Nilai Sosial
Pada saat ini, diperkirakan hampir
setengah dari total jumlah penduduk di Indonesia, baik secara langsung maupun
tidak langsung, mengantungkan hidupnya pada hutan (Anwar, 2000). Jumlah ini kira-kira sama dengan 100 juta
orang. Ketergantungan ini dapat berupa
tersedianya lapangan kerja dalam kegiatan pengelolaan hutan dan industri
kehutanan dalam arti luas, dan berbagai kegiatan usaha lain yang berhubungan
dengan hasil hutan dan kegiatan pengelolaan hutan. Nilai ini belum termasuk fungsi hutan dalam
menyediakan berbagai bentuk jasa untuk kepentingan kegiatan budaya, keagamaan
dan aktivitas sosial lainnya.
Nilai Ekologi
atau Lingkungan
a. Nilai
jasa perlindungan terhadap pencegahan erosi dan pengendapan lumpur dalam
wilayah DAS, diperkirakan sebesar US $ 22,0 milyar/tahun (Anwar 2000).
b.
Nilai
jasa hutan untuk menyimpan karbon dengan tarif sebesar US $ 10/ton/tahun (Anwar
2000), maka dari seluruh hutan tropika di Indonesia diperkirakan sebesar: 0,50
x 120,4 juta hektar x 250/ton/hektar x US$ 10/ton/tahun= US $150,1 milyar/tahun
Nilai-nilai tersebut baru sebagian kecil
saja dari jasa ekologis ekosistem hutan Indonesia. Beberapa nilai jasa ekologis lain yang sangat
besar belum diketahui nilainya adalah:
a.
Nilai
perlindungan terhadap banjir.
b. Nilai
keanekaragaman hayati, berupa jasanya sebagai habitat bagi berbagai jenis flora
dan fauna yang nilainya sangat tinggi dan belum diketahui, serta nilai perlindungan
terhadap hama dan penyakit tanaman pertanian berkat adanya berbagai jenis
predator yang tinggal di dalam hutan
Nilai ekonomis
Secara umum dan kualitatif, nilai
ekonomis peran hutan dalam pembangunan nasional di Indonesia dapat dinyatakan
sangat penting. Gambaran rinci dari sebagian nilai tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Hasil
hutan, terutama kayu, merupakan modal awal untuk pembangunan ekonomi nasional
secara berkelanjutan yang dimulai pada tahun 1969. Pada masa itu, pendapatan negara sebagian
besar bersumber dari minyak bumi dan hasil hutan, terutama kayu.
b. Dalam
rentang tahun 1969-1994, hasil hutan secara keseluruhan telah memberikan
kontribusi dalam meningkatkan pendapatan perkapita penduduk Indonesia dari
sebesar US $ 70,0 tahun 1969 menjadi US $ 884,0 pada tahun 1994 (Kompas edisi 3
April 1995)
c.
Selama
periode tahun 1989-1999, sumbangan devisa dari industri perkayuan saja telah
memberikan devisa bagi negara rata-rata 20% dari total devisa negara pada
periode tersebut (Kartodihardjo, 1999)
d. Antara
tahun 1994-1998, besarnya devisa dari hasil ekspor kayu gergajian dan kayu
lapis diperkirakan sekitar: US $ 15,302 juta atau 15,3 milyar dolar Amerika
Serikat (Departemen Kehutanan).
e. Pada
era reformasi antara tahun 1999-2000, dari hasil ekspor kayu gergajian dan kayu
lapis diperoleh devisa sebesar US $ 2,736 juta atau 2,7 milyar dolar Amerika
Serikat. Apabila dihitung kayu olahan lain senilai 4,4 milyar (US $). Nilai ini belum termasuk hasil hutan bukan
kayu dan fauna serta flora selain kayu (Departemen Kehutanan).
Peran hutan
dalam pembangunan nasional Indonesia di masa yang akan datang
Adapun peran hutan yang diharapkan di
masa yang akan datang, antara lain:
a.
Menyediakan
lahan untuk bercocok tanam atau berbagai usaha lain bagi masyarakat di sekitar
hutan, tetapi tanpa merubah fungsi utama
hutannya.
b. Menyediakan
berbagai hasil hutan bukan kayu untuk bahan baku industri dan keperluan
masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya.
c. Memberikan
manfaat selain kayu, berupa: hasil hutan bukan kayu, lahan untuk kegiatan
budidaya tanam-tanaman yang bernilai ekonomi tinggi (jamur, tumbuhan obat dll),
jasa keindahan untuk obyek ekowisata, jasa menghasilkan air segar bersih dan
kaya mineral, dll
d. Berbagai
upaya konservasi dalam rangka memelihara dan meningkatkan nilai ekologis,
sosial budaya dan ilmu pengetahuan, sebagai bentuk kontribusi hutan Indonesia
terhadap pemeliharaan kualitas lingkungan dunia.
e. Keberadaan
hutan yang cukup luas dan dengan kualitas yang tinggi, utamanya hutan alam,
akan sangat menguntungkan bagi posisi dan nama baik (citra) bangsa Indonesia
dimata negara-negara lain di dunia, terutama di mata negara-negara maju.
Sumber:
Pengantar Ilmu Kehutanan (Endang Suhendang 2002)
malam pak,.. cuma blogwalking aja,.. ditunggu kunjungan baliknya
BalasHapushttp://forester-untad.blogspot.com/
sekalian mw tanya.. itu gambar di postingannya,.. kan disamping postingan.. apa bawaan tempelate blognya, atau ada script khusus..??
bawaan blogger..setelah gambar diinsert, klik kanan gambarnya, terus atur sj letak dan ukurannya....ada pilihannya muncul setelah gambar diklik. sy biasa jg berkunjung keblogmu, cuma tdk meninggalkan jejak....
Hapusoh,.. mksih pa.. tetep saja pak.. biar letak gambarnya di kiri,.. tpi postinganx tetep di bawah gambar,.. tidak bisa berdampingan dg gambar,..
Hapuscoba letakkan kursornya disamping tulisan....setelah itu insert gambarnya.
Hapustetep g' bisa pa.. tapi dh z dpt carax browsing.. hrus di beri cript pd HTML nya.. smngt blogging pak..
Hapus