Halaman

Selasa, 22 Juli 2014

Kuat dengan Bersungguh-sungguh


Merenungi hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengingati diri sendiri yang kerap lalai, bercermin dan bertanya, adakah kepatutan bagi diri ini untuk disebut kuat. Sesungguhnya Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ, اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam (mengerjakan) hal-hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah bersikap lemah.” (HR. Muslim).

Ada beberapa pelajaran penting dalam hal ini. Pertama, mukmin yang kuat lebih disukai daripada mukmin yang lemah. Tetapi keduanya memiliki kebaikan, sehingga mukmin yang lemah pun tak dapat diremehkan. Kedua, salah satu kunci kebaikan dan kekuatan itu adalah kesungguhan yang benar-benar kuat dalam hal-hal yang bermanfaat. Ia bersemangat melakukan manakala mengetahui bahwa itu merupakan kebaikan yang membawa manfaat bagi agama, betapa pun ia tak begitu menyukai. Ketiga, tak akan kuat dan tak akan sanggup kita menghadapi keadaan jika kita merasa lemah (تَعْجَزْ); yakni merasa tak sial, tak ada harapan, atau sia-sia.
Di antara perkara yang mudah menjatuhkan kita kepada perasaan lemah, sial dan tak ada harapan adalah hilangnya pengharapan hanya kepada Allah Ta’ala dan sibuk menyesali apa yang telah berlalu disebabkan lemahnya iman kepada takdir; sibuk meratapi apa yang telah lewat seakan sehingga ingin mengubah masa lalu. Padahal, seburuk apa pun keadaan yang ada di hadapan mata kita, tetaplah pandangan lurus ke depan. Bukan semata soal optimisme, tetapi yakin pertolongan Allah Ta’ala sangat dekat.
Mari sejenak kita renungi hadis yang nyaris senada. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan.” (HR. Muslim).
Semoga catatan sederhana ini bermanfaat.*
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
(Hidayatullah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar