Halaman

Rabu, 06 November 2013

PERANAN HUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA



Nilai Kontribusi Hutan dalam Pembangunan Nasional
Nilai Sosial
Pada saat ini, diperkirakan hampir setengah dari total jumlah penduduk di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung, mengantungkan hidupnya pada hutan (Anwar, 2000).  Jumlah ini kira-kira sama dengan 100 juta orang.  Ketergantungan ini dapat berupa tersedianya lapangan kerja dalam kegiatan pengelolaan hutan dan industri kehutanan dalam arti luas, dan berbagai kegiatan usaha lain yang berhubungan dengan hasil hutan dan kegiatan pengelolaan hutan.  Nilai ini belum termasuk fungsi hutan dalam menyediakan berbagai bentuk jasa untuk kepentingan kegiatan budaya, keagamaan dan aktivitas sosial lainnya.

Nilai Ekologi atau Lingkungan
a.  Nilai jasa perlindungan terhadap pencegahan erosi dan pengendapan lumpur dalam wilayah DAS, diperkirakan sebesar US $ 22,0 milyar/tahun (Anwar 2000).
b.      Nilai jasa hutan untuk menyimpan karbon dengan tarif sebesar US $ 10/ton/tahun (Anwar 2000), maka dari seluruh hutan tropika di Indonesia diperkirakan sebesar: 0,50 x 120,4 juta hektar x 250/ton/hektar x US$ 10/ton/tahun= US $150,1 milyar/tahun
Nilai-nilai tersebut baru sebagian kecil saja dari jasa ekologis ekosistem hutan Indonesia.  Beberapa nilai jasa ekologis lain yang sangat besar belum diketahui nilainya adalah:
a.       Nilai perlindungan terhadap banjir.
b.     Nilai keanekaragaman hayati, berupa jasanya sebagai habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna yang nilainya sangat tinggi dan belum diketahui, serta nilai perlindungan terhadap hama dan penyakit tanaman pertanian berkat adanya berbagai jenis predator yang tinggal di dalam hutan
Nilai ekonomis
Secara umum dan kualitatif, nilai ekonomis peran hutan dalam pembangunan nasional di Indonesia dapat dinyatakan sangat penting. Gambaran rinci dari sebagian nilai tersebut adalah sebagai berikut:
a.  Hasil hutan, terutama kayu, merupakan modal awal untuk pembangunan ekonomi nasional secara berkelanjutan yang dimulai pada tahun 1969.  Pada masa itu, pendapatan negara sebagian besar bersumber dari minyak bumi dan hasil hutan, terutama kayu.
b.  Dalam rentang tahun 1969-1994, hasil hutan secara keseluruhan telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan pendapatan perkapita penduduk Indonesia dari sebesar US $ 70,0 tahun 1969 menjadi US $ 884,0 pada tahun 1994 (Kompas edisi 3 April 1995)
c.       Selama periode tahun 1989-1999, sumbangan devisa dari industri perkayuan saja telah memberikan devisa bagi negara rata-rata 20% dari total devisa negara pada periode tersebut (Kartodihardjo, 1999)
d.   Antara tahun 1994-1998, besarnya devisa dari hasil ekspor kayu gergajian dan kayu lapis diperkirakan sekitar: US $ 15,302 juta atau 15,3 milyar dolar Amerika Serikat (Departemen Kehutanan).
e.     Pada era reformasi antara tahun 1999-2000, dari hasil ekspor kayu gergajian dan kayu lapis diperoleh devisa sebesar US $ 2,736 juta atau 2,7 milyar dolar Amerika Serikat. Apabila dihitung kayu olahan lain senilai 4,4 milyar (US $).  Nilai ini belum termasuk hasil hutan bukan kayu dan fauna serta flora selain kayu (Departemen Kehutanan).
Peran hutan dalam pembangunan nasional Indonesia di masa yang akan datang
Adapun peran hutan yang diharapkan di masa yang akan datang, antara lain:
a.       Menyediakan lahan untuk bercocok tanam atau berbagai usaha lain bagi masyarakat di sekitar hutan, tetapi  tanpa merubah fungsi utama hutannya.
b.     Menyediakan berbagai hasil hutan bukan kayu untuk bahan baku industri dan keperluan masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya.
c.    Memberikan manfaat selain kayu, berupa: hasil hutan bukan kayu, lahan untuk kegiatan budidaya tanam-tanaman yang bernilai ekonomi tinggi (jamur, tumbuhan obat dll), jasa keindahan untuk obyek ekowisata, jasa menghasilkan air segar bersih dan kaya mineral, dll
d.      Berbagai upaya konservasi dalam rangka memelihara dan meningkatkan nilai ekologis, sosial budaya dan ilmu pengetahuan, sebagai bentuk kontribusi hutan Indonesia terhadap pemeliharaan kualitas lingkungan dunia.
e.   Keberadaan hutan yang cukup luas dan dengan kualitas yang tinggi, utamanya hutan alam, akan sangat menguntungkan bagi posisi dan nama baik (citra) bangsa Indonesia dimata negara-negara lain di dunia, terutama di mata negara-negara maju.
Sumber: Pengantar Ilmu Kehutanan (Endang Suhendang 2002)

5 komentar:

  1. malam pak,.. cuma blogwalking aja,.. ditunggu kunjungan baliknya
    http://forester-untad.blogspot.com/
    sekalian mw tanya.. itu gambar di postingannya,.. kan disamping postingan.. apa bawaan tempelate blognya, atau ada script khusus..??

    BalasHapus
    Balasan
    1. bawaan blogger..setelah gambar diinsert, klik kanan gambarnya, terus atur sj letak dan ukurannya....ada pilihannya muncul setelah gambar diklik. sy biasa jg berkunjung keblogmu, cuma tdk meninggalkan jejak....

      Hapus
    2. oh,.. mksih pa.. tetep saja pak.. biar letak gambarnya di kiri,.. tpi postinganx tetep di bawah gambar,.. tidak bisa berdampingan dg gambar,..

      Hapus
    3. coba letakkan kursornya disamping tulisan....setelah itu insert gambarnya.

      Hapus
    4. tetep g' bisa pa.. tapi dh z dpt carax browsing.. hrus di beri cript pd HTML nya.. smngt blogging pak..

      Hapus