Mahasuci Allah yang telah membaguskan fisikku maka baguskanlah akhlakku (doa bercermin)
Kupandang lekat-lekat wajahku di
cermin. Kumiringkan ke kiri, ke kanan,
sambil menelusuri garis samar yang terbentuk antara daerah yang biasa tertutup
jilbab dan wajah terbuka. Belasan kali
saraf jariku merasakan permukaan yang tidak rata. Bintik-bintik kecil rapat berjajar di sana. Kudongakkan
daguku. Sebuah benjolan kecil dengan
manis bertengger di sana. Sementara itu,
beberapa bintik merah kecil mengitarinya.
Kudekatkan dahiku ke kaca, serombongan titik hitam menghias di sana
dengan suksesnya. Di pipi? Oho, tiga biji mahluk mungil mengambil
tempat dengan indah. Lengkap sudah!
Kuelus-elus mahluk-mahluk di wajahku itu
sambil berpikir, sejak kapan mereka ada
di sana? Kupencet perlahan-lahan bintik kecil kemerahan yang menunggingkan
warna putih. Ini adalah pengalaman
pertamaku mendapat serangan jerawat sedemikian banyak dalam satu waktu, pada
usiaku yang 28 tahun lewat. Sejak baligh,
aku tidak pernah mengalami problem kulit yang serius, kecuali jerawat satu-satu
yang muncul pada sekitar masa haid.
Lantas, sejak kapan jerawat dan teman-temannya
itu menghias mukaku?Tepatnya, mengapa? Hm,
sejak aku menganti tabir surya dengan alas bedak free oil? Sejak aku pergi ke Lampung dan mengalami perbedaan iklim?
Sejak Jakarta mengalami pergantian cuaca yang tidak menyenangkan? Sejak aku
sering berada di jalanan dan tersirami debu Jakarta dalam rentang waktu cukup
lama?
Nyaris semuanya benar. Akan tetapi, kurasakan ada yang lebih
mendasar dari semua itu. Oh Tuhan!
Mahluk-mahluk itu muncul sejak diam-diam aku merasa bangga dengan kulitku yang
mulus. Jerawat-jerawat itu datang sejak
aku merasa bangga dengan wajahku yang halus tanpa jerawat. Hingga dengan bebas, aku dapat mengenakan apa
saja di sana dan berganti-ganti kosmetik karena merasa kulit wajahku tidak akan
sensitif terhadap bahan-bahan kimia itu.
Namun, kini?
Astaghfirullah! Allah langsung
menghadiahiku sepasukan mahluk mungil yang dengan bangga menduduki wilayah
wajahku. Kini, aku merasakan seperti apa
repotnya para perempuan nyaris sepanjang waktunya berjerawat.
Kini, aku merasakan perihnya bintik-bintik kecil itu saat berwudhu dan
mencuci muka. Kini, aku merasakan
binggungnya menutupi jerawat ini saat pergi ke luar rumah. Kini, aku merasakan sedihnya keluargaku
bertanya-tanya mengapa mukaku menjadi rusak.
Aku bahkan termimpi-mimpi jerawat itu memenuhi seluruh permukaan
kulitku! Rabb, ampuni aku! Tuhan,
maafkan kesombonganku!
Berhari-hari,
akhirnya kubiarkan wajahku tanpa polesan, bahkan sekedar sapuan tipis bedak
sekalipun tidak aku pakai. Aku hanya
menggunakan sabun pembersih. Kuperbanyak
mencuci muka dan berwudhu. Kuperbanyak makan
buah dan sayuran. Akan tetapi, hingga
sebulan berlalu, jerawat-jerawat bandel itu masih bertengger di sana. Ilahi, terima kasih hukumanmu! Syukurku atas
peringatan-Mu.
Kutatap kembali wajahku di cermin. Kutelusuri seluruh permukaannya dengan
telapak tanganku: halus, lembut, kenyal, dan mulus. Tidak lagi bagai kendaraan melalui jalanan
berbatu. Hanya ada flek hitam samar di sana sini masih menghias, menunjukkan bekas
jerawat. Kini, sudah dua bulan terhitung
sejak mahluk-mahluk mungil itu menguasai wajahku.
Lalu sejak kapan mereka pergi? Tidak
jelas. Hanya yang pasti, kemarin-kemarin
aku berusaha menikmati keberadaan mereka.
Berjerawat adalah realitas yang bisa menimpa siapa saja. Kemulusan wajah tidak layak dibanggakan
karena ia hanyalah kondisi fisik yang setiap saat dapat berubah. Aku harus menjaga karunia Allah ini -bukan
membanggakannya- dengan menjaga kebersihannya dan tidak sembarangan
berganti-ganti kosmetik meski hanya sekedar sabun pembersih. Aku rajin berolah raga. Aku makan makanan yang halal dan thoyyib.
Hal yang pasti juga, aku tidak lupa
mensyukuri semua apa adanya dan selalu berdoa sebagaimana doa yang diajarkan
Rasulullah. Kini, tulisan doa itu menghias
cermin di kamarku agar aku tidak lupa membacanya setiap kali bercermin,”Mahasuci
Allah yang telah membaguskan fisikku maka baguskanlah akhlakku (Azimah Rahayu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar