 Desember 2017

INILAH POLA MAKAN RASULULLAH SAW

“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah subhaanahu wa ta’ala, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah subhaanahu wa ta’ala telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.